Liburan Keluarga Desember 2019 - Bay of Islands

Tinggal 2 bulan lagi kita akan segera menyudahi tahun 2020. Tahun yang begitu cepat berlalunya, ditengah berbagai badai yang dihadapi dunia terutama Covid-19. Tadinya saya agak malas posting foto liburan keluarga di akhir tahun 2019, karena kok rasanya sudah mau basi gitu. Kemudian saya mikir, entah kapan lagi keluarga dari Indonesia bisa datang kembali ke Selandia Baru, dan entah kapan kami bisa bertemu lagi secara langsung karena pulang ke Indonesia pun sulit. Perkiraan saya, tahun depan pun, belum tentu bisa bertemu lagi. Jadilah liburan Desember 2019 lalu, di kala Papi, Mami, dan adik ipar saya mengunjungi kami di sini, menjadi saat terakhir kita bisa berpelukan langsung, sebelum pandemi melanda. Maka dari itu, saya putuskan untuk memposting foto-foto liburan yang lalu. Ada hal yang lama, dan ada hal yang baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya, walaupun lokasinya sama. Selain itu, ngelihat pertumbuhan anak-anak, oh cepatnya! Selain trip ke Bay of Islands, ada juga trip lain yang kami lakukan bersama di akhir tahun lalu juga, yaitu ke Ruapehu dan Rotorua, tapi kali ini dicicil dulu. Yuk kita nikmati bersama foto-fotonya, dan bisa ikut membayangkan kalau suatu hari mengunjungi Selandia Baru, bisa mampir ke tempat-tempat tersebut. 

Rabu, 18 Desember 2019

Mungkin teman-teman yang suka ngunjungin blog ini mikir, sudah berapa kali sih Leony dan keluarga pergi ke Paihia? Kok lumayan sering muncul di blog. Jawabannya adalah....eng ing eng... 5 kali! Saya sih 4 kali, tapi Abby dan Papanya 5 kali soalnya saya satu kali nggak ikut lantaran Tilly baru lahir, so mereka cuma pergi barengan sama Mami mertua dan ipar yang lagi kunjungan nengok Tilly. Jadi as a whole family, kami sudah ke Paihia 4 kali. Pertama pas saya hamil Tilly (part 1, part 2, part 3), kedua sama teman-teman keluarga muda di sini, ketiga barengan mama saya, dan keempat ya Desember tahun lalu yang akan saya ceritakan di sini. Bosen nggak sih? Jawabannya, nggak! Soalnya selalu ada aja hal baru yang kita explore. Dan kali ini, ada Papi mertua yang bakalan baru kali pertama ke Paihia. Seperti biasa, sebelum sampai Paihia, kita stop dulu di Whangarei, 2 jam dari Auckland, untuk makan siang di tempat langganan kita, Serendipity Cafe.


Udah mau Natalan, dibawain kacamata ginian sama oo-nya (adik ipar saya), dipakai terus! Dalam setahun saja, udah berubah lagi mukanya Abby.

Cemil-cemil. Lupa foto makanan di sini. 

Tiap mampir ke situ, karena posisinya dekat playground, pasti anak-anak fokusnya langsung kabur ke playground dan main. 

Pasangan berbahagia, pose dulu di Boat Quay

"Bang, stop bangggg....." (gaya nyetop angkot paling wahid).

Whangarei Falls, tiap ke Paihia pasti mampir foto di sini. 

Wefie wajib! Biarpun air terjunnya cuma kelihatan seiprit di pojokan hahaha.

Foto anak kembar.

Dua anak cukup. Ngomong-ngomong, pohon-pohon yang baru ditanam di belakang itu jumlahnya ada 51, sesuai dengan jumlah korban penembakan masjid di Christchurch. Jadi pohon tersebut didedikasikan untuk para korban. 

Oma, anak mantu, dan cucu.

Untuk tempat menginap kali ini, kami stay di Waterfront Suites (sama seperti pas pergi ke sini pas hamil Tilly dulu), tapi kali ini saya ambil unit apartemen 3 kamar dengan 2 kamar mandi. Saya buru-buru book apartemen ini kira-kira 4 bulan sebelum keberangkatan, soalnya makin mepet, apalagi liburan akhir tahun, harga per unitnya mencapai $800 per malam. Karena sudah book jauh-jauh hari, jadi nggak sampai segitu, walaupun tetap kekep dompet juga. Keunggulan stay di sini adalah, lokasinya yang oke banget, unitnya bagus dan bersih, dan pemandangan dari balkon kamar itu langsung menghadap pantai. 

Balkon luas, kaca transparan, dengan pemandangan langsung ke laut. 

Santai dulu aaahhh....

Anak kecil, ranjang pun rasa trampolin.

Enak kan unitnya. Living area luas, dengan dapur yang mumpuni, dan yang juara sih memang pemandangannya. 

Sore-sore ngopi di sini, asik sekali.

Jalan-jalan sore sebelum dinner, tadiya mau mampir ke Cellini's, toko gelato yang terkenal di situ. Apadaya sudah keburu tutup. Tapi tetep dong, beli gelato di tempat lain. Enak juga kok. 

Yummy!


Habis makan eskrim, nggak lama sudah dinner time, lanjut lagi untuk makan di tempat langganan kita tiap kali ke Paihia yaitu Jimmy Jacks dengan specialtynya, BBQ Pork Ribs. 

The Big Rib Boards, 3 slab langsung

Curly Fries

Chicken Nugget and Fries buat bocah kecil ini, kalau yang gede sih doyan ribs. 
Seafood Chowder, makanan kesukaan saya, nggak bosen-bosen sama menu ini. 


Calamari Rings

Berhubung lagi summer, pukul 8 malam saja masih lumayan terang begini. Jadilah bisa foto-foto dulu di pinggir pantai. 

Pasangan bapak dan anak.

Selamat datang di Paihia!

Adek dan kokonya, mirip nggak?

Suasana sunset. Selamat malam, sampai ketemu besok pagi!

Kamis, 19 Desember 2019

Selamat pagi! Hari ini kami memisahkan diri jadi 2 rombongan. Rombongan Papi, Mami, dan ipar ikutan tour ke Ninety Mile Beach dan Cape Reinga yang dimulai dari pukul 7 pagi sampai sore nanti, sementara saya, suami, dan anak-anak, memutuskan lebih santai dan stay di Paihia karena perjalanan ke Cape Reinga itu cukup jauh, kurang pas untuk bawa anak kecil (yang suka mabuk darat alias si Abby). Buat teman-teman yang main ke NZ, boleh banget ambil tour ke Cape Reinga, karena sebagai ujung teratas dari North Island, di sana kita bisa melihat pertemuan antara Laut Tasman dan Samudra Pasifik yang membentuk ombak indah sekali. Walaupun nggak ikutan ke sana, bukan berarti kami diam-diam saja di Paihia. Kami punya agenda sendiri untuk ke Otehei Bay di Urupukapuka Island. Seperti apa keseruannya?

Sarapan kelas berat ala Papa Abby, dua bungkus Indomie Goreng, dengan poached egg. 

Kita naik Ferry khusus ke Urupukapuka Island, kira-kira 40 menit jaraknya dari Paihia. Biayanya untuk PP adalah $50 per orang dewasa, $30 untuk anak-anak usia 5-15 tahun. Sebesar Tilly masih gratis. 

Suasana di dalam Ferry yang bersih dan rapi, ada counter makanan dan minuman ringan jika ingin nyemil.

Sekelompok anak-anak dengan mamanya, mau piknik bareng di Urupuka-puka. Bawaan cemilannya seabrek-abrek. Seru yah. 

Abby paling seneng nih kalau di luar, sambil menikmati angin. 

Wiiii... buih-buih dari mesin kapal.

Seneng banget, kalau ada kursi pasti dia milih nangkring di luar. 

Pemandangan indah, laut bersih, kapal-kapal, dan rumah-rumah peristirahatan di atas bukit. 

Berdiri aja, nggak bisa diem. 

Daripada anaknya jatoh, buka HP aja deh, pakai FB Camera, foto-foto selfie aneh biar anak-anak pada ngumpul. 

Ini salah satu hasilnya huahahahaha...

Hore, sampai juga di Urupukapuka Island. Karena pantainya landai, piernya jadi panjang banget. 

Tujuan pertama adalah, makan siang dulu dong. Kami langsung mampir di restoran yang ada di situ yaitu Otehei Cafe and Bar. Asyiknya makan di sini, bisa langsung menghadap pantai. 

Pemandangan dari dalam restaurant. Kami memilih duduk di dalam restaurant soalnya panasnya lumayan cuy!

Anak kecil, lihat rumput, senang bukan kepalang. Lari terusss!

Saking panasnya, begitu sampai restaurant, langsung order satu ice capuccino, dan satu ice chocolate. Suegerrrrr! 

Ayo duduk, jangan lari-lari melulu. 

Kids fish and chips. Berhubung ini pulau aksesnya limited dan cuma bergantung pada ferry, saat itu mereka kehabisan regular fries, dan harus menunggu kiriman dari Paihia lewat ferry. Akhirnya semua fries kita diupgrade jadi Kumara Fries.

 Othehei Bay Steak Sandwich - Prime steak, onion jams, cheddar cheese, lettuco, onion, tomato, cucumber, served with fries. Ini ya, porsinya guede banget. Sandwichnya sih saya habis. Dia ngasih fries emang banyaknya gak kira-kira kayak buat satu RT, akhirnya nggak habis friesnya. 

Battered Fish & Chips - tempura battered fish with fries and tartare sauce. Ini punya suami. Friesnya juga seabrek-abrek. 


Asyik banget lagi kayaking. Jadi kepingin. Airnya bening banget, mengundang pingin nyebur. Tapi sabar dulu ya, kita mau ke tujuan utama kita dulu yaitu, trekking kecil ke atas bukit. Yang ringan aja. 

Foto dulu di pier, mumpung sepi, serasa milik sendiri. Baru habis ini trekking ringan untuk nurunin makanan.

Di bulan April 2017 lalu, saya sudah sempat mampir ke Urupukapuka Island. Abby dan Papanya sudah sempat trekking di rute yang sama. Sayangnya saat itu saya lagi hamil 6 bulan dan sempat muntah-muntah dalam perjalanan ke pulau karena angin kencang dan kapal terombang ambing. Jadilah saat mereka berdua trekking, saya memutuskan untuk nunggu di bawah, dan nyemil chips demi menghilangkan rasa mual. Kali ini, karena anaknya sudah gak di perut lagi, bahkan sudah bisa jalan sendiri, ayolah semuanya naik sebentar ke atas. 

Baru naik sedikit saja, pemandangannya sudah spektakuler begini. 

Teluk Otehei Bay nan cantik. 

Semua serba hijau. Tapi hati-hati karena banyak domba berkeliaran di sini, jadi suka ada ranjau. 

Entah apa gunanya pintu tersebut. Yang jelas, kalau mau lewat, tinggal dari sebelah kiri. Tapi si anak kecil ngotot maunya lewat pintu hahahahah. 

Langit biru, laut biru, bukit hijau, indahnya dunia. 

Anak yang kecil akhirnya digendong bapaknya, biar jalannya nggak kabur-kaburan, dan nggak nginjek ranjau darat hehe. Tuh bisa kelihatan kan dombanya banyak. 

Wefie dulu buat kenangan. Anginnya di atas sih nggak santai ye. Itu si Tilly lidahnya panjang bener!

Makin ke atas, pemandangan makin cantik. 

Mau memandang ke manapun, sama indahnya. 
Inilah kenapa daerah sini dinamakan Bay of Islands, karena banyak sekali pulau-pulau kecil di sekitarnya. 


Akhirnya, kita punya foto berempat, difotoin sama anak muda yang lagi nongkrong sendirian merenung di puncak bukit. Makasih ya, Dek hehehe.

Habis dari puncak bukit, kita meluncur ke bawah. Hati-hati nyungsep. 

Perjalanan turun, pemandangannya tetap keren.

Serasa  tanah perkebunan di film-film.

Melewati jalan kembali menuju ke pier. Itu artinya, sebentar lagi waktunya kita nyebur!

Kali ini yang nyebur cuma bertiga, karena mama lagi berhalangan. Padahal udah kebayang senengnya main air di situ. FYI, anak yang kecil, jauh lebih berani daripada anak yang gede.

Tuh kan, anak yang kecil udah main ke tengah, yang gede minggir aja di pantai hihihi. 

Habis berenang, bilas, lalu tuker baju. Nyisir sendiri dong :)

Yang gede malah nyari kerang di pasir. 

Emang enak banget deh, panas-panas begini, minum soda!

Sementara itu, yang lagi jalan-jalan ke Cape Reinga juga nggak kalah serunya!

Sand Dunes di Ninety Mile Beach. Buat yang berani, silakan manjat ke atas, lalu meluncur pakai boogie board. 

Asyik juga rombongan tour pada makan siang all you can eat BBQ. Yummy!

Cape Reinga.


Mercusuar paling terkenal di Pulau Utara. Untuk mencapai titik ini, jalan kakinya lumayan kata ipar saya. 

Keluarga saya juga sudah menyelesaikan kunjungan ke Otehei Bay, dan kembali ke Paihia.

Di kapal adem pake AC, enaknya molor.

Memandangi lautan sebelum balik ke pelabuhan. 

Dua geng pun ketemuan lagi di hotel, lalu kita lanjut dinner di Greens, restaurant nomor 1 di Paihia (yang pas pergi beberapa bulan sebelumnya kita nggak kebagian tempat alias waiting list panjang). Kali ini kita sempat booking dulu, tapi dengan warning dari owner kalau kita semua harus tepat waktu karena restonya fully booked lagi. Iye deh, Mbak, jangan galak-galak atuhhh. Greens ini menyediakan makanan India dan Thailand. Perpaduan yang ajaib kan? Ya diterima aja, soalnya emang enak makanannya. 

Tom Yum Soup

Beef Green Curry

Chicken Satay

Seafood Fried Rice

Nah kalau yang ini sudah jelas pesanan saya dan suami yaitu Indian Food. Ada Butter Chicken dan Chicken Tikka Masala, plus nasi long grain dan Naan. Thai Food itu pesanan mertua dan ipar. 

Setelah makan malam, kita masih lanjut ke Old Packhouse Farmers Market di Kerikeri yang jaraknya sekitar 20 menit dari Paihia. Kebetulan karena lagi musim panas, mereka buka hari Kamis sampai agak malam. 

Biarpun sudah malam, tapi masih terang, dan market masih lumayan ramai. 

Seru banget bisa nongkrong sambil ngopi dan nyemil sambil menikmati live music. 

Tukang ngamen lokal.

Di area dalam, masih banyak yang menjual berbagai kerajinan tangan lokal. 

Di area belakang, ada bouncy castle. Cuma bayar $5 per anak, main sepuasnya. Tapi karena pas kita datang sudah mau tutup, kita dikasih $5 untuk 2 anak. Nggak lama kemudian, dikempesin deh castlenya. 

Foto bersama untuk kenangan. Asik ya suasananya. What a packed day! Dari pagi sampai malam, padat merayap. Habis ini istirahat dulu, sampai besok pagi.

Jumat, 20 Desember 2019

Wah, sudah hari terakhir liburan singkat di Paihia. Seperti biasa, tidak lengkap ke Paihia kalau tidak setor muka dulu ke Russell, ibukota pertama Selandia Baru. Yuk lanjut lagi.

Bangun tidur ku terus...lari ke balkon, ngeliatin orang lewat.

Sehabis sarapan, kita check out, lalu lanjut deh siap-siap naik ferry menuju Russell. Naik ferry ke Russell, biaya PP $13 untuk dewasa, dan $6.5 untuk anak usia 5-15 tahun. Lagi-lagi Tilly masih gratis. Lama perjalanan sekitar 15 menit per arah.

Nggak ada takutnya, duduk di situ. Haiii! Hari ini awannya  tebal banget ya, tapi clearing up menjelang siang.

Opa, oma, dan dua cucu. 


Oo-nya anak-anak lagi duduk manis di belakang, sambil menunggu wangsit lewat hahahaha. 

Pasangan berbahagia, foto di depan ferry Bay Belle II dengan rambut nggak santai ketiup angin. 

Pose santai di depan Christ Church, gereja tertua di Selandia Baru. Depannya, kuburan orang-orang penting di awal berdirinya negara ini. 

Yang besar malah "tour de kuburan", ngebacain nisan.

Sampai sekarang, gereja masih berfungsi untuk ibadah orang-orang lokal di sana. Menjelang Natal, sudah pasti ada Pohon Natal, namun yang spesial kali ini adalah kita bisa menuliskan permohonan di pohon tersebut. 

Abby menggantung permohonannya, lalu kita menaruh donasi di kotak yang disediakan. Apa sih permohonan Abby?

Ini mama yang nulis, tapi isinya Abby yang bacain. Mestinya minta supaya jangan ada Covid-19 ya. Cuma waktu itu belum tau sih. 

Mami berdoa di depan Nativity Set alias patung kelahiran Yesus. 

Maksudnya mau foto sambil jalan kayak selebritis gitu, apadaya yang lain liat kamera langsung stop dan pose hehehehe. 

Ceki-ceki mal tertua di Selandia Baru. Sampai sekarang masih hidup loh. Isinya cafe, kantor post, thrift store, salon, dll. 

Tuh, namanya The Traders Mall.

Jaketnya ungu, belakangnya ada pohon berbunga ungu. 

Santai dulu aaahhh....

Yak, Opa santai sejenak sambil momong cucu yang lari-larian di pantai.

Bergaya bersama totem-totem di depan Russell Museum.

Di belakang Papi ada kapal penangkap ikan paus yang pada masanya digunakan untuk menangkap paus untuk diambil minyaknya. 

Mau nembak siapa pakai meriam? 

Suasana Russell dengan rumah-rumah tua yang sangat menyenangkan. 

Siang itu kita mampir di Butterfish untuk makan siang. Tapi kelupaan foto semua makanan hihi. Ya namanya cafe, makanannya itu-itu aja kok, nggak jauh-jauh.

Fish and Chips kalau nggak salah ini pesanan Mami dan ipar.

Fish taco. Nah yang ini punya si Abby. 

Seafood Chowder punya saya. Tuh kan, saya nggak bosen-bosen makan ginian hahaha. 

Habis makan, sebelum lanjut naik Ferry ke Paihia, kita foto-foto dulu.

Mbak-mbak lagi ke pasar, sama tukang besi.

Opa Oma foto sama Abby

Oo foto sama dua ponakan. Jaketnya sekarang dibuka biar bisa pamer baju baru hadiah dari Oma.

Senengnya jadi anak-anak, ngga ada beban pikiran. 

Balik lagi deh kita dari Russell menuju Paihia

Anak-anak, tetap happy walaupun angin kenceng.

Yang kecil molor, yang gede main, yang lain ke wece hahahah. 

Queen of Dolphin

Hormatttt, grak!


Weits, pas kita balik, ternyata Cellini's yang 2 hari lalu tutup, sekarang buka dan rame! Langsung ngantri beli gelato sebelum balik ke Auckland. 

Ketauan deh si Papi topinya baru beli hehe. Tulisan Bay of Islands yang sekarang. 

Nyam-nyam, cookies and cream.

Nyam-nyam, salted caramel. 

Bye-bye Paihia!

Selesai sudah cerita trip singkat kami akhir tahun lalu di Paihia. Sebelum Natal di tanggal 23 dan 24 Desember 2019, kami masih sempat mampir lagi ke Ruapehu alias gunung salju yang biasa dijadikan tempat main ski. Gimana rasanya mengunjungi gunung salju di musim panas? Apa tetap bagus dan seru? Tungguin aja di post selanjutnya ya!

Oh iya, sekarang di menu, saya tambahkan tab jalan-jalan, supaya buat teman-teman yang ingin mencari informasi yang pernah saya tulis, lebih mudah mencari arsipnya. Semoga membantu ya. 




Comments

  1. bagus buat dokumentasi ya. mengenang pas masih bisa pergi liburan tanpa takut ada covid dan mesti pake masker kemana mana. hehhee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untungnya sekarang NZ udah level 1 dan kita ngga harus pakai masker lagi, Man. Tapi alert level tetap harus dijaga. Semoga pandemi segera berakhir ya. Kangen keluarga di Indo.

      Delete
  2. bagus banget ya le disana.. makanannya juga keliatan enak-enak gt.. jadi pengen kesana deh, maunya sewa van n kelilingin north n south island nya.. tapi ya realistisnya sih 2022 kali ya baru bisa pergi hehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh banget kemari Carol, sbg tujuan pertama pas open border dan ga require quarantine. Kalau couple sih oke banget sewa campervan. But kalo aku sendiri lebih suka sewa mobil biasa yg enak dikendarai dan nginepnya di hotel biar gak rempong hehehe.

      Delete
  3. Hihi ternyata tadi pas buka profile..ada tulisan sampai sekarang masih belum punya akun instagram..nunggu Abby punya dulu ya hehe
    Hmm jadi penasaran rasanya es krim Cellini's dan seafood chowdernya nihh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha. Iya nih masih bertahan dengan no insta. Entah sampai kapan. Yuk main ke NZ. Tar cobain berbagai eskrim mantap dari dairy productnya NZ.

      Delete
  4. Tilly cuteness overload!! kayak bonekaaa!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi. Sekarang makin lucu lagi, Entin. Udah bisa banyak nyautin soalnya.

      Delete
  5. limmy mama radhika raniaDecember 02, 2020 10:38 PM

    wah udah lama ga ceki2 blog leony ternyata udah byk postingan.

    abby mabok darat tp ga mabok laut ya?
    jangan2 keturunan mermaid. hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo buruan bacanya dirapel semua hahahaha.

      Wah, dia mabok juga tuh pas naik boat bbrp thn lalu pas Tilly masih di perut. Tapi saat itu emaknya pun mabok dan muntah karena kapalnya lompat2 kena angin kenceng. Jadi kayaknya bukan turunan mermaid, tapi turunan peminum Antimo hahahaha.

      Delete
  6. Ciiii long time no see, eh gw yang udah lama ga mampir di mari, monmaap soalnya kalo lagi mumet baru mampir di mari #eh
    Kan bener kan banyak pemandangan indah dan cerita baru..

    Baiklah aku akan jalan2 dulu di cerita berikutnya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha. Jadi obat mumet yah, Lia? Lumayan liat ijo2 kalau kunjungan ke blog ini. Semoga mumetnya ilang deh.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Yang Dalem Dalem

Motherhood Saga: Barang-Barang Esensial Mama dan Abby Bag. 1

Tutorial Sok Kreatif - Dekorasi Kelas