Abby dan Tilly Tamasya ke South Island - Bagian 3

Halo lagi! Tumben-tumbenan kan Ibu Leony sudah balik untuk update lagi? Hihihi. Ini lagi-lagi semata-mata karena suami yang ngingetin. Kalau nggak mah, milih ngaso aja deh abis nyetrika setumpuk. Gimana 2022-nya? Semoga so far so good ya, despite banyak berita ngga enak berseliweran soal omicron, yang penting kita tetap semangat, jaga kesehatan, dan berpikir positif (asal jangan diri kita yang positif kena Covid). Kali ini kita lanjut lagi cerita petualangan kita di South Island. Untuk yang ketinggalan membaca, silakan diintip dulu cerita sebelumnya.

Postingan sebelum: Bagian 1, Bagian 2

Hari 2 Bagian 2:  Senin, 19 April 2021: Twizel - Arrowtown - Queenstown

Setelah photo stop di Lake Pukaki yang menawan itu, kami lanjut menuju ke Twizel untuk stop makan siang di tempat istimewa yaitu High Country Salmon. Buat orang-orang yang demen banget sama salmon, apalagi sashimi, harus banget mampir di tempat ini. Hmm, membayangkan segarnya potongan salmon langsung bikin ngiler berat!

Tukang mancingnya imut banget deh ah!

Seingat saya, ini tuh sudah jam 2 siangan loh, alias sudah lewat jam makan, tapi masih ramai begini. Padahal semua turis lokal. Nggak kebayang kalau nanti border sudah buka, ramainya kayak apaan.

Bisa ngasih makan salmon juga nih! Seru deh ngelihatin salmonnya berebutan ambil makanan sampai lompat-lompat di air. Boleh diintip video di bawah ini, buat lihat slow motion si salmon lompat.



Bisa mancing salmon sendiri juga, ada peraturannya. Kalau buat yang santai-santai dan itinerarynya nggak padat, boleh banget dicoba.

Area peternakan salmon, gede juga yah.

Cara pesan makanannya ngantri begini macem di kantin aja.

Awalnya pesan 2 salmon roll, dan 1 large tray sashimi, plus mince pie buat bocah yang kecil. Akhirnya kami nambah lagi 1 pack salmon roll setelah semua habis, untung masih kebagian.

Suami, pasti pesen long black, buat obat ngantuk. Lihat deh, itu salmon sashimi segar dan tebal-tebal banget. Puas!

Muka-muka bahagia makan salmon yang super fresh.

Mince pienya nggak kalah enaknya! Kulitnya crispy, isiannya tebal banget! 

Ngasih makan ikan, happy deh!

Lagi liburan, boleh deh minum soda.

Oops, perutnya kemana-mana.

Berlagak keberatan ngangkat salmon, padahal mah salmonnya nangkring gak kemana-mana.

Hore, dapet salmon gede!

Abis nangkep salmon yang nggak beda jauh sama badan sendiri gedenya.

Setelah kenyang menyantap salmon, kami lanjut perjalanan menuju Queenstown, dan tidak lupa mampir dulu di Arrowtown yang jaraknya sekitar setengah jam saja dari Queenstown. Arrowtown terkenal sebagai mining city alias kota pertambangan emas di jaman dahulu kala, dan di situlah pertama kali ada Chinese Settlement alias perkampungan orang-orang Tiongkok yang bekerja menambang emas di masa lampau. Kotanya sangat indah, apalagi di musim gugur saat kami pergi, daun-daun mulai menguning.

Baru di daerah parkiran saja, pemandangannya sudah memanjakan mata.

Ada lapangan besar yang kami lewati dari area parkir menuju ke Chinese Settlement.

Memasuki area bersejarah, di mana beberapa bangunan masih dipertahankan sesuai bentuk aslinya.

Numpang nongkrong dulu di jamban hehehe.

Cantik banget gunungnya sudah mulai berwarna oranye, ditempa cahaya matahari yang menuju senja.

Ini loh toko kelontong Ah Lum di jaman dahulu kala. Konon dulunya jadi tempat nongkrong alias ngumpul para petambang. Ah Lum ini adalah pemimpin di Chinese Village, dan dia jadi interpreter antara Pakeha (European) dan orang Tionghoa pada masanya.

Penampakan tokonya dari luar. Kalau sekarang mungkin Indomaret yang depannya ada tukang gorengan hihihi.

Dalamnya klasik banget, kebayang jaman dulu bagaimana, dan kebayang juga betapa dinginnya kalau lagi musim salju.

Jalanan sepanjang Chinese Village ini, dibuat senyaman mungkin untuk pejalan kaki. Sungguh indah karena dikelilingin pohon-pohon yang mulai berguguran.

Baca cerita sejarahnya, sedih juga loh, karena hidup mereka jaman dahulu benar-benar sulit sekali.

Nggak tahan kalau nggak main dengan daun-daun.

Rumah-rumah para petambang jaman dahulu yang bentuknya tetap dilestarikan.

Duh, nggak kebayang deh susahnya di masa itu. 

Untunglah semua hanya tinggal kenangan.

Gayanya nomer wahid!

Masih ada rumah-rumah lain bahkan ada yang nangkring di bukit itu.

Kagum juga dengan pemerintah Selandia Baru yang menjaga Arrowtown seasli mungkin. Makanya populasinya sangat kecil karena pemerintah mencegah adanya bangunan-bangunan baru.

Serasa di negeri dongeng. Cantik banget.

Minta tolong difotoin sama turis yang lewat untuk kenangan.

Anak kecil memang selalu penasaran! Ngintip2  terus dia ke dalam rumah-rumahnya.

Rumah paling atas yang nangkring di bukit.

Hampir mentok menuju rumah terakhir.

Supaya tetap hijau, pemerintah terus melakukan peremajaan tanaman.

Foto di ujung jalan alias rumah terakhir di Chinese Village.

Jalan balik menuju ke tengah kota.

Kafe yang cantik banget, tapi sayangnya kami lagi nggak pingin makan.

Ayo, siapa yang mau glindingan dari atas bukit?

Sudah masuk dalam kotanya nih, bangunannya rata-rata masih asli dari jaman baheula.

Abby emang paling juara deh kalau disuruh pose.

New Orleans Hotel ini masih berfungsi loh sebagai B&B dan ada restaurantnya. Warna bukitnya cantik ya!

Boleh dong gaya dulu.

Sedikit area yang sudah sedikit dimodernisasi. Banyak restaurant dan butik-butik lokal NZ di area sini.

Arrowtown Post Office Building. Masih berfungsi sampai sekarang.

Tilly penasaran mau masukin tangan ke kotak pos, sampai perlu diangkat.

Di seberang kantor pos ada Lakes District Museum. Sayangnya karena kesorean, museumnya sudah tutup. Waktu saya kecil dulu, sempat masuk ke sana, nonton diorama dan cerita pertambangan emas di masa lalu.

Perangko peringatan 100 tahun Arrowtown Post Office. Lucuan yang ini.... atau...

Lucuan yang ini?

PO BOX jadul yang masih sangat terawat.

Capek nih nonstop jalan kaki, ngaso dulu ah!

Hari gini masih ada telepon umum? Wow!

Arrowtown Public Library yang begitu asri dikelilingi pohon-pohon tinggi.

Wefie berempat untuk kenangan di Arrowtown.

Bajak jaman dahulu, entah gimana cara kerjanya, yang jelas anak-anak semangat banget manjat dan pura-pura nyetir.

Untuk nyemil sore, kami mampir di Patagonia Chocolate. Pusatnya di Queenstown. Kami cuma mau mampir makan eskrim. 

Double scoop untuk mama dan Tilly, single scoop untuk Abby, karena Abby tidak mau berbagi hahaha.

Deretan coklat penggoda iman. Untungnya saya nggak gimana-gimana sama yang manis-manis.

Berbagai gelato yang yummy!

Kopi suami, lengkap dengan butter cookies mungil.

Keliatan kan siapa yang napsu banget mau makan eksrimnya?

Selepas dari Arrowtown, perjalanan kami lanjutkan ke Queenstown, dan matahari pun hampir terbenam. Nggak jauh kok, hanya 30 menit saja dari Arrowtown.

Kita langsung check in di hotel kita untuk 3 malam ke depan. Ada yang bisa tebak ini hotel mana? Suami dan anak-anak nggak turun karena saya cuma check in, ambil kunci, lalu kami langsung ke parkiran dan kamar kami lokasinya lebih dekat ke parkiran.

Selama 4 hari 3 malam ke depan, kami menginap di Hilton Queenstown, dan kamar yang kami pilih adalah 2 Bedroom Residence, dengan 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi. Ukurannya sekitar 90m2. Sebenarnya, kira-kira 2 minggu sebelum berangkat, kami baru nyadar kalau tipe 2 Bedroom Residence ini nggak ada bath tub-nya. Pas hubungi hotelnya untuk upgrade ke yang 2 kamar mandi, kami cuma masuk waiting list karena ternyata hotelnya penuh. Sampai hari H, resepsionis mengabarkan, kami nggak bisa upgrade kamar. Walaupun begitu, kami bahagia banget pas masuk kamarnya. Apalagi pas buka pintu teras, bahagianya dobel! Mau lihat? 

Dining area lengkap dengan full kitchen. Ada kompor, oven, dishwasher, microwave, sampai kulkas ukuran besar. Di sebelah dapur ada pintu keluar menuju ke teras.

Living room yang cantik, lengkap dengan heat pump dan perapian.

Begitu buka pintu teras, langsung seperti ini pemandangannya. Gimana nggak bahagia? Pemandangan langsung menghadap Lake Wakatipu. Kami booking kamar lengkap dengan makan pagi. Tapi kalau misalnya mau irit mah, makan Indomie dengan pemandangan begini juga pasti hepi yah!

Bulan sudah mulai muncul di langit.

Kitchen yang lengkap dan modern.

Dekornya minimalis tapi nyaman sekali.

Kamar utama dengan akses langsung ke kamar mandi.

Kamar mandi yang luas, dengan standing shower. Tersedia juga mesin cuci dan dryer. Lengkap deh!

Kamar anak-anak. Pokoknya liburan harus nikmat, dilarang umpel-umpelan. Anak-anak sudah ngetag ranjang masing-masing.

Di ranjang anak-anak masing-masing siap 1 set handuk dan perlengkapan mandi dari Crabtree and Evelyn. Jadi 4 orang ya dikasih 4 set.

Ngga ada hubungannya sama kamar, tapi gemes aja liat anak ini berdiri pakai satu kaki hehehe.

Dari luar kamar, ada trail untuk jogging juga.

Bulannya makin naik, suasana makin temaram. 

Lokasi Hilton Queenstown itu ada di seberang downtown Queenstown. Lake Wakatipu berada di antaranya. Untuk ke tengah kota, bisa naik water taxi, atau naik mobil. Kalau nginap di Hilton, bisa dapat special price untuk naik water taxi. Kami milih naik mobil saja, lebih flexible waktunya, nggak takut ketinggalan. Kira-kira hanya 10 menit saja lama perjalanan naik mobil menuju downtown untuk makan malam.

Oh iya, baca review2 orang sebelum kami berangkat, pada bilang kalau Hilton Queenstown parkirnya susah, katanya jumlah cuma secuil, dan harus naik2 bukit saking susahnya. Ternyata, itu mah buat yang nyari parkir gratisan. Pantesan aja susah hehehe. Tenang aja kalau nginap di sini, tinggal keluar $45 per malam untuk parkir, bisa langsung masuk basement, parkiran lumayan banyak, dan enaknya dari parkiran langsung akses menuju kamar, gak usah via lobby sama sekali. Malah jauh lebih enak dan irit waktu. Kalau dibilang mahal, ingat aja, waktu dan tenaga juga mahal. Lagian kl parkir bayar gini, tenang hati, mau balik jam brapapun dari kota, parkiran pasti tersedia. 

Cari parkir di downtown Queenstown ini nggak gampang. Tapi berhubung sekarang lagi nggak ada turis impor, nggak susah-susah amat. Cuma gimana ya, berasa sepi aja gitu, padahal Queenstown ini mestinya hype banget.

Ada orang ngumpul begini, kirain lagi ngapain, nggak taunya nonton tukang ngamen hihihi.

Patung William Rees, dengan latar belakang Patagonia Chocolate. Nah ini pusatnya Patagonia Chocolate. William Rees sendiri dianggap sebagai pendiri kota Queenstown.

Untuk makan malam, kami mampir di Pog Mahone's Irish Bar. Pog Mahone adalah Irish Bar ikonik di Queenstown yang dibangun seautentik mungkin oleh orang Irlandia, bahkan kayu-kayunya diimpor dari sana. Lokasinya sangat strategis di tepi danau, asik banget untung nongkrong-nongkrong kalau nggak dingin. Tapi kami sih nggak tahan dingin, milih duduk di dalam saja di sebelah jendela. 

Appetizer kami: Garlic, Chorizo, and Chilli Prawn, with Toasted Sourdough. Yummy banget!

Chicken Tender and Fries untuk Tilly (makanan kebangsaan kalau makan di luar hehehe).

Banger and Mash untuk Abby. Abby itu kalau denger kata mashed potato, matanya langsung berbinar. Doyan banget dia dengan mashed potato with gravy. 

Chicken Parmagiana untuk suami.

Homemade Seafood Chowder untuk saya. Bosen nggak lihat saya pesan Seafood Chowder? Menu ini selalu jadi favorit saya, dan di tiap tempat pasti punya ciri khas sendiri.

Setelah kenyang dari Pog Mahone, kami jalan-jalan keliling kota, sekalian mampir lewatin Fergburger yang legendaris itu. Jaman "normal" sebelum Covid dulu, kalau mau makan burger ini, antrinya minimal 1 jam. Toko belum buka saja, orang sudah nangkring di luar. Tapi kali ini, sepi... sedih sih, karena Queenstown ini bergantung banget dari turis.

Adem ayem. Berhubung kami sudah makan malam, Fergburgernya "disimpan" dulu untuk dinner mendatang. Penasaran nggak sama rasanya? Tungguin aja di postingan2 selanjutnya, kapan ya kita balik ke Fergburger?

Kami mampir ke sebelahnya Fergburger yaitu Fergbaker yang juga terkenal. Bisa tebak paling terkenal apanya? 

Di etalase menggiurkan semuanya. Ada sandwich2 dan wrap.

Berbagai pastry dan danish yang menggoda iman.

Croissant dan pie di warmer, serta roti-rotian. Haduh ngiler! 

Dan inilah yang paling terkenal, yaitu Boston Cream doughnutsnya! Asli uenaaak! Donatnya empuk, dan custardnya superb! Malam itu saya coba donat boston cream, donat coklat, dan chocolate tartlet. Semua enak! 

Yang ini punya Ferg juga, jual berbagai jenis eskrim. Pokoknya kalau mau kulineran, segala aya!

Jalan lagi, melewati Cookie Bar yang juga terkenal. Kalau hobi dengan cookie merek Cookie Time, wajib mampir ke Cookie Bar. Saya sendiri doyan Cookie Time, tapi jangan sering-sering karena manis banget. Yang doyan manis sih, harus mampir kemari.

Foto di depan gerbang taman sebelum balik ke parkiran. Badan udah capek, waktunya kita istirahat.

Bonekanya anak-anak si Jingle Rabbit, ikutan mandi juga dia. Gara-gara keseret2 jadi hitam bodynya. Sekarang bersih deh. Tinggal nunggu kering di lemari hihihi.

Anak-anak sudah mandi, tinggal nyantai sambil nonton kartun. Selamat malam Queenstown!

Akhirnya, selesai juga nih perjalanan di hari kedua yang lumayan padat. Lengkap kan? Dapat trekking, dapat makan salmon, dapat mampir ke Arrowtown, paket lengkap. Gimana dengan hari ke tiga? Hari ketiga dimulai dengan info yang bikin itinerary kami hampir berantakan. Penasaran kenapa? Tunggu aja ya di post selanjutnya.

Post selanjutnya: Bagian 4

Comments

  1. Duh salmonnya itu bikin ngileeer 🤤
    Suka deh kotanya di reserve kaya jaman dulunya, dan rasanya banyakan pohon daripada rumah dan orangnya, adem ayem gitu liatnyaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. duh p nya ketinggalan, preserve maksudnyaa 😅

      Delete
    2. Hi, Mia. Sip, jangan lupa mampir makan salmon ya kalau ke NZ.
      Arrowtown memang dijaga banget sama pemerintah supaya nggak terlalu "berkembang". Penduduknya aja nggak sampai 5,000 orang kalau nggak salah. Orang ke sana lebih untuk wisata.

      Delete
  2. Bagus semuaaa.. lake pukaki, hooker valley, queenstown dll.
    Makanan2nya juga enak2 semua ya Leony..
    Someday harus ke NZ..semangat doa dan kerja yess :D
    Happy chinese new year ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Harussss. Katanya sih sblm akhir tahun ini sudah bisa buka border untuk turis. Semog deh. Udah kangen keluarga. Tp siap2 antrian visa panjang.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Yang Dalem Dalem

Motherhood Saga: Barang-Barang Esensial Mama dan Abby Bag. 1

Tutorial Sok Kreatif - Dekorasi Kelas