Selamat pagi, Osaka! Pagi itu kita bersiap untuk naik Shinkansen lagi menuju Kyoto. Berhubung si Abby kalau makan lama, hari itu saya bangun agak early untuk beli sarapan. Ternyata tempat makan yang kemarin saya belanja itu, bukanya baru pukul 08.00 pagi. Tempat makan di mal juga baru buka pukul 09.00. Jadi deh saya mampir ke tempat sarapan paling internasional yaitu Mc Donalds hahahaha. Ya iya lah, paling internasional, dimana juga ada dan kalau di stasiun gini, bukanya 24 jam. Yang bikin saya seneng dan mata berbinar pas sampai sana adalah saat lihat ada Filet-O-Fish di menu sarapan! Uhuy, udah pasti lah langsung pesan itu, lantaran di Indonesia menu itu udah gak ada (dan menemukan fakta beberapa hari kemudian setelah saya pulang dari Jepang, Filet-O-Fish malah direlaunch di Indonesia).
 |
Quick breakfast that morning. Sausage McMuffin with egg, Filet-O-Fish, Hashbrown (yang dimakan Abby) dan 2 Orange Drink. Makannya di kamar, biar bisa sambil siap-siap dan ngerjain yang lain. |
 |
Walaupun tetap kita berangkat pagi, tapi kali ini tidak sepagi pas kita naik Shinkansen dari Tokyo ke Osaka. Shinkansen Hikari 534 dari Osaka ke Kyoto hanya memakan waktu 20 menit saja. |
 |
Kita sudah book tempat di Reserved Seat, dan pagi itu keretanya lumayan kosong. Keretanya lebih baru karena ada colokan listrik di setiap dinding. |
 |
Saking sepinya, anak ini bisa ngetag satu row sendiri hihihi. |
Kyoto ini sebetulnya adalah kota yang sangat penuh dengan peninggalan agama dan budaya yang sampai sekarang masih berfungsi baik. Sebagian besar adalah tempat ibadah, sama seperti di kota lainnya. Karena waktu kita di Kyoto hanya satu harian dari pagi sampai sore, dan kita membawa anak kecil, tentulah kita tidak bisa mengunjungi semua hal. Kita harus memilih yang paling "worth" untuk dikunjungi. Worth di sini bukan berarti paling populer ya, tetapi paling feasible dan menyenangkan juga untuk experience selama di sana. Yang kita pertimbangkan cuma 3 spots utama yaitu: Fushimi Inari Taisha, Kiyomizu-dera, dan Kinkaku-ji (Golden Temple). Melihat peta dan situasi kota, plus masukan dari suami, Fushimi Inari dan Kiyomizu-dera adalah 2 spots yang lebih worth our time dan memberikan extra experience dibandingkan dengan Kinkaku-Ji. Jadi kita akan kunjungi Kinkaku-Ji kalau sempat saja. Kinkaku-Ji sendiri akhirnya kami pass karena tidak ada waktu, dan menurut suami Golden Temple-nya sendiri hanya bisa dilihat dari jauh saja (bahkan Temple ini hanya bisa disentuh oleh orang-orang tertentu). Saat suami pergi di tahun 2008 lalu, tempat ini adalah yang teramai dikunjungi oleh turis dibandingkan dengan dua tempat lainnya, jadi chance untuk desek-deseknya lebih besar. Terus dua yang lain gimana? Yuk kita explore sama-sama.
Tujuan pertama kita adalah Fushimi Inari. Dari Kyoto Station, kita harus naik kereta lokal ke Inari station. Fushimi Inari sendiri letaknya pas di seberang stasiun keretanya. Bener-bener tinggal keluar dari stasiun, cluk! Nyampe deh!
 |
Dari Kyoto Station, kita harus menaiki kereta Lokal. Ingat ya, yang lokal. Walaupun keretanya bentuknya tua begini, tapi dalamnya masih cakep banget. |
 |
Ini keren banget. Jadi saat kereta kita sedang menunggu penumpang, ada petugas yang kerjanya mengganti iklan di dalam kereta. Kerjanya super cepat dan efisien. Setiap kantong di bajunya, setiap gerakannya, menggambarkan betapa precise-nya orang Jepang dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Naiknya pun cuma pakai stool super mini hihihi. |
 |
Pas kita keluar stasiun Inari yang mungil itu, kita shock berat. Manusia berjubel kayak semut! |
 |
Tinggal nyebrang jalan (literally), kita langsung sampai di Fushimi Inari. |
 |
Yang lumayan mengagetkan adalah, ternyata ramainya minta ampun. Suami saya bilang, dulu sih sepinya bukan main. Mau selonjoran dan guling-guling di ground juga bisa. |
 |
Makin mendekati kuil-nya, suasana semakin ramai. |
Setelah itu kita perhatikan, kok banyak banget bendera-bendera dari Tripadvisor terpajang sepanjang jalan. Ternyata Fushimi Inari menjadi Number One Place to Visit in Japan menurut versi Tripadvisor. Pantes aja turis dari seluruh dunia nemplok di sini semua. Memang di satu sisi, rating dari Tripadvisor membuat Kyoto menjadi tujuan wisata yang ramai dan menghasilkan untuk orang-orang di sana. Tetapi dari sisi pengunjung, kenyamanan dan kekhidmatan yang kita harapkan dari Kyoto langsung luntur musnah. Gimana gak musnah? Mau jalan aja penuhnya kayak gini! Dan ini Kyoto loh, bukan Tokyo yang penduduk aslinya saja sudah lebih padat. Kalau Kyoto ini penuhnya sama turis semua.
 |
Foto dulu di Romon Gate sebelum kita masuk dan memulai petualangan di Fushimi Inari. |
Mungkin orang bertanya-tanya, kenapa sih Fushimi Inari ini bisa terkenal? Bukannya cuma shrine aja alias kuil? Kuilnya sendiri sebetulnya tidak terlalu besar, tapi areanya luar biasa luas. Dan yang paling bikin dia terkenal tentulah bentuk gerbang oranye yang disebut Senbon Torii yang jumlahnya ribuan berjejer-jejer sepanjang jalan ke atas Gunung Inari (Inari-San). Buat yang suka lihat orang foto prewedding dengan latar belakang gerbang oranye bersusun-susun, lokasinya ya di sini. Inari sendiri merupakan God of Rice bagi agama Shinto. Jadi kuil ini merupakan kuil yang sangat penting untuk bangsa Jepang. Jangan bingung kalau melihat patung rubah (foxes) ada di mana-mana. Rubah-rubah ini dianggap sebagai messenger atau pembawa pesan bagi Dewa Inari. Fushimi Inari sendiri dibangun di sekitar abad ke 7 atau 8. Jadi bayangin usianya sudah 1300-an tahun, dan masih sangat terawat.
 |
Gerbang utama yaitu Two Storied Gates sebelum masuk ke kompleks utama kuil. |
 |
Sebelum masuk areanya, ada baiknya kita ikut menyucikan diri dengan menggunakan air dan gayung yang disediakan. Ada step-stepnya loh, seperti yang ditunjukkan di gambar. |
 |
Kemudian saya juga membasuh tangan Abby pakai metode yang sama. |
 |
Yang error ini suami saya. Dia tuh sama sekali nggak baca, terus ngasal-ngasal gitu sirem-siremnya. Untung aja dia gak minum langsung dari gayung! Kemudian pas saya tegur baru ngeh dan ngulang lagi hahaha. Dasar males baca! |
 |
Beginilah kira-kira kompleks dari Fushimi Inari. Jalannya terus nanjak ke atas bukit. Saya sekeluarga, berhubung bawa anak dan pakai stroller, kita akan jalani sesuai dengan kemampuan kita saja. Kalau mau full naik sampai atas, butuh waktu kira2 2 jam dengan traffic yang tidak ramai. Lah kalau ramai gini? Ya dicoba aja ya kalau perginya gak bawa kiddo :) |
 |
Terlihat ya kompleksnya ramainya seperti apa. Di belakang suami saya itu ada Worship Hall. Walaupun ini hari Sabtu, juga banyak anak-anak sekolah yang field trip loh! |
 |
Pemandangan lebih dekat dari Worship Hall. Bentuknya seperti joglo di jawa yaitu area dengan lantai datar dan luas untuk berdoa. |
 |
Salah satu rubah yang dianggap sebagai pembawa pesan dari Inari |
 |
Mini gates ini merupakan bentuk ema di Fushimi Inari. Ema sendiri artinya adalah kayu kecil yang dipakai untuk menuliskan permohonan di kuil-kuil Shinto. |
 |
Ini adalah Main Hall atau kuil utama. Sebetulnya saya tidak boleh mengambil foto dari dekat, jadi ini saya colong-colong foto dari samping. Di sini orang masih membunyikan bel untuk berdoa dan menyampaikan permohonan. |
 |
Dan inilah gerbang menuju daerah perjuangan yaitu rute melewati ribuan gerbang Torii |
 |
Ayo kita naik tangga dulu ya, By. Setiap kali naik tangga, stroller kita lipat, dan Abby kita minta jalan sendiri. Untung anaknya tipe yang excited naik tangga. Cuma kalau tangganya berlebihan, tentulah kita pilih gendong dia. |
 |
Inilah bentuk gerbangnya kalau dari samping. Setelah ini, kita akan masuk melewati bagian dalam gerbang. |
 |
Peopleee.... People everywhere! Asli rame banget. There is no way we can stop to take pictures. Bisa sih, tapi gak enak sama orang lain. Di depan ini gatenya termasuk gate yang besar. |
 |
Kemudian, perjalanan kita harus displit melewati 2 deret gerbang yang lebih mungil. Terserah mau pilih yang kanan atau yang kiri, semuanya nanti ujungnya sama. Yang jelas dua-duanya sama-sama padat. |
 |
Surprisingly, di sini saya bisa iseng ambil foto. Di belakang tiap gate terdapat nama individual atau perusahaan yang menyumbang untuk masing-masing gate yang ada di situ. |
 |
Lihatlah si Abby. Begitu sepian jalanannya, moodnya langsung naik! Bahkan bikin tanda peace :). Anak ini emang paling nggak tahan kalau di tempat yang terlalu ramai. |
Sepanjang Torii gates ini, kita akan melewati beberapa kuil yang lebih kecil. Setelah ini, kita sampai di perhentian perdana kita yaitu Kuil Okusha.
 |
Nih, untuk lebih jelasnya harga sumbangan untuk tiap-tiap gate, bisa dilihat di sini. Yang termungil harganya JPY 175,000 (IDR 21,000,000) sampai yang termahal di JPY 1,302,000 (IDR 156,240,000). Denger-denger sih ini harga lama. Bahkan katanya sekarang yang terkecil ada di JPY 400,000-an (IDR 48,000,000). Yang jelas di Jepang semua sumbangan serba jelas adanya, dan pemeliharaan kuil berjalan dengan baik. |
 |
Di daerah kuil Okusha ini, suasananya masih cukup ramai. Tapi saya lihat banyak yang mentok jalan sampai di sini saja, lalu balik lagi ke bawah, jadi makin ke atas, trafficnya makin turun. |
 |
Ini adalah wishing fox alias kertas berbentuk kepala rubah untuk meminta permohonan. Lucunya, kita bisa menggambar apapun di kepala rubah tersebut. Kalau mau "normal" ya beneran gambar rubah, tapi kalau mau "edan" dikit ya boleh aja gambar Naruto, bahkan Doraemon hihihi. |
 |
Kalau yang ini sama fungsinya, tapi bentuknya flags atau bendera |
 |
Di kuil yang ini ema-nya ditumpuk-tumpuk. |
 |
Pojokan kecil ini namanya Omokaru-ishi. Katanya kita bisa berdoa memohon sesuatu, lalu memperkirakan berat dari batu tersebut. Kalau ternyata kita mampu mengangkat batu tersebut dan batunya ternyata lebih ringan daripada prediksi kita, wish kita akan tercapai. Orang Jepang kan percaya banget gini-ginian ya, jadi antriannya panjang aje hihi. |
 |
Setelah ini jalan terus menanjak, tetapi masih bisa dilewati stroller. Traffic juga menurun tajam dibandingkan dengan di bawah tadi. |
 |
Foto ini masih disponsori oleh Malkist. Tuh, difoto aja anaknya ganyem. |
 |
Horeee...akhirnya bisa dapat foto yang full tanpa ada orang di sekitarnya. |
 |
Baru selang beberapa detik, pas gantian Mama Abby yang mau foto, udah lewat banyak orang. Berhubung kita di sini bukan prewed, gak usah lah ya nunggu moment kosong lagi hihihi. |
 |
Kalau dilihat di sini, gate-gate baru akan terus dibangun. Contohnya, di titik ini sudah disiapkan tempat untuk pemasangan gate selanjutnya. |
 |
Kemudian kita sampai di pemberhentian kedua, dan kita sadar, mulai dari sini, kita tidak mungkin lagi dorong stroller. Sebetulnya kalau nggak bawa anak, bisa naik terus, dan bisa melihat Kumatakasha Shrine, lalu ada Kodama Pond, dan yang paling keren, naik lagi ke atas sampai ke titik Yotsusuji Intersection, dimana kita bisa melihat Kyoto dari atas Inari-San. Tapi kita tau diri aja, gendong Abby naik tangga segitu banyak = cari metong. |
 |
Di pemberhentian kedua ini ada gate-gate juga yang terbuat dari batu, dan kalau dilihat ada orang yang masih berdoa juga di sini. Setelah dari titik ini, kita turun ke bawah. |
 |
Mumpung ada turis yang fotoin, akhirnya ada foto bertiga. Sayangnya si unyil udah separo ngantuk. |
 |
Saya dorong Abby lewat turunan, anehnya anaknya malah segeran lagi. |
 |
Kemudian mengacung-acungkan jari. Lagi-lagi keluarnya angka 4. |
 |
Yang dikasih cone itu adalah gate yang baru jadi, dan catnya masih basah. Bandingkan dengan gate sebelahnya yang sudah tua, bahkan kayunya sudah keropos. |
 |
Begitu sampai di perhentian pertama lagi, kita bisa memilih, mau balik via taman, atau via gate yang tadi awal kita masuk. Sudah jelas kita pilih lewat taman. Gak usah dipertanyakan lagi hahahaha. |
 |
Trail ke bawah ini, walaupun jalannya agak berpasir dikit, tapi masih sangat mudah dilewati stroller, dan yang jelas sangat asri. Serasa berada di hutan yang terawat. |
 |
Ketemu lagi dengan rubah pembawa pesan. Yang ini membawa alat seperti ani-ani. |
 |
Kemudian rubah yang ini membawa padi hasil panen. |
 |
Turun lagi lewat tangga, kali ini bapaknya yang gendong. Abby tangannya jadi angka 1 (niru bapaknya). |
 |
Two Storied Gate yang sampai siang masih terus ramai oleh pengunjung. |
Keluar dari kompleks Fushimi Inari, kita memutuskan untuk tidak langsung nyebrang ke Stasiun, melainkan melewati jalan yang penuh dengan jajanan! 7 tahun lalu daerah ini masih sepi banget, dan cuma terisi oleh beberapa toko souvenir. Tapi sekarang, makanan semua!
 |
Yang ini ada mochi panggang |
 |
Kemudian ada yakitori |
 |
Belum lagi bola nasi yang dibungkus daging |
 |
Chicken Karaage alias ayam goreng yang fresh from the frying pan |
 |
Tuh liat, rameeeee! Seruuuu!! |
 |
Lalu kita terpaku pada... BACON!! Langsung dong, beli yang ukuran large! |
 |
Bacon panggang!! Tebal!! Super yummy!! Bisa pake condiments mayo, nori, atau sesame seeds, tapi kita milih makan polos aja. Murah pula segede gini cuma JPY 500 (IDR 60,000) |
 |
Toko souvenir juga masih banyak kok! Lucu2 souvenirnya, terutama banyak kerajinan tradisional (selain Kitkat yang rasanya ajaib2 termasuk rasa wasabi). |
 |
Balik nunggu kereta di stasiun, stasiunnya penuh kayak gini. Semuanya baru selesai dari Fushimi Inari. Menakjubkan ramainya. |
 |
Buat orang-orang yang tidak naik kereta, parkir bus dan mobil ada di seberang stasiun. Jadi kalau mau lewat dari parkiran, harus menyeberang rel kereta api seperti ini. |
 |
Dan sampailah kita kembali di Kyoto Station yang sangat modern. |
 |
Sampai di stasiun, foto dulu di depan Halloween theme board, dan saya ingat di sini Abby mulai ngantuk alias celeng, padahal kita baru mau cari makan siang. |
 |
Kyoto Station ini designnya saya suka sekali! Untuk central hallnya, atapnya tinggi. Kelihatan ramai ya? Padahal ini bukan peak hours loh, plus sekarang juga hari Sabtu. Mau lihat kalau peak hours seperti apa? Nanti saya kasih lihat pas sore. |
 |
Apa yang keren dari Kyoto Station ini? Isetan Department Store yang gede banget! Berapa lantai? 11 lantai!! Dan untuk naik ke 11 lantai itu, kita bisa naik eskalator terbuka. Rasanya asyik banget sampai atas naik escalator terbuka gitu. |
 |
Dan ini pemandangan pas kita sudah sampai di lantai 11. Di bawah itu lagi ada beberapa dancers sedang latihan untuk performance, dan beberapa kru sedang setting lampu-lampu. Kebayang nggak sih serunya kalau nonton pertunjukkan di situ? |
 |
Di area lantai 11 ini, ada restaurant row yang namanya The Cube. Tentu saja isinya restaurant semua. Jangan bingung, orang pada antri restaurant sambil bawa koper, dan ini adalah pemandangan yang biasa di sana. Gara-gara muter-muter lihat restaurant, si Abby di sini mulai molor dengan sukses. |
 |
Hayo ini apa? Ini adalah display lilin-lilin yang biasa dipakai untuk di restaurant. Ternyata mahal loh! Sekotak gitu harganya bisa ada yang JPY 50,000 (IDR 6,000,000). Pantes ya, karya seni dan cakep-cakep semua. Kalau mau jadiin souvenir juga boleh loh hehehe. |
 |
Dan akhirnya mata kita tertambat pada restaurant ini yang namanya Molette. Specialtynya adalah omurice. Restaurantnya cukup mungil, tapi tempat duduknya lumayan banyak. Kita harus tunggu dulu sebentar sebelum akhirnya dapat kursi. |
 |
Baru di sini saya lihat, keranjang-keranjang plastik disediakan untuk taruh tas, supaya hemat tempat di meja. |
 |
Ini pesanan saya yang isinya seafood. Ada udang, kerang, salmon. Yang bulat-bulat itu adalah mozzarella balls. Untuk sidesnya ada telur omelet dan jamon iberico ham. Rasanya? Enak bangetttt!! Baru kali ini saya makan omurice, pas dibelah itu, telurnya masih super moist dan agak basah, menyatu dengan rasa nasi tomatnya yang yummy banget! |
 |
Sementara, suami saya pesan omurice dengan sirloin steak. Dagingnya memang bukan specialty meat, tapi sangat empuk dan wangi. Supnya yang di kiri itu kelihatan cuma kayak air teh, tapi enak sekali. |
 |
Abby yang tadinya udah bobo, terpaksa saya bangunkan untuk makan siang. Dia makan nasi tomat pakai salmon, dan syukurnya doyan dan habis. |
Di sini ada kejadian "seru". Pas saya lagi suapin Abby itu, saya nyium bau-bau kurang enak, dan saya sudah tau ini bau khas dan kemungkinan Abby kentut. Tapi karena dia santai aja dan makannya jalan terus, saya tetap kasih dia makan karena saya pikir dia pasti cuma kentut aja, gak mungkin pup. Pas nasinya habis, kok baunya makin wow! Si Abby ini kan kalau pup bisa dibilang sudah lulus toilet training ya. Tapi kan selama di Jepang, kita pakaikan dia disposable diaper terus supaya aman karena gak di setiap tempat mudah cari restroom. Chancenya, dia ini jadi terlalu "nyaman" dan malas bilang kalau dia pup. Tapi saya yakin saat itu, karena baunya gak hilang-hilang, sudah pasti dia pup. Jadi saya bawa tissue basah dan popok ganti di pouch, lalu menuju ke restroom. Restroom di lantai 11 ini, gak ada diaper changing tablenya. Jadi saya langsung tanya information kemana saya harus turun yang ada changing tablenya. Kata dia harus ke lantai 7 kalau untuk baby's room yang besar. Tapi kalau changing table saja, cukup ada di lantai 10. Oke lah, saya ke lantai 10 naik eskalator.
Pas saya cek di kamar mandi nan mungil itu, masyaampunnnn!! Ternyata ini anak pup sampai meluap-luap dan keluar dari diaper, bahkan sudah tembus belepotan ke baju, dan ke celana. Untungnya ke jaket masih belum karena ketahan sama baju. Saya shock berat, mana wecenya bener-bener cuma ada changing table doang di dalam kamar mandi, tidak ada washtafel ataupun keran apapun. Jadilah itu saya berjibaku di dalam kamar mandi, mana lumayan diketok-ketok dari luar karena saya lama. Sebadan itu saya lap pakai tissue basah yang entah habis berapa lembar. Pokoknya yang penting anaknya bersih. Bajunya yang sudah belepotan dan bau itu, saya lipat sedemikian rupa. Terus ini anak, diem aja dong santai, as if nothing happened, padahal saya udah panik berat. Yang bikin lebih panik lagi adalah, baju gantinya itu ada di lantai 11, masih di ransel bapaknya! Siapa sih yang nyangka ini anak pupnya "meriah" banget. Sepatu dan kaos kaki tentulah sudah dilepas karena tidak mungkin saya bisa buka celana dia yang kotor itu kalau saya tidak buka sepatu dan kaos kakinya.
Jadi gimana saya balik ke lantai 11? Abby cuma balik pakai diaper, kemudian saya kasih jaket, dan saya gendong sampai lantai 11, sambil sepatu dan kaus kakinya saya tenteng. Pemandangan yang nggak asik deh. Mana saya ngos-ngosan lantaran letak restroomnya gak deket-deket banget. Suami saya kebingungan, dia kira saya kenapa-napa kok lama banget ngga balik-balik. Habis ambil baju ganti dari bapaknya, saya gendong lagi Abby menuju ke restroom, pakai baju, dan akhirnya perjuangan selesai. Phewwww... Minta ampun deh. Tapi lega loh, at least kejadiannya di mal. Coba bayangin kalau kejadiannya di tengah kuil di gunung yang restroomnya jauh. Yang masih jadi misteri sampai sekarang adalah, kok bisa itu pup belepotan? Apa jangan-jangan pas pules di stroller itu dia sebenernya udah pup? Hahaha. *gak penting banget misterinya*.
Selepas dari makan siang, kita lanjut perjalanan menuju ke Kiyomizu-dera Temple. Kalau ke sana, kita tidak menggunakan kereta, melainkan menggunakan bus. Bus yang merupakan loopline untuk ke tempat-tempat bersejarah di Kyoto ada di nomor 100 dan nomor 260. Untuk naik bus ini, kita bisa memilih beli 1 day pass seharga JPY 500 (IDR 60,000) dan bisa dipakai seharian, atau bisa bayar lepasan per trip sebesar JPY 230 (IDR 27,600). 1 day pass-nya bisa dibeli di mesin khusus pas di dekat antrian bus. Karena saya dan suami gak mau ambil resiko salah turun, plus kita masih ada harapan kali-kali aja kalau ada spare time, kita mau ke tempat lain, kita memilih ambil 1 day pass. Toh hitung2 bolak balik Kiyomizu-dera ke stasiun aja sudah JPY 460 kan? Cuma selisih JPY 40 mah cincaaaiii.... Pas kita liat antrian yang mau naik bus 100, YA AMPLOP! Gak salah ini? Mau nunggu brapa bis baru bisa masuk?
 |
Ini semua mau ke Kiyomizu-dera? Amazing! Ramenya amit-amit. |
Saking ramenya, baru di sini saya lihat orang pada cepat-cepat masuk bus. Antriannya gak serapi biasanya. Dan baru kali ini, saya merasakan apa yang disebut dengan umpel-umpelan ala bus/ kereta di Jepang yang namanya kita didorong sampai mepet, sampai gak ada tempat sisa sama sekali untuk bergerak di dalam bus. Dan hebatnya, ternyata antrian yang saya takutkan sebanyak itu, sebagian besar berhasil masuk ke dalam bus termasuk saya dan keluarga! Hahahah. Hebring deh! Oh iya, beli 1-day pass itu juga membantu banget pada saat turun, kita tidak perlu lagi antri di dalam bus untuk membayar manual. Jadi agak-agak lebih cepat keluar dari bus yang sumpek.
 |
Ini loh bis kita tadi. Pas keluar dari sini leganya minta ampun hahaha. Padahal cuma 4 stops kayaknya dari Stasiun menuju Kiyomizu-dera. |
 |
Begitu turun dari bus dan mau nyebrang, manusianya menyemut kayak gini. Lupakan menemukan temple yang agung dan indah. Ini mah isinya manusia semua! Luar biasaaaa....!! |
Tadinya saya dan suami sudah taruh tuh di itinerary, kalau saya dan Abby kepingin banget sewa kimono dan didandanin ala gadis-gadis Jepang. Kyoto ini kan pusatnya ya kalau mau dandan-dandan kayak gitu. Udah cek-cek harga juga, sekitar JPY 5,000 (IDR 600,000) per orang untuk sewa baju dan hair do. Pas sampai sana, nafsu saya untuk didandanin hilang tak bersisa. Betul-betul hilang sehilang-hilangnya. Padahal tadinya ngebayangin Abby pasti lucu banget kalau pakai baju ala Jepang dan sandal bakiak. Gimana gak hilang selera? Suami sudah promosi, kalau Kiyomizu-dera ini pas dia pergi itu tenang, serene, dan sepi. Jadi jalan-jalan pakai kimono juga nyaman, santai. Tapi kenyataannya, ramainya kayak cendol. Mau jalan menuju ke templenya aja susah alias padat. Ya udah lah, di skip aja.
 |
Kita harus jalan cukup menanjak, dan trotoarnya cuma sekecil itu dengan manusia yang padat banget. Mungkin jalannya sekitar 300m-an dan bisa ditempuh 10-15 menit, tapi karena padat, jadi tersendat-sendat. |
 |
Finally, sampai juga kita di kompleks Kiyomizu-dera Temple. Kita sengaja masuk via wheelchair access, soalnya bawa stroller, plus jalurnya sedikit lebih lengang. |
 |
Three Storied Pagoda sudah nampak dari kejauhan. |
 |
Entah karena tadi kebanyakan ekspor, anak ini mendadak laper, terus minta malkist. Jadi ini bukan karena mama papanya sodorin ya, ini anaknya beneran doyan! |
 |
Setelah mendaki tadi, sampai di atas, kita bisa melihat keindahan kota Kyoto. |
 |
Selamat tinggal mau jalan-jalan pakai kimono cantik di Kiyomizu-dera. Sudah gak napsu lagi, walaupun liat orang-orang lain pakai. |
 |
Foto dulu bertiga, ditemenin stroller pula hahaha. Gate yang di belakang kita itu namanya adalah Deva Gate. |
 |
Karena melewati disabled ramp, kita malah bisa lihat-lihat bangunan-bangunan klasik di pinggir temple (dan Abby masih ganyem malkist) |
 |
Inilah West Gate, yang juga menjadi gerbang yang diakui sebagai World Heritage dari Unesco selain Three Storied Pagoda, Main Hall, Deva Gate dan Bell Tower. Keliatannya sepi ya? Ya jelas lah, soalnya dipagerin! Hahahaha. Liat aja sebelah kirinya, manusia semua. |
 |
Dari sudut ini, juga terlihat Bell Tower |
 |
Deva Gate dilihat dari bagian samping belakang. |
 |
Lagi-lagi gara-gara lewat akses wheelchair, jadi bisa lihat bangunan-bangunan cantik ini |
 |
Dan bisa melihat Thousand Stone Buddhist Image yaitu batu-batu yang dihias dengan garmen warna warni |
 |
Untuk masuk ke Main Hall, kita harus membeli tiket terlebih dahulu. Harga untuk dewasa JPY 300 (IDR 36,000) per orang. |
 |
Dan pas masuk, kita langsung shock kayak gini! Seriously? How can people pray? Ramenya gak kira-kira. |
 |
Di sebelah kiri itu adalah hall untuk berdoa. Selain banyak orang berdoa, juga banyak orang meminta ramalan, sama seperti di temple-temple lain di Jepang. |
 |
Kalau akses masuk non disable, kita melewati tangga-tangga ini. Lumayan lah ya, ngelewatin yang sepi daripada yang ramai. |
Sebenarnya, apa sih yang bikin Kiyomizu-dera ini begitu spesial? Pertama, unsur keagamaannya yang lumayan kuat yaitu Eleven Headed and Thousand Armed Kannon Bodhisattva yang dipercaya mengabulkan permintaan ada di situ. Tetapi yang lebih spesial adalah struktur bangunannya yang benar-benar luar biasa. Seluruh struktur pilar dan bangunan di atas bukit ini, dibangun dengan menggunakan kayu, dan tanpa satupun paku! Bayangkan foto di atas tadi, bangunan utama yang dilewati oleh ribuan orang itu, ternyata hanya berdiri di atas pilar-pilar kayu yang usianya sudah di atas 1000 tahun.
 |
Saya berjalan ke jalur samping, dan memotret main hall yang diisi oleh ribuan manusia, kemudian saya zoom-in. |
 |
Dan inilah struktur bangunannya kalau dilihat dari agak jauh, masih dengan manusia di dalamnya. Di musim gugur atau di akhir bulan November, seluruh dedaunan ini akan menjadi oranye, dan itulah yang sering difoto oleh para fotografer untuk dijadikan postcard. |
 |
Lebih jauh lagi, sudah lihat pilar-pilar kayu di bawah itu? Sebagian bangunannya sedang direnovasi juga, dan sepertinya renovasi dan penggantian dengan kayu-kayu yang lebih muda harus terus dilakukan untuk mempertahankan struktur bangunan. |
 |
Cantik ya kalau ramai-ramai pakai kimono begini. |
 |
Di turunan gini, anaknya malah girang banget, ketawa-tawa terus apalagi pas strollernya didorong kenceng sama bapaknya. |
 |
Kalau yang ini couple, sama-sama pakai kimono, cute banget (walau kakinya si mas keliatan kemana-mana). Dan yang kocak, pakai baju sih tradisional, tapi tangannya dua-duanya megang HP hahaha. |
 |
Ini adalah Otowa Waterfall. Pengunjung bisa menyucikan diri dan minum air suci di sini. Antriannya, ya ada lah 200 orang. |
 |
Foto cantik dulu sebiji buat kenang-kenangan. |
 |
Asyik ya sore-sore strolling around sambil ngelihatin kolam dan pohon yang sudah mulai berubah warna. |
 |
Selesailah kunjungan kita ke Kiyomizudera, dan siap-siap lagi menghadapi jalanan yang lumayan brutal ramainya. |
 |
Tuh kan, ramenya juaraaaa! Tapi mata lumayan enak karena kanan kiri banyak orang jualan. |
 |
Inilah stand jualan soft serve ice cream yang paling ramai antriannya, soalnya dia jual berbagai rasa, mulai dari yang plain, sampai matcha, sesame, chestnut, dan lain-lain. Saya pesan yang half and half matcha dan sesame. |
Di tempat ini saya mengalami kejadian yang lumayan gila lagi. Nggak kok, gak berkaitan sama kejadian seru sebelumnya. Yang di sini, berkaitan dengan turis Cina Daratan/ Tiongkok Daratan (saya sebut TD aja ya) yang parah banget kelakuannya. Saya sih paham mereka ini mendadak pada kaya raya, kemudian menjelajah dunia sebagai turis. Tapi memang kelakuan gak bisa bohong. Mau mereka pakai barang merek ternama dan dandan heboh dari ujung rambut sampai ujung kaki, tetap saja tingkah lakunya memalukan dan bikin urut dada.
Waktu saya lagi antri eskrim di sini bersama dengan pengunjung lain, mendadak ada satu ibu orang TD, mungkin usia 35-an, menerobos antrian saya (waktu itu saya paling depan dan harus menunggu 5 menit sampai es saya siap). Si turis TD itu teriak-teriak memaki dalam bahasa Mandarin. Saya gak tau dia ngomong apa, intinya dia nunjuk-nunjuk eskrim seperti mau beli, tapi dia gak mau antri sama sekali. Tentu saja saya dan si penjual cuma bengong-bengong saja dan kita menunjukkan gesture kalau kita tidak mengerti apa yang dia omongin. Saya berusaha menggunakan bahasa Inggris untuk kasih tau dia kalau dia harus antri di belakang, begitu juga dengan tukang eskrimnya. Sambil terus teriak, dia mulai menghalang-halangi dan mengganggu orang yang antri di situ sambil marah-marah. Puncaknya, dia keluarkan dompetnya, lalu jejerkan uangnya yang bertumpuk yang isinya JPY 10,000-an semua (IDR 1,200,000 per lembarnya), dan berteriak memaksa untuk beli eskrim karena dia butuh cepat-cepat lantaran ditunggu rombongan. Sangat MEMALUKAN! Yang terjadi selanjutnya adalah, si pemilik toko yang sudah opa-opa, sampai harus keluar dan turun tangan mengusir si ibu tersebut. Saya sampai bengong, baru nemu ada orang gila kayak gini yang menghalalkan segala cara dan berpikir uangnya bisa membeli antrian. Fortunately, orang Jepang sangat-sangat disiplin, dan mereka tidak bisa dibeli dengan uang.
 |
Finally, I got my ice cream, and it was delicious! Yang sesame-nya enak banget! |
 |
Di persimpangan, suami punya usul, kalau kita turun ke arah kanan, jadi ambil bus stopnya yang sebelum Kiyomizu-dera, supaya at least kita bisa masuk duluan dan dapat tempat duduk, soalnya kalau bus stop yang pas setelah Kiyomizu-dera pasti berjubel. Jalanan yang di kanan ini lebih sempit dan mobilnya cuma satu arah, tapi kita masih lebih bisa jalan daripada jalanan utama tadi. |
 |
Dan inilah suasana di dalam bus menuju Kyoto Station. Saya masih bisa dapat duduk dan pangku Abby. Tapi suami saya berdiri terdesak. Daripada gak balik, tetep mending umpel-umpelan deh. Cuma 4 stops ini. |
 |
Kyoto station dilihat dari luar. Modern, cantik. Yang tinggi dan banyak jendela itu adalah Granvia Kyoto Hotel. Kayaknya kalau mau nginap di Kyoto, di situ paling pas deh secara Kyoto overall kotanya kecil dan lebih enak tinggal dekat stasiun. |
 |
Kyoto Tower terlihat juga dari Stasiun. Di Jepang ini kayaknya hampir tiap kota punya observatory. Bisa berbentuk tower, dan bisa berbentuk gedung. |
 |
Tadi saya bilang kan, mau kasih lihat foto pas peak/ rush hour. Nah begini deh! Sabtu loh! Eskalator aja bejubel. |
 |
Ini adalah ruang tunggu untuk naik Shinkansen lagi. Kita naik Hikari 517 menuju Osaka. |
 |
Lagi-lagi keretanya kosong, dan Abby bisa santai ngelihat jendela. |
 |
Setelah dari Shin-Osaka, kita naik kereta lagi menuju Osaka Station, dan suami saya shock berat liat Osaka Station sekarang. |
 |
Jadi cantiknya kayak begini! |
 |
Jadi ada mal besar yang namanya Grand Front Osaka yang kompleksnya gedeeee banget! |
 |
Dari luar stasiun juga sangat cantik dengan tangga menyala. Pokoknya impressive banget deh areanya. |
Kenapa kita turun di Osaka Station? Karena kita mau ke Umeda Sky Building. Ada apa di situ? Umeda Sky terkenal dengan Floating Garden Observatory-nya. Seperti tadi saya cerita, di Jepang ini di tiap kota besar, pasti ada observatory, baik yang bayar maupun yang gratis. Yang gratis biasanya gedung pemerintah, dan yang bayar punya swasta. Kalau di Tokyo kemarin kita sudah naik ke Tokyo Tower, kali ini kita naik ke Umeda Sky Building. Selain ke observatory, di Umeda Sky basement juga ada area tempat makan yang sangat unik yang bernama Takimi Lane. Takimi Lane ini dibentuk menyerupai jalanan di Jepang pada masa lampau.
 |
Dari Osaka Station, kita menyebrang melewat tunnel bawah tanah seperti ini yang panjaaaanggg. |
Di Takimi Lane, ada 1 restaurant yang terkenal yang khusus menjual Okonomiyaki yaitu Kiji. Restaurant ini katanya sih punya okonomiyaki terenak di Jepang. Antriannya cukup fenomenal. Pukul 6 sore saja sudah mengular di luar restaurant. Sementara pas kita ngintip restaurantnya sempit banget dan nggak mungkin bawa anak untuk makan tenang di dalam. Lagian, kita sudah sempat makan okonomiyaki enak 2 hari lalu. Jadi kali ini, kita cari restaurant yang menunya kita belum pernah makan yaitu, ramen.
 |
Saya nggak tau nama restonya apa lantaran gak ada romaji-nya. Tapi sehabis research, kalau nggak salah namanya Kiraku. |
 |
Pesanan suami saya, Miso Ramen dengan Fried Chicken dan Yakimeshi alias nasi goreng. Nasi gorengnya itu Abby yang habisin loh, plus ayam goreng juga dikit. |
 |
Slurrrppp.... |
 |
Pesanan saya, Shoyu Ramen dengan Hot Sauce Shrimp (katanya special hot sauce), dan nasi putih. BANYAK BANGET GAK SIH PORSINYA? Tapi kok ludes. Udangnya gendut-gendut dan juicy banget! |
 |
Order lagi additional samcan alias three layered pork biar lebih mantab. |
 |
Beginilah suasana di dalam restaurantnya. Terasa kuno banget, dan kayaknya sengaja dibikin begitu. Chefnya di belakang juga opa-opa, cuma pelayannya aja yang muda-muda. Pas saya masuk kira-kira pukul 6, tempat ini masih santai saja. Begitu pukul 7, hampir semua meja penuh terisi. |
 |
Habis makan, kita muter-muter keliling "kota" kecil Takimi Lane. Ini kayaknya ruang khusus untuk nelepon, Suasana Takimi Lane ini dibuat seperti Osaka di masa keemasan yaitu di tahun 30-an. |
 |
Maksud hati foto sama anjingnya, tapi Abby gak mau ngadep depan, malah elus-elus anjingnya terus hehehe. |
 |
Lucu ya jalanannya kayak di kampung, padahal indoor dan di sekelilingnya restaurant semua. |
 |
Serasa lagi tamasya ke masa lampau. |
 |
Ada juga miniatur tempat pemujaan |
 |
Dan ada bemo yang dulu ngetrend sebagai kendaraan niaga. |
 |
Keluar dari basement, kita langsung menuju ke gedung utama Umeda Sky, dan bersiap menuju ke observatory. Lihat yang bentuknya kayak huruf V? Itu eskalator loh! |
 |
Pas masuk agak kaget karena antrian lift sudah segini panjangnya. |
 |
Sementara itu Abby sudah mulai ngantuk karena kenyang habis dinner. Dan kita sudah siapin dia pakai kupluk just in case kedinginan. |
 |
Wuih wuih wuih wuih... Antrian naik lift. Tapi tertib banget semuanya bikin 4 lane berbaris. Jadi kita akan diantar dulu naik lift menuju ke lantai 35. |
 |
Dari lantai 35 ke 40 kita menaiki eskalator seperti ini yang menggantung melintasi tengah gedung (yang tadi saya bilang kayak huruf V di foto sebelumnya). Panjang, gelap, tapi di kanan kiri kita bisa melihat pemandangan. As usual, stroller harus selalu dilipat ya kalau naik eskalator di mana pun (apalagi di Jepang yang tertib). |
 |
Foto penampakan. |
 |
Sampai di atas, kita langsung beli tiket untuk ke Floating Garden Observatorynya. Harganya JPY 800 (IDR 96,000) per orang. |
 |
Bukti nyata kalau kita beneran udah ke Umeda Sky building di tanggal tersebut atau bahasa Jepangnya Kuchu Teien. Yang lucu, saya mikirnya suami fotonya tuh full frame dong ya termasuk gambar gedung di sebelah saya. Ternyata nggak dong! Alesannya: GAK LIAT! *mungkin kelamaan pakai kacamata kuda sampai gak lihat gambar segede gitu) |
 |
Akhirnya kita minta tolong orang fotoin sekali lagi, tapi Abby udah gak mood buat difoto lantaran ngantuk. |
 |
Dari balik jendela lantai 40, terlihat pemandangan kota Osaka yang gak kalah meriah daripada Tokyo. Dinamis banget kotanya. |
 |
Fotonya gelap, soalnya kalau sayanya terang, belakangnya gak kelihatan haha. |
 |
Di situ juga terdapat viewing couch gitu untuk orang naik dan duduk berduaan. Dasar org pacaran tuh pada egois ya, pada gak mau gantian gitu loh! -_- |
 |
Kemudian juga ada kafe Sky at 40, di mana kita bisa ngopi atau nyemil sambil lihat pemandangan dari jendela. Berhubung semua kursi di jendela sudah penuh, ya udah lah, mending langsung aja kita naik ke observatory yang merupakan tempat terbuka dimana kita bisa melihat Osaka secara 360 derajat. Kebayang kan angin dan dinginnya? |
Lagi-lagi ada kejadian nggak enak yang dibuat oleh turis TD. Di Umeda Sky ini, dari lantai 40 menuju viewing deck di atas, cukup naik tangga 1 lantai saja. Lift di situ cuma 1 dan sudah ditulis besar-besar kalau liftnya diutamakan untuk orang cacat berkursi roda, ibu hamil, dan ibu yang bawa stroller anak. Tetapi di depan lift situ, yang ngantri malah turis-turis TD yang jelas-jelas masih muda dan sehat, dan tipe naik liftnya nggak mau ngalah alias nggak antri tertib. Memalukan banget sampai petugas Umeda Sky harus negur mereka supaya nggak bergerombol antri lift, padahal tangga itu ada di sebelahnya dan cuma naik 1 lantai. Ya gitu deh, makanya kalau dibiarkan begini, yang ada lokasi orang yang sudah tertib, lama-lama dicemari sama turis yang nggak sopan. Semoga pada bisa memperbaiki perilaku.
 |
Masih inget escalator yang tadi? Tuh dari observatory bisa kelihatan kan kalau escalatornya benar-benar menyebrang lintas tengah gedung. |
 |
Sampai di atas, kita lihat suasana ramai, angin cukup kencang dan dingin. Yang seru, lantainya itu dikasih titik-titik, dan disinari oleh sinar UV, jadi kita serasa sedang jalan di atas bintang. |
 |
Di pojokan ada yang namanya Lumi Deck buat couple-couple, dimana mereka bisa difoto dengan lampu-lampu menyala di lantainya, dan bisa taruh gembok cinta. Cuit2! Serasa di Dermaga Cinta Ancol aja hahaha. *kok kurang pas ya bandingannya sama Dermaga Cinta* |
 |
Pasangan lagi foto mesra di Lumi Deck. Saya juga mau sih, tapi antrinya..... |
 |
Cantik banget gak sih kota Osaka ini? Jembatannya juga keren banget melintasi sungai. |
 |
Ini namanya SSG = Selfie super gagal. Entah apa yang mau difoto, dan kita bener-bener gak berbakat selfie hahahaa. Satu mangap, satu cengo. |
 |
Ya udah deh, foto biasa aja biarpun lagi jelek parah. Mukamu kusut, rambut acak-acakan, malah sering kau tidurrr..di pinggir jalan... (loh itu mah lirik lagu Mabuk Judi-nya Cucu Cahyati ya?... ). Baju saya jadi biru lantaran kena sinar UV. |
Akhirnya saya turun duluan deh sama Abby. Abby juga udah gak mood lantaran gelap dan dingin plus ramai di atas. Daripada masuk angin, mendingan menyelamatkan diri di bawah hehe. Sementara suami masih terus foto-foto.
 |
Lumayan, setelah ditinggal istri, hasil fotonya lebih cakep kayaknya hahahaha. |
 |
Termasuk juga foto-foto macem gini. Mau pose super mesra juga boleh kok, asal siap diliatin ratusan orang. (Kalau saya kan udah terlatih pas wedding kiss hihihi). |
Aslinya jepretannya lebih banyak, tapi nanti yang baca bosen semua. Habis dari Umeda Sky Building, kita kembali lagi lewat tunnel ke Osaka Station, dan balik ke hotel.
 |
Sekali lagi foto Umeda Sky Buildingnya. Keren banget karena keliatan ada bayangan ring di kaca gedung sebelah, jadi serasa ada dua lingkaran. |
Kejadian lucu pas pulang dari Osaka Station. Kan kita nyantai aja tuh liat ada kereta di Kintetsu Line yang menuju Nara yang berarti searah dengan kereta kita ke hotel. Pas masuk kereta, kita kaget, wuihhh cakep banget keretanya kayak pesawat. Gak kayak kereta kita biasanya. Tapi berhubung arahnya sama, kita pede aja naik. Begitu sampai di stasiun tempat hotel kita berada, kita nyelonong aja turun. Terus dikejar sama masinis (untungnya cuma beda segerbong). Rupaya kereta kita itu namanya kereta Limited Express dan cuma bisa turun di Nara alias gak bisa turun sembarangan. Dia stop di beberapa stasiun besar cuma untuk angkut penumpang, bukan untuk turunin penumpang. Selain itu tiket keretanya juga mahal dan gak bisa main selonongan sembarangan. Akhirnya kita minta maaf, dan ngaku salah karena ngga ngerti. Untungnya masinisnya baik, kita dikasih turun gak usah bayar apa-apa lagi, jadi rate sama dengan kereta lokal. Jadi bapak ibu, kalau di Jepang ketemu kereta yang interiornya kayak gini plus luarnya ada tulisan limited express, segeralah turun sebelum dicharge hihihi.
 |
Nih, terlalu cakep untuk jadi kereta lokal hahaha. |
Akhirnya, selesai petualangan kita hari ini. Sampai hotel, kerjaan saya selain mandi dan siapin anak tidur ngapain ya? Sudah tau? Ya ngucek baju Abby lah! Mana malam itu terakhir pula di Osaka yang berarti itu baju besok pagi sudah harus kering. Langsung deh angin-anginin di kamar mandi yang untungnya cukup luas jadi udara bisa muter. Habis gitu langsung packing deh untuk pindah kota besoknya. *badan rentek total*.
Kesan soal Kyoto gimana? Bagus sih bagus, tapi jadi berkesan overrated. Saya tetap suka karena banyak bangunan bersejarah, Abby juga seneng jalan-jalannya. Tapi kita harus lower our expectation soal kedamaian seperti yang dilihat di post card lantaran sekarang ramai banget. Besok kita sudah ke Tokyo dengan melewati satu destinasi dan pengalaman kuliner yang sangat berkesan. Tunggu cerita selanjutnya ya!
gate orange2 nya itu lucu ya emang buat poto2.
ReplyDeletegua sama ama abby, pusing kalo ngeliat banyak orang. hahaha. tapi ya namanya tempat publik ya gimana ya... :P
Makanya bayangin aja Kinkaku-ji bakalan kayak apa, karena di 2008 aja sudah ramai sementara 2 yang gue kunjungin masih sepi. Bisa kayak sarden kali.
Deleteseruuu! sampe nahan napas bacanya...cerita Tokyo-nya ditunggu ya. Next, Disneyland kah?
ReplyDeleteHahaha, nggak, belum ke Disneyland. Save the Disney Theme Parks for later :) *Hayo jadi kemana?*
DeleteLagi seru baca postingan ini sambil sarapan trus ada bagian abby pup bleberan! untung udah emak2 jadi kebal deh gak jijikan XD
ReplyDeleteSayang banget ya kuilnya ruameee banget... udah gak dapet serene-nya dong ci.. walopun pemandangan tetep cakep bener *insert emoji mata lope-lope*
Waktu baca crazy rich asians sama sequelnya china rich girlfriend kan sering muncul kisah2 kelakuan mainland china, kirain di buku itu hiperbola aja secara novel kan... eh taunya beneran crayzeeee! Aslik deh apalagi yang ibu2 pamer uang.. duh pengen gw coel pake obeng rasanya! :D
Hahaha, kalau udah emak-emak, pup anak aja jadi terasa berbeda ya. Terkadang jadi sesuatu yang ditunggu kalau pas anak sembelit hihihi.
DeleteCoba kamu ada di situ ngadepin turis mainland, tar saya sponsorin obengnya :)
Pertanyaan : berapa bungkus malkist yang dibawa leony ke jepang?
ReplyDeletehahahaha atau di jepang ada malkist juga?
Liatin makanannya le....sampe ngiler2. Snacknya maksudnya, es krimnya......bola2 nasinya...........
Dan itu tiang2 orange kalo mau poto pre wedding pegimana caranya ya kalo ramenya kayak gitu. Capek tukang editingnya ngapusin satu2 manusianya pake photoshop
Hahahaha. Bawa Malkist cuma 2 bungkus aja Paula, dan nggak habis, cuma kemakan less than 1.5. Kan gak tiap hari kita kasih Malkist, cuma pas kalau dia lagi mau aja. Kalau nyemil mulu yang ada tar gak mau makan kan rempong. Tapi butuh juga kalau misalnya waktu makannya telat (sometimes unpredictable banget nyari makan di beberapa tempat).
DeleteKayaknya kalau mau foto prewed beneran kudu sabar, nunggu sampe kosong, terus jepret deh. Atau mungkin ngedaki ke yang lebih tinggi biar sepian hihihi. Worst case, photoshop! Haha.
Oya satu lagi, i can feel you tentang si Abby yang akhirnya balik asal keenakan pake pampers. Twin juga gitu pas lebaran. And i can feel you pas Abby pup tapi ga ada wastafel dan jembret2 kemana2, itu pasti bikin sebeeeel hahahaha dan bikin ngidam kamar mandi dengan bak yang airnya full.
DeleteHahahaha. Anehnya tuh pas baru hari ke 5 loh dia kayak gitu. Sebelum dan sesudahnya pas trip kmrn itu dia bilang kalau mau pup. At least walaupun pup di celana gak parah banget hehe.
DeleteDi rumahku udah gak ada bak air hehe. Tapi at least ada sprayer atau bs pakai shower jg jadi at least msh bisa semprot2 dan bersihin bottom dia haha.
serasa ikutan jalan2 sama abby juga..catatannya lengkap bgt deh
ReplyDeleteMemang itu dong tujuannya, supaya yang baca ikutan jalan-jalan.
Deletewahhh insiden abby pup bikin deg2an dan panik ya cii..hahaa kebayang gmn rasanya, aku klo jadi cc mungkin baju abby yang kotor udah aku buang di toilet..hahaha..
ReplyDeleteternyata di jepang juga ada gembok cinta ya...trus pemandangannya okee bangett ciii..romantiss tiss
tiss..pantes banyak yang pacaran..hihihi
truss yang bangunan kuil itu beneran gak pake paku sama sekali ci? trus pake apa bangunnya? #penasaran..hahaha
oh iya cii saking banyak tempat wisatanya jadi gak ada review mengenai hotelnya ya cii..hohoho
Kalau bajunya Abby butut sih saya buang. Tapi ini bajunya bagus haha. Untung masih bisa nyuci kan di hotel, jadi bisa diselamatkan. Kuilnya ya pakai pasak, kayak orang bangun kapal jaman dulu kan juga gak pakai paku. Itulah engineering masa lalu, makanya lebih kuat karena gak asal tempel. Precise bener-bener semuanya.
DeleteReview hotel ada kok. Tiap pindah hotel pasti saya review kamarnya. Di Bag 2 dan Bag 3, nanti di Bag 6 juga mestinya ada. Hotel di kota besar di Jepang itu kan bukan resort ya. Apanya lagi yang mau direview selain kamarnya sama pemandangan gedung? Di sana juga semua serba bayar. Mau renang ya bayar lagi, fitness pun bayar lagi (ada yg free tp ketentuan ketat), jadi gak kayak di tempat lain yang kita bisa pakai for free sebagai bagian dari fasilitas tamu. Biarpun numpang tidur aja, tapi harganya sangat bikin nguras kantong terutama hotel-hotel yang bagus.
Wow,,rame bgt2 yaa itu ci.. kuilnya bener2 msh terawat semua yaa.. rapi n bersih bgt disana.. hehehehe..
ReplyDeletetetep yg bikin ngiler mah makanannya ci.. sluurrppp.. bacon nya menggoda bgt.. :9
Abby lucu bgt pub beleberan gt tapi bisa2nya ga rewel n tetep stay cool yaa.. tinggal pe er buat maminya aja bersih2in.. hahahaha..
ditunggu episode selanjutnya ci.. ^^
Rapi dan bersih banget! Cantik deh semuanya. Sayang kebanyakan orang, jadi buat foto suasana sepi agak susah. Maminya berusaha calm banget sih saat itu, walaupun panik, karena kalau extra panik kan gak akan menyelesaikan masalah hahaha.
DeleteWah, part 5 nya cepet banget keluarnya, top !! Paling stress kalau anak pup saat sedang jalan-jalan fiuhh Kebayang deh Le gimana repotnya. Hebat juga kamu tetap bisa calm n cool, ha ha.
ReplyDeleteMemang rame banget Fushimi Inari tuh. Foto gue juga gak ada yang sepi.
Soft ice cream memang rame yang ngantri ya, terus juga nyobain moci bentuk pangsit gak? Kebanyakan nyoba, jadi kenyang.
Turis China memang suka bikin illfeel ha ha. Suara kenceng sendiri, masih banyak yang suka ngeludah. Suka malu ngelihatnya.
Overall, Top banget deh trip kamu kali ini dengan Abby n hubby.
Iya nih Jul, berusaha banget seminggu dua kali aku post, soalnya kalau belum selesai merasa gak sah untuk posting yang lain hahah (palingan nanti diselipin postingan lain kalau ada hal penting). Emang ribet banget waktu di situ, dibilang calm juga ngga. Tapi ya mau gak mau harus hadapin. Mau kontak suami gak bisa krn gak bawa HP hahaha.
DeleteAku gak nyoba macem-macem soalnya lebih milih siapin perut buat makanan berat aja deh. Gak icip2 aja udah sering kekenyangan. Org mainland itu beneran lagi menginvasi dunia karena kaya-kaya semua, tapi perilakunya parah. Moga2 mereka makin buka mata dan mau banyak belajar, gak egois. Orang Indonesia jg mesti banyak belajar sih. Tar aku cerita yang Indonesia jg ada yg gak asik.
Ah senang deh Ci Leony banyak maen di Osaka, soalnya waktu saya ke sana banyakan di Kyoto, ga sempat muterin Osaka. BTW renovasi Kiyomizudera udah selesai ya? Saya ke sana April 2014, umpel-umpelan tingkat dewa gara-gara renov dan lagi ada illuminated sakura jadi ruameee banget! Mana lagi hamil, eneg hahahaa
ReplyDeleteRenovasinya belum kelar kok, Astrid. Kan keliatan tuh di foto. Ini aja fall umpel-umpelan, apalagi pas musim sakura, pasti lebih parah lagi deh. Kamu ke sana ikut tour atau jalan sendiri? Kalau jalan sendiri lebih bisa explore. Lagi hamil sih bikin ilfeel ya. Kalau 2nd trimester sih gak brasa, tapi kalau pas 1st trimester yg suka eneg, nah itu pasti gak enak.
Deleteseru2 amat ya, terutama makanannya, trus Umeda Sky Buildingnya keren yak...kalau soal turis Tiongkok, gak dimana selalu aja rese ya...aku pernah ketemu di mall di jakarta, mereka habis belanja di C4 pakai troleynya, pas mau naik eskalator, itu belanjaan langsung diangkat trus langsung naik eskalator, sedangkan troleynya benar2 di biarinin persis di depan eskalator. Mereka ber3 dan belanjaan juga cuma sedikit koq, cuma 1 org yang nenteng kantong, temennya bisa donk geser dulu itu troley ke samping..pas banget deh, aku yang di belakang mereka, sambil bawa kantong belanjaan juga sambil harus geser troley itu ke samping supaya bisa naik eskalatornya. Sebel banget deh, sampe aku ngoceh aja, dasar nih pada gak pernah sekolah, ngomongnya kenceng2 & pakai mandarin pula, tapi kayaknya mereka bodo amat..cuma bisa ngelus dada deh kalau ketemu turis China daratan...ehh, malah jadi curhat di tempat orang..maap ya
ReplyDeleteNah itu dia, power of money tapi gak dibarengi dengan power of discipline. Anehnya kita kan sering lihat tuh tentara-tentara China disiplin banget katanya, tapi kok manusianya berantakan gitu. Makanya sampai sekarang aku dan suami belum ada sedikitpun keinginan untuk wisata ke China walaupun nenek moyang kita kan dari sana ya. Tungguin dulu sampai manusianya disiplin yang entah sampai kapan nunggunya hahaha.
DeleteWaaw Kyoto rame banget ya, siap2 mental bawa tods 2 yo jalan2 di keramaian ��
ReplyDeleteTenang aja, asal ada stroller akan sangat membantu, at least orang nggak akan mepetin anak yang di stroller hehe. Kalau naik bus ya mau gak mau strollernya dilipat dan anak digendong, atau berdiri nyempil, atau dipangku kalau dpt duduk.
DeleteAsiik deh kl baca edisi abby tamasya, berasa ikut jalan2 saking lengkapnya. Lanjutkan ci! ^_^
ReplyDeleteCici gak nunggu sunset di kiyomizu dera nya (keknya bakalan bagus)? Biar rame at least mereka tertib2 yaa. Trus yg umpel2an di bus, berarti orang jepang banyak juga yg naik kendaraan umum yah ci (other than train mksdnya)?
Nggak Yun, karena kalau nunggu sunset, sudah kemalaman, plus kita harus balik ke Osaka. Kalau bawa anak, yang ada anaknya udah kelaparan. Kita kan juga mau ke Umeda Sky.
DeleteBus itu juga banyak banget dong Yun di Jepang. Public transport kan macam-macam dan nggak semua area juga bisa dijangkau oleh train. Jadi bus itu pilihan feasible kalau ke daerah yang lebih spesifik. Negara maju itu pasti train and bus-nya oke semua dan jadwalnya tepat waktu.
Hihi abby abby cool banget ud pup masi selow aja dia untung maminya gk panik yaa :)
ReplyDeleteKuil orange2 itu hits banget yaa ^^ ramennya bikin ngiler, btw ramen sana sama yg ada dsini sama gk rasanya?
Lanjutkan ci cerita tokyo :)
Hahaha, selow tapi baunya menyeruak gitu. Untung gak kecium sama org-org di sebelahnya *atau kecium?* Fushimi Inari memang lagi ngehits banget, tapi gak enaknya jadi terlalu penuh. Ramen di sana rasanya sama aja kok sama ramen di sini, malah kayaknya ramen di sini lebih gurih (mungkin ada efek micin), sementara di sana lebih gurih kaldu.
DeleteLe .. kelakuan TD dimna2 sama aja ya , g juga suka kesel liatnya .
ReplyDeletetp turis Indo beda lagi , kalo di Indo mereka ga tertib di negara org bisa mendadak jadi tertib n patuh , nti plng Indo ga tertib lagi wkwkwkkkk jd keq bunglon . aneh bin ajaib juga
salut ya lu bisa bawa Aby nerobos lautan org . kebayang g lagi Aby bleberan BAB .. pasti lu kringetan awut2an & kacau banget ya ha222
cita2 g nti mo pake kimono ah kalu ke Kyoto , ciehhhh
Kalau turis Indonesia bawannya stress dan ketakutan aja tuh kalau di negeri orang apalagi yang dendanya gede hahahaha. Cuma yang gue sayangin dari turis Indonesia, suka obnoxious juga, alias heboh sendiri. Tar gue ceritain deh pas gue ke Hakone, mereka tuh kayak apa. Mendingan dikit drpd turis TD, tapi tetep aja kurang asik.
DeleteHahaha, gue keringetan bangetttt... Tapi muka gue gak seawut2an pas kena angin di Umeda Sky Floating Garden itu kok, masih bisa cukup tenang walaupun ngos-ngosan (especially gendong anak setengah telenji, sambil nenteng baju kotor dan sepatu die haha).
Lu cobain deh pake kimononya dari pagi aja, biar full experience keliling kota pake kimono.
Aih cici makanan yang ditunggu-tunggu (ramen) akhirnya nongol juga di part 5 :)
ReplyDeleteItu bacon sama sancamnya menggoda banget dah ci, murah ya ci baconnya padahal gede begitu.*lap-lap iler
soft ice cream rasa sesame ga aneh gitu ci?ga bikin eneg kah?
Masih menjadi misteri ya ci itu kenapa pup nya Abby sampe begitu 'meriah'nya :D
Hahaha, iya, sebenernya banyak kok ramen di mana-mana. Tapi kan kita juga coba-coba yang lain hihihi. Pas hari ke 5 jadi baru makan ramen deh. Iya, karena itu kan di pinggir jalan ya, kalau jual mahal-mahal mana laku juga hahaha. Justru yang enak rasa sesame-nya dibanding matcha yang sudah biasa. Kayak toasted sesame gitu deh wangi-wangi.
DeleteKayaknya dia udah pup duluan terus pas posisi bobo goler-goler deh di stroller hahahah.
Iya ci, aku nungguin itu ramen terbit di post cici, tapi belum nongol-nongol di part 1-4 nya..wkwkwkwk
DeleteIa juga si ya ci, kalau di pinggir jalan mahal-mahal yang ada cuma ngeliatin doang ya ci. Tapi manteplah menggoda banget itu tampilannya ci.:D
Kebetulan aku si ga suka matcha ci, aneh aja gitu rasanya..wkwkwk
Tapi penasaran jadinya sama yang rasa sesame.
Huahahahahha, efek dari goler-goler ya ci :D
Matcha yg di sini mgkn rasa bubuknya kelewat brasa ya. Kalau di sana itu rasanya lebih ke milky daripada ke matcha. Jadi enak2 aja dan seger.
DeleteDan..pusing melihat keramaiannya :D
ReplyDeletetapi tetap seruuu dan ditunggu lanjutannya
Sebenernya ini masih nggak pusing-pusing amat loh. Ada lagi nanti yang bikin pusing :)
DeleteWahahahaha Abbyyy jackpot abis :P Ci, aku ngakak banget pas bagian foto penampakan! WAHAHAHAHAH. Ampe nelen ludah loh btw pas ngeliat foto omurice seafood cici di Molette. Ngileerrr *glek* Keren ya foto kota Osaka dari observatory gitu. Btw aku mau masukin ke wishlist: Ke kiyomizu-dera saat autumn ah :D Bisa nahan napas kali saking kecenya pemandangan pepohonan warna oranye di sana.
ReplyDeleteCakep kan foto penampakannya? At least cantikan cici kan drpd Sadako.
DeleteYuk buruan nabung2 buat ke Jepang. Bagus banget, apalagi kalau pergi berdua bs lebih explore lagi. Ga boleh kalah explore lah sm yg bawa anak macem cici kmrn hehe.
iihh seru.. cm gw lgs kebayang bawa 2 anak berpetualang kaya u gt.. tiba2 kepala gw agak pening membayangkannya hahahha blom lagi kl dua2nya pup begimane stresnya ya hahhaa... eh jalan2 disana stroller-friendly ya kayanya?
ReplyDeleteHahaha. Jangan sampe deh Liv berduaan pup bareng. Bisa senewen keringetan parah. Jalan di sana rata2 stroller friendly apalagi yg di kota. Kalau di kuil ya pas tangga digendong aja hehehe.
Deletehahaha begitulah.. Selena kalo misal ke Jkt..kan dipakein diapers sekali pakai. Pulang2 kalo ga dipakein diaper, pasti pipis di celana..pup di celana juga..ampuuunn deh...
ReplyDeleteagak lama akhirnya baru balik lagi kalo pipis/pup ngasi tau...
iya..turis2 dari cina daratan image nya jadi jelek gitu. menyusahkan aja.. mereka gampang banget buat seenak udelnya.. ga tau apa karena mereka semua tipenya begitu ya? atau cuman sebagian aja sih?
Si Abby untungnya gak lama sih Fun. Gak sampai seminggu habis balik ud oke lagi. Syukur deh gue tdnya ud deg2an haha.
DeleteTuris TD ini mgkn perlu dibriefing lg sm pemerintahnya. Skrg aja katanya udah ada loh briefing2nya. Moga2 mereka otaknya bener alias mikir that in developed countries, duit mereka itu powernya berkurang kl buat hal2 macem nyerobot antrian.
Yah sayang banget ya Kyoto jadi kayak gitu. Gue dulu ke Jepang tahun 2006, dan yang paling berkesan dan paling gue suka adalah Kyoto, karena cantik sekali. Malah yang paling gak gue suka adalah Osaka karena terlalu industrial. Ternyata sekarang udah mainstream banget.
ReplyDeleteGak usah lu yg pergi 2006 Ngel. Suami gue yg pergi 2008 aja super kaget. Pas dia pergi dulu santaaaiiii banget. Kok sekarang jadi kayak begini. Super mainstream dan kepenuhan pdhl bukan sakura season. Gak kebayang kl pas April gimana.
DeleteGara2 post ini kita jd ngidam mcd fillet o fish! Suami pergi beli trus pas dia pulang aku belum selesai baca post ini loh hahaha ini entah dia yg ngebut ato aku yg lelet bacanya. Yg gate orange2 itu emang bertebaran di mana2 ya.. kynya semua org ke jepang foto disitu.. tp pas liat fotonya aku selalu mikir tempatnya sepi dan tenang.. eh ternyata rame ya. Yg abby jackpot seru jg hehe.. aku jg pernah bingung gimana akhirnya aku nyalain jet washer trus cuci badan daniel pake itu.. dgn pikiran kan jet washer airnya bersih lah... btw serial ini sampe berapa bagian ya le? Kamu brp hari ya disana.. kynya tiap hari 1 ya
ReplyDeleteOhya mau komen lipen merahnya cantiik serasi sama tas dan sepatunya hihihi pake merk apa hahahaha
DeleteHahaha. Jangan2 Bon.. ada mau tambahan baby lagi sampe ngidam? Hihihi. Untung dapet ya tuh Filet O Fish. Bisa pas2an balik lagi di Jakarta.
DeleteJet washer di Jepang itu lucu Bon. Ada sensornya jadi kalau gak ada weight alias kita gak duduk, belum tentu bisa keluar airnya. Masak aku kudu duduk dulu demi keluarin air hahaha. Aku 11 hari di sana. Mau diringkes2in ceritanya tp nanti jd gak seru haha. Emang mamanya Abby aja nih yg hobi cerita.
Lippenya Rimmel no. 01 yg selongsong item. Waktu aku bday kmrn dibeliin adik suami 4 biji. Tp itu yg paling kinclong.
hebattt ibu ini postingannya terus nyambung n panjang2 :D petualangannya asik2 le, ngikutin terus sambil bayang2in, terutama makanannya itu lhoo... *lap iler*
ReplyDeleteselaen pup situasi aman terkendali ya :D abby kayanya juga menikmati dan anteng di stroller. pasti hawanya enak yaa. trus abby disitu minum susu gak le? gw klo travelling yg terbayang gimana ribet kasi makan anak (yg gede sih uda gampil, tp yg kecil masi super ribet), trus ama susu nya, apa gampang beli susu uht disana?
trus lu hebat ya tau nama-nama tempat n kuil nya n sejarahnya. padahaal lu kan ga bisa bahasa jepang. apa semua tertulis gitu di plang nya di depan tempatnya?
Dedikasi nih Teph! Hahaha. Supaya semangat gak down, harus konsisten terus milih foto sama posting di blog. Kalau kelamaan takut lupaaa hahaha.
DeleteSi Abby gue bawanya susu formula Teph dan gue cm kasih susu itu pagi aja pas sarapan sama malem itupun kalau malem makannya dikit. Kalau dia udah makan banyak sih gak gue ksh susu lagi. Di rumah jg gak gimana mnm susu sih. Sehari max 2 kali n dikit. Anak gue gak doyan UHT. Mau dikasih rasa apapun ditolak mentah2.
Kalau nama kompleks2nya gue emang udah tau Teph. Dibantu suami jg untuk nama big placesnya. Tapi kalau untuk detailnya biasanya gue foto petanya dan juga research lagi di internet biar gue jg ikutan belajar soal tempat yg gue pergiin.
Salam kenal ci leony *sokikrib*
ReplyDeleteSelama ini blog ini slalu jd panduan buat pergi pergi sma anak.. Secara ankku unurnya jg baru 1.5 thn.. Nanya dongs.. Abby pernah ga pas lg traveling gt maknnya susah? Biasanya dipaksa makan di jeda waktu apa dikasi biskuit aja?
Keep posting yaa . biar aku ikutin ceritanya :)
Thanks before ya..
Raras
Hi Raras, salam kenal juga. Abby kalau pas travel makannya jg mood2an alias kadang doyan kadang ngga. Tp intinya kl dia blm waktunya makan, saya ksh snack aja. Dan buat saya, dia makan itu gak boleh smbl di jalan, atau sambil di mobil (makan yg bener ya, bukan snack). Harus duduk proper di dalam restaurant atau rumah makan atau di kereta (shinkansen ya, bukan kereta lokal) n pesawat. Ada bbrp saat dia ga bs makan krn emang menunya ga cocok utk dia (nanti saya ceritain contohnya). Nah itu saya ksh snack aja deh di jalan or finger food macem fries. Tp begitu nemu resto yg dia bs makan, harus duduk dan makan. Hehe.
Deletewahh Le, lu perginya pas musim liburan di sono yaa? kok orangnya uyek2an gitu yaa? rame banget dehh. Untung juga ketemu masinisnya yang baik yaa, kalo jahat bisa disuruh bayar denda bla bla bla ....
ReplyDeleteNgga Ci. Bukan pas lagu musim liburan. Bahkan udah tanya org sana dan mereka jawab bukan. Emang rame aja skrg Kyoto seperti itu.
DeleteMasinisnya ngerti krn kita turis, plus kita cuma 1 stop aja antar stasiun itu. Gak jauh2 amat hehe. Mereka umumnya baik dan ramah, tetapi jg disiplin.
Ci aku paling demen Takimi Lane nyaa.. Kayaknya asik banget jalan2 ke masa lalu gtu. Walaupun restorannya modern smua. Hihi. Aaaa jadi pengen ke Jepangg.. Entah kapann.. Ci kok beli ramennya 2-2nya kuah bening (miso) gtu? Bukannya enakan kuah babi ya? Tapi kayaknya kalo kuah yg babi dah ga mgkn bisa makan nasi sama side dishnya. Hehe..
ReplyDeleteItu eskalator keren banget nyebrang gedung! WOW! dan di observatory decknya lantainya bagusss.. Hehe.. Smangat ci part 6 nya! Seruuu
Itu ramennya satu miso, satu shoyu lalu benernya ada satu pilihan lagi yg kuah butek itu (tonkotsu), tapi kita gak pesen yang itu, soalnya kok berasa bakalan kelewat rich hehehe. Mendingan yang agak light aja.
DeleteUmeda Sky itu memang salah satu observatory yang terkenal dan bagus. Biarpun gak gratis, tetep aja yang naik antri :)
ci, iyaaaa bener. aku banyak liat foto preewd yg background nya orange2. ternyata itu di fushimi inari ya. hehehe. tapi gimana sesi foto nya kalo pengunjung nya aja ruaaaame pol.. mesti sabar nunggu orang2 lewat ya.. :)
ReplyDeleteci, kalo aku nanya org jepang yg tinggal disini, katanya emang paling bagus ke jepang kl lagi bln april, september & oktober. cuacanya lagi enak.. pas cici kesana, cuacanya ga terlalu panas ya?
Ya bisa sih dapet, tuh cici jg dapet kok pas motoin suami, tapi sayangnya pas cici ngga ada. Or else diambilnya cuma sebagian (misalnya separo badan, jadi gak full kanan kiri keliatan gatenya hahaha. *Mungkin pilihan terakhir pake photoshop*.
Delete7 tahun lalu suami pergi bulan September, dan kurang enak karena masih panas, plus panasnya nyengat. Akhir September sudah agak mendingan. October is great, soalnya panasnya udah ngga, tapi dinginnya juga belum terlalu. Pas lah. Kekurangannya cuma daunnya belum semua oranye :)
iya ciii, filet o fish mcD ada lagi disini *salah satu penggemarnya juga* :D
ReplyDeletehoo sama ci kayak chyntia, blakangan di medsos banyak capeng foto dengan latar oren2 (ga cuma capeng aja) ternyata itu kuil Fushimi ya :)
eskalator yang bentuknya V itu keren bgt deh ci!! belum lagi view diatas sana juga cakepsss. duh jadi ngebayangin kalo bisa liat secara real, happy bangetttt ci
Haha, iya tuh bertahun2 nunggu Filet o Fish, akhirnya kembali lagi! Senangggg hehehehe. Bingung kan mendadak Fushimi Inari jadi ngetop banget, gak taunya "korban" Tripadvisor haha. Pas cici milih tempat buat itinerary tuh padahal sama sekali nggak liat Tripadvisor loh, karena udah tau yg mau diincer berdasarkan review suami.
DeleteAyo ayo, nanti suatu hari ke Jepang. Diniatin dan dibulatkan hati, lalu kumpulin dananya. Tapi biar gimana harus prioritaskan yg penting dulu.
Aaaaa Ci, bener2 bikin mupeng wkwkwkwkwk
ReplyDeleteapalagi Kyoto yg masih kentel bgt suasana masa lalunya....
Keep posting Ci, makin penasaran destinasi berikutnya :-)
Moga2 nanti bs kesampean ke sana haahaha *harus bujuk rayu maut ke suami inihhh* wkwkwkwkwk
Suasana masa lalu kentel.. tp manusianya bejubel hahaha. Untung gak kayak di sini yg orgnya kebanyakan selfie.
DeleteHihi. Gak usah pake bujukan maut kok. Cici aja gak bujuk sama sekali malah suami yg tawarin hahahaha.
Hi Le..
ReplyDeleteSama donk aku jg ke fushimi inari sama kiyomizu-dera.. itu yak ke kiyomizu gak tahan banget nanjaknya.. nanjakk teruss.. kl naik kereta itu jauh banget jalannya dan dr jalanan rayanya aja dh nanjak terus pas sampe dibawah templenya itu kirain dh mo nyampe ternyata nanjak lagi hahaha *ketawapait.. sampe dh mo nyerah ditengah jalan dipikir2 sayang juga dh setengah jalan .. pas sampe kuilnya dah jem 6 lewat dan templenya dh tutup *miris
Btw km gak ke nishiki market ya?ituu marketnya super gedee.. kiri kanan liat jualan ikan,udang segala macem hihi.. tp ini marketnya ada jual baju aksesoris juga ,resto.. yach kaya dotonburi kali yak cmn versi pasarnya hehe.. dan disini juga ketemu 1 resto kecil yg jualan nasi grg b*b* enakkk bangettt :) duh jd kangenn pengen balik lg kesana :)
-Natalia-
Waduh, sayang amat Nat pas udah sampe situ malah tutup. Memang gak bisa ke Kiyomizu-dera kalau naik kereta. Terlalu jauh jalannya. Mending naik bus loop line turun di bus stop pas di depan gang. Jalannya emang nanjak banget ya, plus saya juga dorong stroller. Ke Jepang memang harus research banget untuk ke tiap-tiap tempat karena mereka untuk timing jg sangat precise.
DeleteSaya gak ke Nishiki Market soalnya udah ada kunjungan ke pasar ikan lain nanti (bukan yang di Tokyo hehehe). Kita nyari tujuan yang kids friendly juga. Kalau tipenya kelewat ramai/ padat dan bukan "must see" kita avoid dulu.
oooh yg orange2 itu namanya fushimi inari trnyata di kyoto toh.. gw pikir itu osaka lho hahhaa.. bagusss yah!!
ReplyDeleteBagus, Live! Ayo ubah haluan ke Jepang buat trip tahun depan. Ketemu keluarga suami di Jepang ajaaa *loh kok malah gue yg nyuruh*
DeleteKalau pake kamera butut gw, misalnya nunggu sepi mau foto tapi krn kamera butut pas pencet dia makan waktu dulu kumpulin energi alhasil org lewat2 lagi hahahhaaa....
ReplyDeleteSemoga suatu hari gw kesampean kesana pas Conrad gedean biar gak repot sekalian beli tali guguk buat iket dia 😂😂😂
Kebayang anak2 pake kimono gitu trus bakiak dan puter2 daerah sana pasti lucu...tentu aja gw juga mau pake (bawa sendal jepit biar jalannya gampang, pas foto tuker bakiak...niat)
Ayo bu, beli kamera gue aja bu, langsung snap snap *promosi terselubung*.
DeleteKasian amat anak lu dikasih tali guguk. Dorong aja di stroller, iket, aman deh hihhihi. Tar gue tunggu ya postingan foto lu yang pake kimono, kumplit dengan bakiak, dan rambut ditata dengan bunga-bunga. *lalu suami terkesima*
Seru.. Kyoto cantik ya dengan keaslian nya.. Tragedi itu " Seru" banget ya ci. sampe pas baca mikir, aduh, bisa kaya gt smp luber kmn2, mana baju di tas papanya Abby.hihi. TD itu sesuatu ya, ga beretika sekali.
ReplyDeleteNah itulah kalau kita lagi jalan-jalan, segala kemungkinan bisa terjadi. Yang penting dihadapi dengan tenang dan semangat hahaha. Turis Indonesia juga kadang bikin cekot-cekot kok.
DeleteHahahaah. Tamu Indo mah Yes banget ci bikin cekot2 nya. Aku yang kerja di travel udah afal banget sm tingkahnya. Jauh2 pergi2an ga lain ga bukan foto smp ga inget waktu, di jelasin ini itu ga dengerin, abis itu tny lagi. Groarr,haha.. blm lagi kl udh dibilangin ga boleh pegang, tetep aja di pegang, and so on, and so on,hihih.
DeleteWah.. kamu udah pernah bawa tour kemana aja? Jadi penasaran apaan barang terlarang yg ngga boleh dipegang, tapi tetep aja dilanggar sama orang Indonesia. Emang attention spannya org Indonesia pd tipis kali ya. Terus tipe yg paling males dengerin sejarah. Pdhl aku demen banget loh dengerin sejarah kl diterangin sm local guide.
Deletebaru yang deket2 aja ci. banyakan domestik koq. baru kemarin2 ini aja mulai dipercaya berangkat ke Luar ngeri.hihi. barang yang ga boleh di pegang itu misalnya patung, patung itu replikanya siapa lah gt, kan udah dikasih pembatas dan ada tulisan please don't touch, eh pembatas nya digeser, supaya bisa pegang. OMG.. trs pohon misalnya, nah itu pohon dipercaya pohon keramat, yang udah ratusan taon gitu, jd ditulis ga boleh di sentuh, tetep aja penasaran pegang, kan kl ky gt pas penduduk lokal ngeliat kan mereka jadi ngoceh2 kan. (# Tl nya lgsg menjauh kl udah gitu,ngumpet di balik pohon, malu sama kelakuan tamunya). gitulah orang indo.haha. Bener banget, dicritain Sejarah pada asik sendiri, event aku Tour leader nya aja penasaran banget, dan dengerin sampe terbengong2 n ternganga2.haha. tp si tamu malah asik sndr sm gadgetnya, tidur lah, atau belaga cuek berasa guidenya lagi ga ngomong apa2. Kalo guide nya strike mereka lgsg bilang to the point, bapak ibu kan lagi jalan2, nikmatin dulu disini, dengerin dulu guide nya cerita apa. kan syg bapak ibu udah jauh2 tapi ga denger n ga dapat informasi apa2, jd smartphone nya di taro dl ya, jangan gangguin temen2nya yang lagi pada kerja, tidurnya ditunda nanti kl udh sampe hotel ya. haha. smp segitunya loh guide nya. karena emg selalu gt ci, panjang lebar guidenya jelasin, trs smua tamu asik sndr, ga lama udh sls critanya br tny, itu apaan? ini kita mau kemana? Hello, drtd kemana deh udah di ksh tau n udah di infoin.haha.
DeleteHuahahaha, Indonesia banget tuh, kalau aturan ngga dilanggar, biasanya kurang sedap. Tapi di LN berani gak sih? Biasanya org Indo kalau di LN kan rada penakut dibandingin di negeri sendiri. Semoga sukses deh sama kerjaannya, bisa travel lebih jauh lagi :)
DeleteOrang Indonesia mah gak penting sejarah dan informasinya, yang penting: FOTONYA! hahahaha. Makanya tour yang laku itu kan yg dlm 1 kali jalan lgsg ke belasan negara di Eropa. biar cm menclok doang, yg penting ada fotonya. Ya gak sih? Hihihi. Makanya cici kl bawa anak sih gak bakalan kuat deh ikut tour yg sepintas lalu. Kasian anaknya.
Hahaah. itu justru di luar negri ci. tamu2 Indo emang ngeyel nya kebangetan.haha. Mereka berani2 aja koq, dan smakin dibilang jangan semakin penasaran.
ReplyDeleteBisa dibilang bgitu. mereka fotonya di bnykin, tp ditny disana ada apa, bagaimana? ya ga tau.wkwkw. Kl sampe belasan negara sih engga ci, wkwkw, Biasanya kl West Europe ada Amsterdam, paris, Swiss, Roma / Milan. Atau ada juga yang ditambah Frankfurt. tapi kl sampe belasan negara dlm 1 trip aku blm pernah handle.wkwwk. Bisa Stress juga orang operation nya.haha. secara di Eropa beda negara beda peraturan, dan beda semua2nya, yang mana kl semakin bnyk yang di datengin, semakin bisa bikin kepala muter2,haha, Kalau anaknya udah rada gede SD gt, aku rasa masih ok kl pake tour, and bikin tour sendiri aja ci. jadi misalnya 10 orang isinya keluarga kita semua, bgitu lbh enak drpd joint sama orang lain. hehe.
Kemarin baru liat lagi iklannya si Filet-O-Fish di tv dan baru nyambung, soale baca ini udah dari kapan tau :D
ReplyDeleteNgebayangin pup beleberan.. Ohemjiii.. Sebentar lagi akan berhadapan dgn itu semua..haha :p Mesti ngilangin rasa2 jijay dr skrg ya. wkwkw.. Tapi pasti akan terbiasa ya ci..
Beughh dahsyat orang semua, untungnya tetep bisa foto yg oke digate orange itu ya :D
Eskalatornya cuma ngeliat foto aja pantat dah kebat kebit saking berasa syerem..ahhaha.. Bener2 lah ini orang pacaran pada ga mau gantian ya..ckckc..
Hahahah, baru nyambung kalo filet o fish udah balik lagi ya ke Jakarta. Pup anak mah biasa Py, yang kemaren repot itu karena jarak resto sama jarak changing room jauh banget! Hihihi. Mana changing roomnya kecil mungil seutek tanpa air mengalir.
DeleteHaha, eskalator yg mana Py yang serem? Yang nyebrang itu? Nggak kok, ga seserem itu pas udah dijalanin. Deket cm nyebrang.
Hi salam kenal.. mau tanya tapi sebenernya ga nyambung sm chapter yg ini, setelah baca blog mama Abby aku akhirnya udh book tempat untuk lunch di mouriya😁 Mau tanya klo anak2 3taun, ga ush dipesenin makan & minum gpp kah mom? Jd makannya share sama orang tuanya? Thank you..
ReplyDeleteWaktu itu Abby blm 3 tahun, saya sih gak pesenin ya. Soalnya paketnya lengkap gitu dan dia blm bisa makan. Kayaknya orang sana jg paham kalau sharing di usia segitu.
Delete