Abby Dan Tilly Tamasya ke Taupo dan Ruapehu Bagian 1

Selamat Tahun Baru 2018 semuanya!! Berhubung masih suasana liburan, saya mau membagikan kisah tamasya perdana dari Tilly nih, yang sesungguhnya berlangsung saat usia dia 2 bulan saja yaitu pas bulan September 2017 lalu. Walaupun sudah lewat, tapi suasananya masih sesuai kok dengan Natalan, soalnya saat itu kita berwisata ke gunung salju alias Mount Ruapehu! Wuihhhh...bisa gitu ya anak dua bulan dibawa ke gunung salju? Tentu bisa dong, siapa dulu mamanya! Huahahahahaha... Saat itu juga poponya Abby dan Tilly alias mama saya masih ada di Selandia Baru yang berarti beliau ikut juga bertualang. Kasian kan masak bantuin saya terus nggak jalan-jalan kemana-mana. Jadi deh kita bareng-bareng jalan-jalan seru di akhir musim dingin di sini. Saya juga sudah lama banget nggak melihat salju. Terakhir yang bisa saya sentuh kayaknya cuma dapat sisaan winter di Turki pas honeymoon tahun 2012 lalu, dan pas ke Jepang kemarin juga cuma ngintip aja tuh salju dari puncak gunung Fuji dan nggak bisa kita sentuh sama sekali. Makanya ada juga rasa rindu pingin lagi ngerasain main-main di salju (Padahal jaman dulu sekolah dan kerja di Wisconsin, sudah sampe eneg sama salju, kok bisa kangen sih? Benci tapi rindu ya ini namanya?). Kesampaian nggak sih main saljunya?

Sebelum mulai cerita, mungkin banyak orang bertanya, kok berani sih bawa anak 2 bulan road trip dan nginep pula. Padahal nih boleh dibilang si Tilly ini agak "ngerepotin" karena nggak bisa latch langsung, jadi saya harus siapin peralatan extra untuk memastikan dia bisa terus dapat asupan ASI dan supply terus terjaga. Jadi gimana resepnya? Yang pertama adalah: Mamanya harus percaya diri kalau trip ini nggak bakalan susah dan rempong! Itu dulu loh, rasa percaya diri! Kalau sudah nggak percaya sama diri sendiri, nah disitulah keraguan mulai muncul, yang akhirnya jadi bikin kita malas untuk jalan. Kenapa sih orang suka malas travel pas usia anak masih kecil banget? Sebenernya seringkali bukan karena repotnya kebangetan, tetapi karena rasa takut kalau bakalan repot. Jadi, hempaskan dulu itu yang namanya FEAR alias rasa takut. Percayalah, kita pasti bisa, yang penting didukung peralatan yang cukup lengkap, tanpa harus berlebihan. Contoh, untuk steril botol, saya pakai kontainer dan tablet Milton. Jadi sehabis dicuci, rendam saja terus semua botol dan peralatan spare part memompa di kontainer berisi air dan tablet Milton. Nanti begitu mau pindah lokasi, tinggal dikeringkan dan sudah bisa dipakai kembali deh alat-alatnya. Soal mompa? Saya kebetulan pakai Medela Freestyle yang bisa memompa wireless karena ada batere Lithium rechargable. Jadi walaupun suami sambil nyetir, saya bisa sambil buka warung dan mompa di dalam perjalanan dengan seat belt yang masih terpasang dan pakai tudung cover. Keselamatan tetap nomor satu loh ye! Tapi tetap saat menyusui anak harus berhenti dan kasih susunya dengan posisi yang tepat. Jangan sekali-sekali menyusui anak di saat mobil sedang jalan, itu cari mati namanya. Anak tetap harus ada di kapsul/ car seat selama perjalanan berlangsung. Tambahan lagi yang harus dibawa adalah tas ASI dan icepack yang bisa ditaruh di freezer jika tersedia di kamar hotel, atau dititip ke dapur hotelnya. Sisanya, cuma bawa kebutuhan bayi seperti biasa. Baju, handuk, popok, udah deh! Jadi sesungguhnya, bawaan nggak harus banyak-banyak sampai kayak orang pindahan yah. Hihihi.

Sabtu, 16 September 2017

Hari itu kita berangkat menuju Taupo terlebih dahulu, dengan rute Auckland, Hamilton untuk makan siang, dan berharap sore sudah sampai di Taupo. Namanya bawa bayi, pasti harus ekstra time dan ekstra fleksibel, soalnya bayi itu bisa ngebom dimana pun mereka berada hihhihi.

Hawoooo.... Aku baru mau dua bulan nih usianya di sini. Udah siap pakai baju agak tebel soalnya masih terasa hawa musim dinginnya. Tuh di belakang ada cicinya yang malah meringkuk nggak mau difoto.

Pemberhentian pertama kita adalah sebuah kafe lokal di Hamilton yang bernama Sugar Bowl Cafe. Tempatnya rameeee banget, padahal lagi musim dingin, sampai kursi-kursi di luar ikutan penuh. Untungnya kita masih dapat kursi di dalam.

Flat White Coffee yang jadi ciri khasnya Selandia Baru.
Menunya sudah banyak ganti dari musim dingin ke musim panas. Jadi kalau ngecek nama menunya lagi di website, sudah nggak ada! Huks, mestinya waktu itu saya foto dan catat ya.

Ini grilled Chicken Sandwich untuk kids menu, pesanannya Abby nih. Penampilannya oke banget, dan rasanya juga mestinya oke. Sayangnya pas di tengah makan dan saya potong ayamnya, ternyata agak raw. Jadi deh saya langsung lapor balikin, dan dia tawarkan mau menu sama atau ganti menu. Dan saya milih ganti menu jadi pancake (gambarnya di bawah ya). Serem kan kalau sampai kita makan ayam mentah. 

Yang ini kalau nggak salah Crispy Chicken Wrap. Ini pesanan suami saya, Kata dia rasanya enak dan seger. Luarnya itu adalah toasted tortilla wrap.

Kalau yang ini pesanan mama saya, sejenis Banger and Mash. Jadi isinya itu ada kentang yang dipotong kasar dan digoreng, pakai bacon, dan chorizo, lalu atasnya dikasih poached egg dan hollandaise sauce. Kata dia enak, cuma kurang banyak sosisnya (maklum mama saya kira sosis itu bentuknya harus panjang-panjang hahahaha). 

Yang ini pesanan saya, namanya Raging Bull, kebetulan masih ada di menu yang sekarang. Open steak sandwich with bacon, portobello mushroom, blue cheese, and onion jam, plus steak fries and aioli. Enak sekali, dan kayaknya ini yang paling enak diantara semua pesanan yang lain. 

Pancake pesanan Abby, pengganti Chicken Sandwich yang kurang matang tadi. Nah ini malah enak banget! Pancakenya fluffy, eskrimnya enak, cantik pula penampilannya!
Bakalan balik lagi nggak? Kayaknya ngga deh, soalnya walaupun tempatnya ramai banget, menurut saya tetap lebih enak Cinnamon Cafe yang sama-sama di Hamilton. Kalau ke sana, sudah 3 kali balik tetap nggak bosan. Tapi kan penasaran toh pengen coba yang lain hehehe.

Sehabis dikasih susu, langsung molor deh dengan sukses. Ih masih kecil banget deh mukanya, namun tetap jarinya lentik panjang-panjang.
Kira-kira dua jam kemudian, sampailah kita di daerah Taupo. Karena musim dingin itu matahari terbenam lebih awal, kita langsung mampir dulu ke Huka Falls sebelum check in di hotel. Waktu di postingan sebelumnya soal Huka Falls, ada beberapa cara kita untuk menikmati air terjun indah ini. Mulai dari naik cruise seperti yang saya dan keluarga lakukan di akhir 2016 lalu, atau naik jet boat (yang belum kesampaian karena waktu itu hamil muda), atau yang gratisan saja yaitu datang ke parkiran dan nangkring-nangkring di samping air terjunnya. Kali ini, kita pilih yang gratisan karena sudah kelewat sore untuk naik cruise, plus cuaca juga dingin semriwing. Daripada masuk angin yeh!

The beautiful Waikato River

Foto tiga generasi nih, mama, anak, dan cucu!

Jalan sedikit, ini orang pada nangkring di pinggir liatin apaan sih?

Ternyata pada ngeliatin jet boat yang lagi muter! Ih pingin banget deh naik ini kapan-kapan. Saking derasnya air, buihnya sampai putih seperti salju.

The Majestic Huka Falls! Dengan debit air yang sangat deras, sampai kelihatan seperti glacier!

Nemenin turis Jakarta jalan-jalan.

Foto sekeluarga berempat. Akhirnya! 

Ini anak ye, naik sendiri ke atas batu, lalu minta difotoin dong diparkiran. Kasih deh kasih...
Di Taupo, kita menginap di Beechtree motel. Kita mengambil Family room yang terdiri dari dua kamar tidur, dengan harga $260 per malam. Tidak termasuk breakfast tentunya. Seperti biasa, motel di New Zealand ini hampir selalu lengkap fasilitasnya, minimal ada kitchenette, sangat memudahkan untuk yang membawa bayi seperti saya.

Kamar tidur pertama, isinya ranjang ukuran king. Eh itu ada boneka kecil tiduran pasrah di atasnya hihihi. Kalau sekarang mah ngeri ninggalin di pinggir, takut glinding. 

Di ruang tengah ada kitchenette lengkap dengan peralatan makan, kompor kecil, kulkas, microwave, toaster, kettle, pokoknya kumplit lah!

Kamar tidur kedua dengan ranjang ukuran single. Itu ada baby cot yang saya sudah pesan, tapi akhirnya dipindahin ke kamar utama. 

Kamar mandinya tidak terlalu besar, tapi lengkap.

Washtafelnya sayangnya nggak ada countertopnya, jadi agak rempong dikit kalau mau taruh barang-barang.

Sampo dan sabunnya lumayan disiapkan dua set. 

Dan ini dong, ada spa bathtub. Lumayan banget buat suami yang sangat-sangat hobi berendem. 

Ruang tamu, lengkap dengan dua kursi makan dan sofa. Tidak besar, tapi cukup. Itu mataharinya nyorot gila pas sore-sore, makanya jendela ditutup dulu supaya nggak silau. 

Penampilan luar motelnya yang cukup modern, tapi kekurangannya tidak langsung menghadap Lake Taupo.

Kamar kita ada di lantai dua. Lumayan modern bangunannya.
Sore itu, saya memilih untuk istirahat, mompa, ngasih susu, sementara sang turis Jakarta alias mama saya, memilih keluar bersama suami saya untuk foto-foto donks! Jadilah deretan foto-foto di bawah ini sangat touristy sekali!

Buat yang hobi instagram, jangan lupa nih #lovetaupo.  
Memandang masa depan yang cerah ceria.



Entah kenapa suami hobi banget ngambil pose melawan matahari gini, katanya keren, padahal buat saya sih jadi nggak kelihatan mukanya hahahaha.

Ini ngeker apaan sih? Bebek?

Di alun-alun keramaian. Kalau lagi musim panas sih..wuihhhh penuh semua ini sama manusia. Kalau musim dingin begini, ya pada milih ngerem di dalem deh. 

Nah nih, suami mencoba ambil gambar siluet romantis lagi... romantis nggak sih? 

Deretan motel di seberang Lake Taupo di senja hari. Yang paling ujung sono itu tempat kita menginap pas liburan Desember 2016 lalu. 
Malam itu kita makan malam di sebuah British Pub di dekat hotel, namanya Jolly Good Fellows. Kebayang ngga lagu Jolly Good Fellows? Kalau ngga kebayang, Google aje hihihi. Kenapa kita ke situ? Soalnya nyari yang dekat, dan makanannya cocok sama semua orang, termasuk sama turisnya. Nih yang kocak, mama saya dari sore udah ngoceh, dia kepingin makan salad karena bosen makan penuh lemak. Jadi lah saya nyariin resto yang ada menu saladnya. Tapi pas nyampe sana, yang dia pilih adalah... GORENGAN! Kzl gak tuh? Memang gorengan itu sungguh menggoda sekali, tapi jauh amat tuh dari cita-cita mau makan sehat kan. Dasar si mamaaa....

Si papa dan si baby kecil.

Kids menu untuk Abby, sudah pasti Fish And Chips favoritnya.

Porterhouse Steak punya suami saya. 200 gr served with chips, salad, and choice of sauce. Kayaknya dia milih blackpepper.

Nah, ini nih katanya mau makan sehat, tapi milihnya Seafood Platter dong! Ini punya mama saya, asli isinya gorengan semua, ada fish, scallop, mussel, calamari. Untungggg ada saladnya semangkok di pinggir.

Yang ini punya saya, Chicken Parmagiana. Chipsnya saya minta tukar dengan mashed potato. Btw, salad yang di pinggir itu, porsinya besar dan rasanya enak loh!

Suasana British Pub yang ramai gara-gara ada pertandingan rugby. Jadi pas makan tuh penuh soundtrack banget deh. Weee.....Aaarghhh....Yeaaahhh..!! Begitu aja ulang-ulang sepanjang makan.
Tadinya mau nambah dessert lagi, tapi perut ini sudah kagak sanggup rasanya. Maklum itu porsinya gede banget (dan enak, jadi ludes semua). Malam itu pas pulang, si bapak dan anak yang gede malah main air berendem. Ehhh subuh-subuh sekitar pukul 3, terjadilah drama gede....si Abby muntah-muntah ngotorin seranjang karena masup angin. Lagian bapaknya iseng sih, udah jam 10 malem malah berendem di bathtub. Ya malem itu jadilah bapaknya nyuci sprei... naseeebb. Kalau saya mah udah biasa ya begadang nyusuin dan mompa, biarin deh bapaknya kali ini ikutan begadang juga hahaha. It's the end of day one!

Minggu, 17 September 2017

Pukul 10 pagi, kita sudah check out lagi, dan siap-siap berangkat menuju Ruapehu. Sebelum berangkat tentunya kita isi perut dulu dong alias brunch di kafe lokal lagi di Taupo.

Gayanya boleh lah yeeee... Pose andalan di depan koper.

Bayi kecil siap berangkat juga! Bajunya sengaja pakai onesie, supaya lebih mudah masuk ke dalam snow suit, soalnya kan nanti kita rencananya mau langsung tancap ke gunung salju nih!

Pagi itu pilihan kita untuk brunch adalah ke Replete Cafe. Pas sampai sana, lagi-lagi penuh, jadi kita terpaksa ambil tempat duduk di luar. Yang seru dari tempat ini adalah, pilihan makanan di counternya itu dahsyaaatttt banyaknya. Dan semua kelihatan enak-enak!
Latte punya suami saya. Tiada lengkap kalau brunch tanpa minum kopi.

Anak ini hobinya selalu nuangin gula ke kopi bapaknya, kemudian ngaduk-ngaduk.

Bacon and Egg Pie punya mama saya. Habis ini masih pesan lagi Carrot Cake sepotong, tapi lupa difoto. 

Dingin-dingin, tapi duduknya di luar. Mana mendung terus pula seharian hihihi. Gak apa deh ya, anaknya jadi kuat!

The Big Breakfast punya suami saya. Isinya eggs, chargrilled bacon, sausage, hash browns, grilled focaccia, tomato relish.

Kids Breakfast punyanya Abby. Hash brown, bacon, sausage, tomato sauce. Menggoda banget yah!

Replete Hotcakes with honeycomb butter, bacon, banana. Kalau yang ini punya saya. 
Verdict, makanan di sini enak-enak semuanya! Will be back in the future (kecuali lagi kepingin nyoba yang lain hihihihi).

Kids breakfastnya, gak kecil kan? 

Nah, karena cuaca makin dingin, sekalian deh masukin anaknya ke snow suit. Pas Tilly baru lahir, ada yang kasih snow suit ini, kita bingung kapan mau dipakenya. Ukuran bayi banget soalnya. Kalau nunggu winter tahun depan sih udah impossible kepake, jadi beneran deh ini suit cuma dipake pas trip kali ini aja.

Siangan dikit, yang beli tambah antriiiii!

Lucu gak? Kayak baby panda hihihihi.
Dalam perjalanan menuju ke Ruapehu, cuacanya tuh bener-bener ngga asik. Gerimis, mendung, pokoknya mataharinya nggak keluar sama sekali. Walau bagaimanapun, tekad tetap harus bulat untuk naik ke atas. Ski Field yang terletak di Mt. Ruapehu itu ada dua. Namanya Whakapapa dan Torua. Kita memilih Whakapapa karena kita juga akan menginap di daerah situ. Sebelum menuju ke gunungnya, kita mampir dulu untuk sewa-sewa perlengkapan. Kalau jaket kita beli sendiri sebelum berangkat, tapi yang namanya celana ski, sepatu, plus ski suit untuk Abby, kita sih ogah beli, soalnya bakalan jarang terpakainya, dan harganya mahalllll!! Nama tokonya adalah Ski Biz, tepat di pengkolan (pengkolan hihihi, dikira di Kampung Rambutan kali ada pengkolan...) sebelum belokan naik ke gunung menuju Whakapapa Ski Field. Sebetulnya kita bisa menyewa langsung di Ski Field, tetapi menurut petunjuk teman-teman yang sudah pernah, bakalan lama antriannya dan buang-buang waktu kalau sewa di atas. Jadi kita pilih untuk sewa di bawah saja supaya bisa memaksimalkan waktu di atas nanti.

Tuh kan lengkap banget! Mau celana, helm, sepatu, jaket, ski, snowboard, sarung tangan, apa aja dahhh....

Keren nggak aku? Suitnya ungu pula, warna kesukaan mamanya.

Nih penampakan tokonya dari luar. Recommended banget, pelayannya sigap dan ramah.

Baju tebel, celana tebel, udah kayak orang-orangan salju.
Nah, semua sudah siap, perlengkapan sudah komplit untuk naik ke atas. Apakah cuaca membaik, ataukah tambah memburuk? Bagaimana dengan cita-cita kita untuk main salju, apakah kesampaian? Lalu bagaimana rasanya nginap di dalam chateau alias castle yang sudah berdiri dari tahun 1929?  Nantikan episode selanjutnya yahhhh!

Comments

  1. Cerita travelling Abby (dan sekarang plus Tilly) selalu seruuuu. Ditunggu lanjutannya. Itu yang Tilly di atas ranjang tadi pas pertama liat gw beneran kirain boneka. hahahaha. Gw kira dikasih boneka karena yang nginep ada anak2nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, aduh hotel di NZ kalau sampai kasih boneka sih top banget deh. Secara di sini hotel serba minimalis semuanyaaahh....

      Delete
  2. Fixed ini mah kalo baca cerita jalan jalannya ci Le mesti sambil makan or ngemil. Kalo engga bisa nelen ludah doang liat foto2 makanannya yg keliatan enak banget hahahahah
    Tilly gemesin banget siih, minta di jawil pipinya X))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi, bagian keduanya lebih nelen ludah lagi loh! Ih kalau lihat Tilly sekarang, pasti lebih demen lagi. LUCUK BANGET!

      Delete
  3. lake taupo nya cakep banget ya... itu waterfall nya juga.... serem tuh yang naik boat keliatan ombaknya deres banget hahaha.

    ditunggu cerita lanjutannya ny!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Justru memang itu, Man yang mau dicari, naik jet boat itu ada sensasi adrenalinnya soalnya memang sengaja deketin arus sambil muter-muter.

      Delete
  4. Happy new year untuk ci Leony dan sekeluarga! Semoga selalu diberkati sepanjang tahun ya!

    Itu waterfall cakep banget! Dan secakep-cakepnya foto tempat wisatanya, tetep yang ditunggu itu foto2 makanannya, huahaha *dasar tukang makan*

    Btw, kalau dipikir-pikir sebenarnya lebih enak bawa bayi di bawah 6 bulan untuk traveling, sih, ya. Soalnya bekal makanan mereka hanya susu. Kalau udah MPASI kan peralatan perangnya tambah banyak. Terus aku juga baru inget kalau di LN bayi dan anak2 kudu di car seat selalu. Kalau di sini menyusui dengan keadaan mobil sambil jalan masih nggak masalah.

    Ayoo ayooo dilanjut ceritanya!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, makanan dan wisata itu memang harus berjalan beriringan. Apalah artinya jalan-jalan ke tempat indah tanpa merasakan makanan enak? Huehehehehe.

      Nah itu bener banget! Justru kalau bayi ASI memang enak, apalagi kalau nggak perlu bawa peralatan perang untuk mompa dan botol-botol kayak cici. Kalau pas udah MPASI, cici sih biasa bawa semuanya dalam bentuk frozen udah diplastikin untuk sekali makan. Manageable juga kok.

      Iya, kalau di Indonesia mobilnya lambat sih ya macet terus. Tapi sebenernya bahaya juga loh, kita gak pernah tau accident can happen at any time.

      Delete
  5. Bah.. Kentang bener ini ceritanya.. Lanjutt.. Lanjut Lanjuttt.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tuh udah ada lanjutannya, di bagian 2 hihihi. Abis gitu di akhirnya gue bikin kentang lagi Py, Huhahaahaha.

      Delete
  6. Hello ce Leony..I really love ur blog..It makes me feel like I was in there too..it’s so enjoyable..please post more often..thanks anyway

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Anon, next time ninggalin nama ya di sini. I am trying my best to write as fast as possible. Gak gampang loh nyusun foto dan cerita, plus ngurusin 2 anak tanpa ART hahahah.

      Delete
  7. Tilly lucuu gemes pol..umur sampai batita itu paling gemesin utk digendong n ditowel2, pingin gendong deh 😘

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yuk sini, Lisa. Bantuin gendong haha. Sekarang udah tambah berat pula. Montok puolll...

      Delete
  8. tilly gemesinnnnnnn!!!
    apalagi waktu digeletak di atas ranjang tu persis boneka ya hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, lebih lucu dari bonekaaaa... gemesin banget (padahal anak sendiri hihihi).

      Delete
  9. Ciciii.. Tilly diapain bisa montok buled gitu? #Gemez :D
    Abby udah gedeee... hehehe...
    Cakep-cakep tempatnya!! (duduk manis menantikan episode selanjutnya)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dikasih minum susu dong! Hihihi.

      Iya udah tuh lanjutannya baru jadi. Silakan dinikmati yah.

      Delete
  10. Sukaaa selalu baca blog ini. Serasa lagi disana...

    ReplyDelete
  11. Salfok sama pipinya Tilly yg gemesin. Gemes banget liatnya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi, sekarang lebih montok lagi loh! Nanti kapan-kapan dikasih foto terbarunya.

      Delete
  12. Ahhh si Tilly imut banget le...apalagi yg pas pake snow suit ity, tambah gemes liatnya. Wahhh kerennn kostum ungunya si Abby..makananhya semua bikin ngiler dah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pas banget tuh si Abby warnanya ungu pula, kan lu jg suka warna ungu ya, Ci? Hahaha.

      Delete
  13. wah suka selalu suka ma ceritanya, keren nih perjalanan pertama Tilly, bener kayak boneka pas dipinggir ranjang itu..Abby juga happy ya walau sempat muntah...doto fotonya bagus bgt as always

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks, Fit. Memang kayak boneka si Tilly. Sekarang juga masih kayak boneka, cuma bonekanya tambah gede.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Yang Dalem Dalem

Motherhood Saga: Barang-Barang Esensial Mama dan Abby Bag. 1

Tutorial Sok Kreatif - Dekorasi Kelas