Halo! Sudah bulan Februari aja nih. Selamat Tahun Baru Imlek untuk yang merayakan, semoga di tahun macan ini, kita makin kuat dan bersemangat, seperti macan yang selalu mengaum! Kiranya kesehatan dan kemakmuran menyertai kita semua. Tahun ini, Imlekan rasanya campur aduk, karena Omicron mulai ikutan menyebar di Selandia Baru. Balik lagi deh ke red traffic system, di mana ngumpul-ngumpul lebih dibatasi. Eh iya, saya dan suami sudah dapat booster, dan Abby akhirnya sudah vaksin perdana untuk anak. Semoga Covid segera bisa ditaklukan, walaupun nggak mungkin hilang 100 persen. Kiranya dengan kita divaksin, daya tahan tubuh semakin meningkat, dan nggak sampai parah jika kena virus. Lanjut lagi ya cerita jalan-jalan tahun lalu. Buat yang belum sempat nyimak, boleh dibaca dulu postingan sebelumnya.
Postingan sebelum: Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3
Hari 3: Selasa, 20 April 2021: Queenstown - Blue Pools - Wanaka - QueenstownPagi ini dibuka dengan berita yang kurang asyik. Kalau mengikuti itinerary yang awal kami buat, seharusnya hari ini kami terbang ke Milford Sound, mengikuti cruise, lalu kembali lagi ke Queenstown. Tapi ketika selesai sarapan, saya ditelepon oleh pihak penerbangan, kalau cuaca hari ini kurang baik, penerbangan dibatalkan. Memang Milford Sound ini salah satu wilayah dengan curah hujan tertinggi di dunia, makanya dengar berita cuaca kurang baik ini sudah kami antisipasi. Itulah kenapa kami taruh penerbangan ke Milford Sound di hari ke 3, supaya jika ada apa-apa, kami masih bisa punya 2 hari selanjutnya untuk cadangan. Walapun begitu, kami cukup deg-degan sih, gimana seandainya beberapa hari ke depan tetap nggak baik cuacanya? Ya sudahlah kita serahkan semua pada Tuhan. Itinerary kita untuk hari ke 4 akhirnya kita putar jadi hari ke 3, dan syukurlah, ternyata perjalanan kami seharian itu cuacanya bisa dibilang bagus, tanpa ada rintik hujan sama sekali malah!
Pagi hari, sarapan dulu di Wakatipu Grill yang merupakan restoran utama di Hilton Queenstown. Sekitar pukul 7 pagi, langitnya masih belum terang banget, jadi suasana agak romantis, apalagi dengan banyak chandelier di restonya.
 |
Romantis kan, padahal jam sarapan hehehe. |
 |
Kami beruntung sekali dapat meja di sunroom dimana pemandangannya langsung menghadap Lake Wakatipu. |
 |
Gemes amat lihat Tilly di foto ini. |
 |
Langit mulai beranjak terang. Ngopi dengan pemandangan indah, bikin hati adem. Hari ini kami nggak foto-foto menu sarapan, soalnya sampai 3 hari ke depan sarapan paginya pasti di sini dan menu buffetnya sama semua hihihi. |
 |
Pemandangan cantik matahari terbit di luar restoran. |
 |
Pemandangan yang nggak kalah cantik dari teras kamar kami. Setelah sarapan inilah kami dapat berita kurang bagus, jadi langsung switch itinerary, tukar hari ke 4 jadi hari ke 3. |
Perjalanan kami mulai menuju ke Blue Pools yang berlokasi di utara Queenstown, kira-kira 2 jam lamanya perjalanan dengan naik mobil.
 |
Kami sempat berhenti di lookout point di luar Queenstown, karena pemandangannya cantik sekali. |
 |
Apadaya, sedang banyak perbaikan jalan yang bikin perjalanan kami jadi molor lumayan lama. Untungnya, ada custard doughnut dari Fergbaker menemani perjalanan. Perut jadi bisa diisi donat yang sangat nikmat! |
 |
Si kecil juga sibuk makan donat coklat, sampai belepotan semua. |
 |
Akhirnya setelah kelewatan sedikit, sampai juga kami di parkiran Blue Pools. Senangnya melihat peremajaan tanaman. Pokoknya ada tanaman baru terus! |
 |
Nggak sabar untuk trekking menuju Blue Pools. |
 |
Blue Pools track ini kira-kira 30 menit each way, jadi total bolak balik 1 jam, kalau nggak pakai stop. Jalurnya nggak terlalu berat, tapi tidak bisa dilalui kursi roda atau stroller. Jadilah kami siap dengan gendongan. |
 |
Ternyata mataharinya malah terik, jadilah nyonya pakai cengdem lagi. |
 |
Si kecil langsung deh minta gendong sama bapaknya. |
 |
Paling seneng kalau digendong, serasa naik wahana. Untung di sini dia nggak ketiduran. |
 |
Jembatan gantung yang hanya bisa dilewati maksimum 10 orang. Coba deh zoom rambu kuningnya. Ekstrim banget ceritanya kalau putus, orangnya langsung jatuh ke jurang hehehe. |
 |
Dari atas jembatan pertama ini, langsung terlihat aliran sungai berwarna biru dan airnya sungguh jernih! |
 |
Jembatan gantung goyang-goyang seru juga. |
 |
Beneran deh si Tilly serasa naik wahana, udah digendong, naik jembatan gantung pula. |
 |
Hore, kami berhasil melewati Blue Pools track! |
 |
Jalan sedikit lagi menuju ke bawah.... Karena bapaknya yang gendong, emaknya yang bawa ransel isi ransum deh. |
 |
Sampe juga! Indah ya pemandangannya. Tapi karena kemarin kami habis dari Hooker Valley, kok ini jadi terasa biasa hahaha (sombong kaliiiii). |
 |
Ciri khas Blue Pools ini adalah pebbles yang merefleksikan warna yang dilewati oleh air yang berasal dari glacier yang mencair. Jadilah warna airnya cantik sekali. Yang menarik, area ini disebut Pools alias kolam, padahal merupakan bagian dari Makarora River loh, alias sungai. |
 |
Sesuai dengan warna gambar anak TK, kalau sungai itu warnanya biru, bukan coklat ya. |
 |
Wefie dulu berempat. Di belakang kita adalah jembatan gantung kedua, dimana kita bisa melihat Blue Pools dari atas. |
 |
Eh ada turis baik yang volunteer motoin kita dong! |
 |
Foto lagi dari sisi lawannya. |
 |
Anak-anak seneng banget nemu banyak pebbles, mulai deh main lempar-lempar ke air. |
 |
Airnya biru banget! Saking beningnya, sampai terlihat bebatuan di bawah sungai. |
 |
Nih kalau nggak percaya. Bening bersinar! |
 |
Foto ini diambil dari jembatan gantung kedua. |
 |
Yuk lewatin jembatan gantungnya sebelum akhirnya kita menuju arah pulang. |
 |
Trekking lagi yuk! |
 |
Makin mendekati parkiran, pemandangannya jadi ijo royo-royo. |
Setelah ini, kami melanjutkan perjalanan menuju kota yang sangat terkenal untuk ski jika musim dingin yaitu Wanaka. Perjalanan dari Blue Pools menuju Wanaka kira-kira 1 jam jauhnya, tapi pemandangannya cukup spektakuler, apalagi ketika melewati Lake Hawea.
 |
Stop dulu di lookout point Lake Hawea. Cantik sekali! |
 |
Semuanya asli alam ciptaan Tuhan, nggak pakai editan. |
 |
Silau banget sampai matanya jadi hilang alias sipit. |
 |
Romantis ya, dengan pohon yang daunnya sudah berguguran. |
 |
Sangat menenangkan, pokoknya betah berlama-lama kalau nggak ingat perut sudah lapar. |
 |
Serba biru, langit dan danaunya. |
 |
Jalanan utama di sisi kiri danau, terbayang kan sepanjang jalan pemandangannya seperti apa. |
 |
Sampai juga kami di kota Wanaka, langsung cari parkir dan cari makan. Kalau musim dingin, seluruh gunung di depan itu full tertutup salju. |
 |
Kami memilih makan siang di Amigos. Kebetulan keluarga kami suka banget dengan Mexican food. Lokasi Amigos ini juga cantik sekali di pinggir danau. |
 |
Setelah kami order makanan, suami iseng-iseng keluar untuk foto-foto sambil menunggu makanan datang. Cantik sekali memang Pulau Selatan Selandia Baru. Di mana-mana ada danau cantik. |
 |
Terbayang kalau lagi musim dingin, pasti tambah indah, walaupun kadang nggak tahan dinginnya. |
 |
Ponton di tengah danau. |
 |
Daun-daun di jalan raya mulai berubah warna menjadi oranye. Jadi teringat saat kunjungan ke Nara, Jepang di musim gugur 2015, cantiknya juga seperti ini. |
 |
Kotanya mungil, tapi banyak restoran. Terbayang seandainya border NZ sudah dibuka lagi, pasti bakalan ramai. |
 |
Mewarnai dulu, buat dipajang di dinding. |
 |
Hasil karya anak yang gede sudah jadi, lalu dipajang di dinding restoran. |
 |
Lihat cicinya karyanya dipajang, si kecil nggak mau kalah, dia warnai juga walaupun asal-asalan, sesuai usianya. |
 |
Dan bangga luar biasa pas karyanya dipajang juga di dinding. |
 |
Beef Nachos, isinya sampai tumpah-tumpah, tapi menurut saya kurang banyak chipsnya. |
 |
Chicken and chips for... you know who haha. Anak ayam alias Tilly. |
 |
Beef Baby Burrito untuk Abby. Tentulah ludes des des! Anak ini suka banget dengan segala sesuatu yang diwrap. |
 |
Yang ini namanya Parilla Mixta. Mixed grill of steak, wings, lamb rump, chorizo, BBQ pork rib, patatas bravas, 3 sauces, slaw. Enak dan banyak! Yang saya nggak makan cuma lamb-nya aja. |
 |
Depan resto, pemandangannya secantik ini. |
 |
Anak-anak pas ketemu playground, langsung lari sekencang-kencangnya. |
 |
Bahagia bukan main! |
 |
Perosotannya gede banget, bentuknya dinosaurus. |
 |
Wiiii... baik yang besar maupun yang kecil, sama-sama happy! |
 |
Patung "The Hand that Nurtures" alias tangan yang merawat, di tepi danau. |
 |
Kami pindah lokasi ke sisi lain dari Lake Wanaka, lalu berjalan kaki menyusuri tepi danau, untuk mencari salah satu pohon paling terkenal di dunia. Ada yang tau? Tungguin aja ya di bawah. |
 |
Asyiknya, duduk sambil baca buku di tepi danau. |
 |
Matahari mulai agak turun. |
 |
Nampak gunung dengan salju di atasnya. |
 |
Zoom dikit lagi, biar saljunya makin kelihatan. |
 |
Menatap masa depan... atau menatap bebek? |
 |
Ada yang sudah bisa lihat pohon istimewanya? |
 |
Luar biasa perpaduan warnanya, ada kekuningan dari pohon, dan biru dari gunungnya. Lalu ada yang nyempil di tengah air. |
 |
Inilah pohon legendaris yang sungguh terkenal di dunia, dengan julukan "That Wanaka Tree". Sesungguhnya, ini adalah pohon Willow, tapi karena lokasinya ada di tengah danau, dan pemandangan sekitarnya luar biasa indah, pohon ini jadi begitu terkenal. Setiap ganti musim, pohon ini ikutan bertransformasi. Coba deh google image "That Wanaka Tree" dan lihatlah sensasi keindahannya di musim-musim berbeda. |
 |
Foto di depan pohon terkenal, pohonnya sih dicuekin, yang menarik buat anak-anak malah batu! |
 |
Wefie dulu untuk kenangan. Pohonnya jadi balik arah deh kena mirror effect hahaha. |
 |
Buat kenangan. |
 |
Tuh kan, malah lempar-lempar batu ke tengah danau. |
 |
Senangnya lihat anak-anak lari-larian dengan bebas. |
 |
Daun-daun berguguran, betapa indahnya. |
Setelah akhirnya ketemu pohon istimewa, kami lanjut perjalanan balik menuju Queenstown dengan melewati Cardrona Valley yang punya 2 icon terkenal yang lokasinya berseberangan. Yang pertama adalah: Bradrona!
 |
Wuihhhh... bra berbagai ukuran digantungin sepanjang pagar! Awalnya pagar ini hanya sekedar pagar biasa. Tapi di tahun 1999, mendadak ada 4 bra yang digantung di situ secara misterius, dan lama-lama jumlahnya jadi makin bertambah. Pada akhirnya, makin banyak saja bra yang tergantung di situ, dan pada tahun 2015, pagar penuh bra tersebut diberi nama Bradrona, dan dari kotak donasi yang ada di daerah situ, sudah terkumpul puluhan ribu dolar yang didonasikan untuk mensupport penderita kanker payudara. Kira-kira saya ikutan gantung bra nggak ya? Rahasia! |
 |
Anak iseng. |
 |
Eh yang kecil nggak mau kalah! |
 |
Panjang juga ya pagarnya! |
 |
Eh yang ini juga ikutan! Untung yang dipegang cuma patung. |
 |
Seperti biasa, wefie untuk kenangan. |
 |
Ayo, mau ukuran dan motif apa? |
 |
Yang besar posenya malah pegangin dada sendiri hehehe. |
 |
Ujung ke ujung bra semua! |
 |
Di seberang Bradrona adalah bangunan ikonik Cardrona Hotel. Berdiri sejak 1863, hotel ini masih beroperasi sampai sekarang. Kalau mau coba nginap di bangunan ikonik, boleh dicoba. |
 |
Di sebelah Cardrona Hotel ada bangunan General Store dan kantor pos yang sekarang sudah tidak berfungsi lagi. |
Kami sempat mampir ke hotel sebentar, lalu lanjut lagi ke downtown Queenstown untuk makan malam. Berhubung kami sudah punya reservasi di restoran lain untuk besok malam, malam ini adalah kesempatan kami satu-satunya untuk mampir di Fergburger yang legendaris itu. Pergi wisata di saat masa pandemi dan border closing ternyata membawa berkah juga. Kami nggak usah ngantri dan nunggu lama di Fergburger. Konon biasa antriannya di atas 1 jam. Lalu seenak apa sih si burger legendaris ini?
 |
Fergburger, langsung bisa duduk manis nggak pakai antri. |
 |
Berhubung anak-anak nggak mau makan burger, kami mampir ke Fergbaker untuk beli chicken pie dan beef mince pie untuk para bocah. Dan ternyata enak-enak semua (kata mereka). |
 |
Untuk burgernya, saya pesan yang The Fergburger (Prime NZ beef, lettuce, tomato, red onion, aioli & tomato relish) alias originalnya, lalu suami pesan yang Ferg Deluxe (Prime NZ beef, streaky bacon, cheddar cheese, sweet dill pickle, lettuce, tomato red onion, aioli & tomato relish). Tadinya saya minta tambah cheese, tapi suami lupa pesenin (nasib deh hahaha). |
My honest review... kok biasa-biasa saja ya? Termasuk yang deluxe juga biasa-biasa saja. Enak sih, tapi nggak istimewa banget buat kami. Apa karena kami sudah nyoba banyak burger enak ya? Banyak orang ngefans sama burger ini termasuk Ed Sheeran. Si Ed sampai minta Fergburger khusus dibawain saat dia konser di NZ. Suami saya bilang, mungkin aja kita ketemu chef yang kurang pas, tapi ya kalau balik lagi ke Queenstown, we'll give another try.
 |
Lumayan ramai, lebih ramai dari kemarin, tapi nggak pakai ngantri. |
 |
Muka-muka konsumer burger dan pie. |
 |
Karena kami puas banget dengan rasa Fergbaker kemarin malam, malam ini kami balik lagi beli donat-donat nikmat, ditambah 2 dessert cantik ini buat dicemilin di hotel. |
Selesai sudah perjalanan kami di hari ke 3.Hari ke 3 ini termasuk yang paling "standar" diantara hari-hari lainnya dalam trip kami saat itu. Makin ke belakang, tripnya makin seru dan pemandangannya makin menakjubkan! Nggak percaya? Tungguin aja post selanjutnya.
Post selanjutnya: Bagian 5
blue pools track itu cakep banget ya... pengen hiking disana...
ReplyDeleteBuat trekking cakepan Hooker Valley pemandangannya, Man. Yg di post bagian 2. Cakep bener.
Delete