Pasangan Seperti Apa?

Berhubung ini masih bulan Februari yang katanya  penuh cinta, saya juga mau bahas soal kisah cinta. Kalau saya cerita soal relationship saya terdahulu (yang tentu saja telah kandas) dengan mantan pacar saya, mungkin orang yang baca pada mikir, ini si Leony ngapain sih mengorek-ngorek luka lama? Tapi tentunya dari beberapa komen yang pernah saya terima, banyak juga yang merasa kepo alias kepingin tahu, karena beberapa kali saya mentioned kalau saya malas bahas yang itu. Tapi nggak ada hujan ngga ada angin, saya mendadak kepingin membagi sedikit kisah saya. Nggak akan saya buka blak-blakan sampai detail tentunya. Disclaimer dulu, hal yang saya ceritakan saat ini sama sekali tidak ada maksud untuk menjelekkan mantan saya sama sekali, tetapi bisa dijadikan pelajaran baik ke pasangan yang sudah menikah maupun yang masih mempersiapkan pernikahan. I truly need courage to share this.

Sebagai awalan, sebelum saya berada dalam relationship dengan mantan saya, saya sudah mengenal dia sekitar delapan tahun. Ya, delapan tahun sebagai teman, walaupun berbeda kota. Saya lumayan tahu sepakterjangnya dia seperti apa, termasuk mantan-mantan pacarnya, sampai reputasinya yang naik turun kayak katrol. Sampai suatu hari, out of nowhere, kita kontak-kontakan dan rekindle our friendship, dan tau-tau kita decided untuk pacaran. Waktu itu kita long distance. Di masa pacaran yang sangat singkat itu, karena kita merasa sudah mengenal satu sama lain, orang tua dia ngebut sekali untuk menikahkan kita. Kita juga ngerasa, mungkin ini jodoh. Tetapi baru pacaran beberapa bulan, saya sakit keras. Tetapi relationship kita tetap berjalan, malah saat itu saya sempat berpikir kalau dia dan orang tuanya adalah malaikat yang Tuhan utus untuk temani saya di masa-masa sulit tersebut.

Kitapun mulai membicarakan soal mempersiapkan pernikahan. Tetapi di tengah masa-masa pacaran long distance itu, saya sebenarnya sudah menemukan banyak sekali ganjalan-ganjalan yang tidak berkenan. FYI, mantan saya itu terkenal sangat religius sekali di mata teman-temannya, tetapi setelah saya pacaran, Tuhan seperti tunjukkan, kalau rupanya kenyataannya tidak seperti itu (saya tidak bisa menjabarkan lebih detail, intinya banyak perbuatannya yang tidak berkenan di mata Tuhan). Saya banyak dibohongi olehnya, kemudian ketauan oleh saya, tetapi karena mata saya tertutup dengan yang namanya cinta (dasar bodoh), saya terus memegang teguh prinsip, HE HAS CHANGED. Tapi benarkah itu?

Temuan saya soal fakta-fakta yang tidak mengenakan itu, saya sampaikah ke orangtuanya, karena saya ingin orangtuanya tersebut memahami kalau kita memang mau menuju ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan, saya juga ingin orangtuanya ikut memantau anaknya sebagai keluarga. Orang tuanya terlihat tidak kaget, malah menceritakan hal-hal yang lebih parah yang pernah dilakukan oleh mantan saya. Tapi saat itu saya berpikir positif, kalau orangtuanya tau soal tingkah laku anaknya, berarti ada chance anaknya juga sudah berubah karena dipantau oleh orang tuanya.

Namanya menuju jenjang pernikahan, pastilah kita mulai ngomongin yang namanya persiapan pernikahan. Di sinilah gejolak itu mulai terasa, di masa-masa itu saya merasa sangat tertekan. Pacar long distance, orang tuanya super mengatur, sampai saya merasa tidak ada lagi suara buat saya di dalam persiapan tersebut. Orang tuanya pun rupanya menulis notes soal kekurangan-kekurangan saya sampai berlembar-lembar untuk dijadikan bahan untuk menyudutkan saya. Contoh, saat itu operasi saya gagal. Bukannya disupport, malah disalahkan katanya kenapa gak dari awal ke Singapura seperti usulan mereka? Faktanya mereka juga tidak membantu saya sepeserpun dalam pengobatan, cuma usul saja. Tetapi malah dipermasalahkan seakan-akan saya berdosa tidak mengikuti usulan mereka. Belum lagi orang tuanya sering naik pitam, dan puncaknya, adalah perlakuan kasarnya terhadap saya dan keluarga saya. Kami diteriakin, orang tuanya berbicara dengan nada keras dan menuding-nuding dengan jari termasuk ke mama saya dengan tuduhan yang tidak masuk akal seakan-akan kami ini terdakwa, bisa dibilang kami ini difitnah.

Di saat saya tertekan tersebut, saya berusaha tegar di depan orang tuanya. Saya tidak melawan, tidak melakukan apapun karena saya masih punya rasa hormat. Saya cuma dengarkan. Tapi begitu mereka sudah tidak dalam pandangan saya, saya menangis sejadi-jadinya.  Bayangin, pacar nggak ada, dimaki oleh orang tuanya yang belum jadi siapa-siapa saya. Saat itu karena long distance, saya cuma bisa telepon si pacar, berharap dia bisa menjadi jembatan untuk kelangsungan persiapan pernikahan kita. Tetapi apa yang terjadi? Ternyata si mantan sama sekali tidak punya suara. Padahal dulunya dia terkenal sebagai orang yang sangat membela pasangan. Tapi kali ini seperti dicuci otak oleh orang tuanya. Yang ada dia malah semakin menggila, dan malah menganggap saya ini bukan siapa-siapa. Terakhir saya ingat dia malah memaki saya seperti ortunya memaki saya. Sungguh bukan seperti bukan orang yang saya kenal. Lama-lama malah dia tidak mau bicara dengan saya. What kind of relationship is this?

Singkat kata, saya berpikir, this is it. This is the end. Saya menulis note ke pacar saya, kemudian bilang, kalau saya berharap kita tidak berakhir seperti ini, tetapi bisa berakhir sebagai teman. Karena kita sudah berteman 9 tahun, dan saya sedih kalau persahabatan berakhir. Saya meminta dia balik ke Indonesia untuk menyelesaikan segalanya secara baik-baik. Tetapi lagi-lagi dia menghindar. Jadi, ya sudahlah, saya memutuskan segalanya sudah selesai. Sangat tidak enak apalagi kita berpisah betul-betul tanpa bertatap muka.

Di saat segalanya saya pikir sudah berakhir, ternyata penderitaan baru malah dimulai. Orangtua si pacar malah pergi mengunjungi si pacar, dan ngumpulin teman-teman si pacar untuk jelek-jelekin saya dan malah meminta teman-teman lain untuk mendoakan si pacar, seakan-akan dia yang korban dan saya penjahatnya. Untungnya ada beberapa teman si pacar yang berkawan baik dengan saya dan nggak percaya dengan cerita tersebut. Mereka pun konfirmasi ke saya akan apa yang terjadi. Dan tentu saja membuat mereka semua ternganga-nganga. Belum lagi ditambah ancaman fisik dan mental yang saya dan keluarga terima setelah kami putus itu plus gilanya sampai ke urusan imigrasi yang menyebabkan saya terancam tidak bisa kembali lagi ke negara si mantan seumur hidup, bahkan untuk liburan (si mantan nggak mau ngaku kalau ini kerjaan keluarganya, but who else?)

Tapi Tuhan luar biasa baik, dengan doa dan perjuangan keras, saya bisa melewati masa-masa kelabu itu. Untuk keluarga saya, butuh waktu cukup lama untuk pulih. Beberapa sahabat yang mengetahui betapa saya tersakiti, banyak yang menawarkan (gak main-main ya) untuk balas dendam ke mantan saya. Saat itu saya bilang, sama sekali tidak perlu. Tuhan punya cara sendiri untuk dia, biarkan dia yang jalani, supaya hati saya lebih damai. Saya tidak ada marah dan dendam ke dia, karena ini peristiwa ini Tuhan kasih supaya saya tidak jadi nikah sama dia. Mendingan dikasih tau sekarang kan, daripada saat sudah menikah. Pikiran yang luar biasa positif yang ada di otak saya itu memampukan saya untuk rebound dari keterpurukan saya. Dan perlahan-lahan, fakta-fakta terkuak sendiri soal si mantan, tanpa perlu saya melakukan pembalasan apapun. Banyak dari kawan-kawan yang justru saya kenal dari si mantan, malah jadi sahabat saya sampai sekarang. Isn't that amazing?

Dari kisah saya di atas, (yang tentunya sudah disensor sana sini, supaya bikin pembaca nggak ternganga2), ada beberapa hal yang bisa kita pelajari soal relationship and people's personality.

1. Pilihlah pasangan yang bisa mendukung dan berada di sisi kamu, sekaligus menghormati orang tuanya. 

Akan bahaya sekali kalau pasangan kita kelewat membela orangtua-nya setiap saat, apalagi kalau orangtua-nya mempunyai kepribadian yang sangat berlawanan dari kita. Yang ada sepanjang usia perkawinan, kita akan terus didikte, dan dia akan lebih mendengarkan kebutuhan orang tua dibandingkan dengan kebutuhan kita. Tetapi akan bahaya juga kalau kita punya pasangan yang membela kita mati-matian sampai tidak peduli dengan orang tuanya, karena biar bagaimanapun, hubungan antara anak dengan orang tua itu penting sekali. Apakah kita mau nanti di masa datang kita punya anak yang cuma mikirin pasangannya tapi tidak peduli sama kita? Suami saya tidak selalu setuju dengan pendapat orang tuanya, boleh dibilang dia cukup membela keputusan saya karena biar bagaimana hubungan suami istri adalah yang terpenting. Tapi tidak sedikitpun pernah saya melihat dia menyakiti hati orang tuanya, bahkan saya sebagai istri juga sangat mengencourage dia untuk lebih perhatian dan sayang ke orang tuanya. Demikian pula sebaliknya.

2. Buah apel tidak akan jatuh terlalu jauh dari pohonnya (though not in all cases)

Seorang anak, rata-rata bertingkah laku sesuai dengan apa yang biasa dia lihat di dalam rumahnya sendiri. Misalnya dia melihat ayahnya suka teriakin ibunya, ya biasanya sih sooner or later, dia juga bisa teriakin istrinya. Walaupun mungkin di mata istri itu terlihat kasar, bagi dia ya itu biasa saja, seperti kejadian sehari-hari. Kalau dia lihat ortunya suka saling berbohong, lama-lama dia juga terlatih jadi tukang bohong. Makanya kalau orang bilang, "Ikutin aja hati nurani," hati nurani yang mana nih? Kalau anak kecil tumbuh di kampung kanibal, yang bisa survive dengan makan orang, ya hati nurani dia dilatih seperti itu, makan orang itu wajar kan?  Mata rantainya itu bisa putus kalau anak tersebut mempunyai iman yang kuat dan mengerti apa itu kasih yang sejati. Tetapi pertumbuhan iman itu tentunya dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga.  Di sini saya tidak bilang kalau keluarga yang buruk akan menghasilkan buah yang buruk loh ya. Kalau buah tersebut pada akhirnya bisa bertumbuh dalam iman dan berada di lingkungan yang tepat, pasti dia bisa jadi buah yang baik.

3. Don't judge the book by its cover 

Tidak semua orang yang ngakunya beriman itu ternyata isinya benar-benar beriman. Orang seringkali menggunakan agama cuma sebagai kedok semata. Istilah jaman sekarang sih pencitraan. Justru kita harus rada ngeri dengan orang-orang yang kelewat "jago" di dalam agama, yang ada kita cuma terayu dengan kejagoan dan kata-katanya, tetapi ternyata dalamnya kosong melompong. Mending kalau cuma kosong melompong doang. Kalau ternyata malah berlawanan dengan apa yang dicitrakan? (Inget slogan: Katakan tidak pada korupsi? Eh, gak taunya pada ketangkep semua gara-gara korupsi hahaha). Atau mungkin ada yang inget si "Vickynisasi"?

Demikian juga kalau kita lihat misalnya ada orang kelihatan lembut, sabar, wait and see until he/she is in critical situation. Orang baru keliatan aslinya kalau dia sudah panik, kepepet, gak ada lagi yang namanya pencitraan. Kalau orang tersebut masih bisa tetap sabar dan tenang dalam menghadapi segala sesuatu, go for him/her. Tapi kalau ternyata si anak anjing lucu berubah jadi macan galak... apalagi galaknya ke kita, mending kabur!

4. Trust your guts! Don't be blinded by "love"

Beberapa kali selama hubungan saya dengan si mantan, saya tuh sebenernya mendapatkan clue-clue penting soal perbuatan dia yang kurang berkenan. Mulai dari yang dibohongin, sampai kisah-kisah yang ditwist. Pada saat saya confront si mantan, dia nangis-nangis, minta maaf, terus saya luluh, dan akhirnya menerima dia lagi. Aduhhhh... berkali-kali kejadian, tapi kok saya gak kapok, cuma gara-gara saya percaya kalau semua orang bisa berubah. Terus seringkali mikir, itu kan cuma masa lalu, pasti sekarang nggak lagi deh. Memang, ada bagusnya kasih orang chance untuk dia memperbaiki diri, and that's what I did. But giving to many chances sampai akhirnya jadi kebiasaan cuma gara-gara cinta (buta), call me stupid! And I don't wanna be stupid anymore. Mumpung masih pacaran, save your as*!

5. If you are a very-very good friend of a person whom you know is in a relationship with a bast*rd or a b*tch, let that person know. And if you are that person in a relationship, just say thanks to the information. It might save you.

Yang ini sebenarnya dilema kelas berat. Kalau kita kenal pacarnya sahabat kita, terus kita tau kalau sahabatnya itu gak beres, banyak yang cuma diem-diem aja. Soalnya kalo kata pepatah "Jangan ngehalangin jodohnya orang". Gak asik banget kan dianggep jadi penghalang jodoh, akhirnya kita diem deh. Atau banyak juga orang yang lagi dimabuk asmara, terus dikasih tau temennya kalau pacarnya gak beres, eh malah marah sama temennya. Nganggep kalo temennya cuma jealous karena dia lagi indehoy pacaran.

Unfortunately for me, some friends of mine baru ngasih tau jelek-jeleknya si mantan itu pada saat kita sudah putus. I wished I had known everything before. Note that 8 years of relationship as friends is very different than a relationship as a couple. Seandainya saya tau jeleknya during early period of relationship (and if I wasn't blinded by "love"), boro-boro saya mau diajak ngomongin persiapan nikah. Yang ada mendingan stay as friends. Makanya, untuk sahabat saya yang sekarang lagi in a relationship, terus suka nanya saya, "Eh menurutlu cowo gue sekarang gimana?" Seandainya saya kenal pasangannya, saya akan kasih hint sedikit-sedikit soal baik dan buruknya, supaya nggak kaget-kaget amat. Daripada cuma bilang "Selamat ya, semoga cepet nikah, dia mah baik deh, cocok buat lu" tapi sebenernya ada yang ganjel. It's better for me to say it now than regret it.

Oke, sudah selesai ya cerita panjang lebarnya. Mungkin ini approach yang belum tentu benar menurut teori, tapi ini adalah approach yang nyata. Saya nulis ini blak-blakan, bukan untuk menjelekkan siapapun, karena saya tau, kalau mantan saya itu bukan orang yang jahat. Dia cuma orang yang sempat "tersesat dan tak tau arah jalan pulang" (lah ini kok jadi lagu?). I truly wish him the best in his life.

I've been heartbroken. I've broken hearts. That's part of life, and its part of figuring out who you are so you can find the right partner. 
- Heidi Klum

Comments

  1. ciiiiii, gue juga ngalamin hal yang sama, bedanya mantan & keluarganya ga sampe nyakitin nyokap. terus gue srg diperlakukan kasar secara verbal bahkan ditempat umum, duh jadi curcol dah gue :p
    highlights di poin 3 en 4 ci. gue ga demen pencitraan bawa2 agama, depan religius kalem eh dlmnya busuk. kalo poin 4, gue juga suka luluh en ngasi maaf trs berpikir dia bakal berubah en nyampingin suara kecil di diri sendiri *oon bgt gue* buntutnya diri sendiri yang sakit hati, hehehehehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihihi... Makanya susah berharap orang lain bisa berubah. Kita yang harus accept dia dengan segala kekurangannya. Tapi kalo orangnya masih bandel juga, dan kita blm sampai nikah, mendingan tinggalin. Kalau sudah nikah, jangan tinggalin, tapi terus bersabar.

      Delete
  2. Sepakat.... dl jg s4 buta bener dah krn cinta..... liat dia selingkuh dia minta maaf trima lg,, blm lg hal2 lain yg klu di ingat bikin traumatis... tp bener jg patah hati mmg mengantar qt ke right partner..... 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha, gak harus soal selingkuh juga, kesalahan apapun, kalau diulang-ulangi, terus minta maaf, sampe capek ulang-ulang, ibaratnya lama-lama kitanya juga nggak tau dianya minta maafnya masih tulus apa kayak udah mesin.

      Delete
  3. le, kisah hidup lu bisa dibikin novel nih. :p
    siapa tau abis dari novel trus diadaptasi jadi sinetron wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, kalau tau lengkapnya lebih bisa dibikin novel ratusan halaman, Lim. Ini cuma sinopsisnya aja lumayan udah bisa bikin 1 entry hahaha.

      Delete
  4. Oooow, Bu Le makasih ya disharing ceritanya, Bisa membayangkan seberat apa perjuangan untuk bisa menuliskannya lagi. Postingan ini ngingetin saya untuk bisa jadi orang yang lebih baik buat anak istri dan keluarga. Makasih BuLe. *agak merinding dan berkaca-kaca bacanya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, kamu tuh sentimentil sekali Dan, sampai berkaca2. Kalau saya tadi nulisnya udah biasa loh, udah membatu soalnya perasaannya huwhahahaha...

      Delete
  5. Waw... setuju banget ci...
    karna aku pernah diperlakuin ga enak di depan umum juga, jadi aku ga pertahanin hub sm mantan (meskipun masih banyak faktor lainnya). -__-
    Dan aku setuju banget sama yang keliatan 'agamais' hahhaa.. mendingan temenan/jalan sm org yang keliatan bajingan drpd yg sok alim. biasa yg alim2 ini mengerikan.. sisi lainnya yang diumpetin itu bisa bikin org syok. msti bener2 pilih pasangan makanya yaa.. fiuuhh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kelewat alim itu bahaya, tapi keliatan bajingan saya juga gak mau hahahah. Mendingan keliatan biasa-biasa aja, dan sehari-hari juga biasa aja, alias gak pencitraan. Manusia kan gak ada yang perfect, pasti ada kekurangannya. Kitapun juga sama, kalo pacaran jangan kelewat pencitraan, rempong. Sok-sok makan dikit, ga taunya setelah ngedate malemnya makan Indomie huahahahaha.

      Delete
  6. seno pernah bilang....kita ga bisa merubah pasangan kita, dan jangan berharap dia bisa berubah... orang tuanya aja ga bisa ngerubahnya, apalagi kita... makanya sebelum menikah, harus bener2 yakin dulu karena kita kan akan menghabiskan sisa hidup kita buat tinggal bareng... makanya gua ampe pacaran 5 taon hehehehe...

    thx le for sharingnya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Soal gak bisa mengubah pasangan udah gue tulis di postingan ini Mel. http://leonyleony.blogspot.com/2010/12/wejangan-si-bos-part-1.html. Di situ malah jelas banget spesifik bahas soal itu.

      Gue sama suami pacaran cuma 2 bulan sebelum memutuskan menikah, total sampai nikah cuma 17 bulan, tapi ternyata emang jodohnya di situ :). Malah ada sama mantan yg lain pacarannya lebih lama tapi nggak jadi. Jadi kesimpulannya, lama pacaran dan berteman gak menjamin apapun. Tapi begitu lu sudah komit untuk menikah, that's a lifetime commitment.

      Delete
  7. Orang yg dekat sama aku ngalamin yg kyk gini Le, pernah ku cerita jg di blog baladanya dia. Parahnya dia sampe nikah dan smpe skrg msh blm berakhir deritanya :(

    Aku setuju bgt sama semua point yg kmu sebut Le. Salah pilih pasangan bs fatal akibatnya. Mending sakit selagi pacaran, ketimbang sakit stlh udah bikin komitmen dlm pernikahan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Exactly. Kita menikah sama orang juga gak bakalan bisa yakin 100%, dijamin ada keraguan sedikit2 dan sampai menikah 50 tahun pun pasti kita gak mungkin tau 100% tetek bengek pasangan kita. Yang menjaga hubungan tetap langgeng cuma komitmen untuk menjaganya. Nah komitmen itulah yg harus diusahakan oleh keduabelah pihak. Kalau cuma sendirian, yang ada sakittt...sakitttnya tuh di sini.

      Delete
  8. Hmmmm... Jd teringat kisah yang dulu. 6 months is more than enough. Iya sih mending tau di awal drpd ud kejadian bru d kasih tau. Dulu jg ad temen yg kasi tau kelakuan si x, dr pacarnya.

    Pakai hati nurani tp pikirin lagi pake logika.

    Thanks for tips ci.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena hati nurani bisa salah kalau kita hidup di lingkungan yang salah. Nah tinggal gimana cara kita asah hati nurani kita tersebut.

      Ya kalau sampai ada berita jelek soal pacar kita, jangan dianggap krn org lain jealous. Kita cerna juga tp jangan sampai kelewat termakan omongan org. Diliat aja tingkah laku pasangan kita jg.

      Delete
    2. Hooh.. Lesson leanerd : harus balanced hati ama logika

      Delete
    3. Kalo sudah nikah.. hati dan logika pun bs kalah oleh komitmen untuk setia hihi.

      Delete
  9. Emang mesti ati ati ama org yg munafik ya ny... Gw masih inget ceritanya dan gw tau gimana sakitnya lu dan keluar lu diperlakukan begitu...

    Anyway emang sih harus nya temen2 ngasih tau ya kalo ada kejelekan kejelekan. Tp kadang kalo kita sebagai temen, dilema juga sih. Kayak yg lu bilang kan org jd blinded karena cinta. Ntar kalo dibilangin gak percaya yg ada malah temennya dimusuhin hehehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah itu gue tulis kan Man di bagian bawah. Kalo ada tmn yg kasih tau say thanks aja. Siapa tau infonya bener dan bisa menyelamatkan kita hehe. Jangan kira temen mau ngehalangin jodoh kita.

      Delete
  10. baca ini jadi inget ma mantan gw, kitapun banyak masalah tapi ortunya dia baik, supportive ke kita, bahkan selalu menjembatani kita berdua lah.. Tapi itupun bubar. Ga kebayang kalo ortunya dia sampe nyerang gt ya.. Bersyukur juga sih kalo u tahu kelakuan mereka sebelum merit kan ya? kalo dah merit pasti lebih berabe apalagi dah ada anak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo kita bermasalah sama anaknya, walaupun ortunya menjembatani, tetap aja masa depannya bakalan repot Carol. Msh lbh mending anaknya yg baik krn kita kan bakalan spend the rest of our life with him kalo sampe nikah. Jd ya mendingan jangan lanjut aja.

      Delete
    2. emang iya yang paling penting anaknya, tapi heran bisa ortunya juga ikut nyebelin apalagi belom merit gt udah bisa maki-maki anak orang, kebangetan itu..

      Delete
  11. Gw suka banget postingan lo ini ci, dalem n nancepppp :D
    Untuk point ke-3, gw setuju banget karna org terdekat gw (sodara) ngalamin hal yg gak enak sama org yg punya topeng kebaikan.
    Pacaran sama orang yang agama banget dan dia seorang calon Pdt tapi waktu mereka 3bln pacaran dan pas sodara gw diajak kerumahnya kebetulan gak ada orang, si laki-laki bertopeng kebaikan itu malah berbuat hal yg gak senonoh sama sodara gw ci.
    Tadi maju mundur sih mau ngetik ini, tapi bagi siapa yg baca be aware deh karna seorang yg beragama bgt kelihatannya diluar pun kita gak tau dlmnya seperti apa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biar gimana tingginya ilmu agama seseorang, belum tentu otaknya lempeng. Malah sedih kalo cm sebagai kedok. Mendingan yg biasa2 aja. Nah dulu aja si mantan itu kerjaannya suka challenge orang2 atas nama agama loh. Kan kesel jg ternyata aslinya amburadul.

      Delete
  12. Wahh kirain cuma ada di sinetron2 kisah kayak gini, taunya kejadian dalam kehidupan elu ya le. Untung juga lu ga jadi sama si mantan dan keburu tau belangnya...memang harus diuji oleh waktu dan kondisi dulu baru tau orang itu macam apa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makanya kenapa kadang org butuh wedding preparation yg matang dan ngga asal nikah. Itu karena di masa2 preparation justru banyak sekali tantangan2 yg lumayan berat. Kalau kita bs melewatinya dengan baik tanpa banyal ganjalan berarti, itu artinya udah dasar yg baik untuk ke depannya.

      Delete
  13. gw bingung kok ada ya keluarga yang berbuat jahat sama pasangan anaknya? apa untungnya buat mereka? kecuali emang dia sakit hati ya.. tp dr cerita lo, lo gak bikin mereka sakit hati kan? there is always 2 sides in every story, gw penasaran aja cerita dari sisi mereka gimana..

    ya untung deh lo segera dibuka matanya sm Tuhan ya, kalo gak waduuu.. susah deh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah mereka tuh membuat2 seakan2 mereka sakit hati Mel. Tp alesannya aneh. Salah satu contohnya krn gue ga nurutin usual mereka buat berobat di LN, sampe cara jalan sama rambut gue berantakan. Yg terparah sih pas mulai ngomongin wedding preps, mau gue usul apapun menurut dia gue harusnya diem aja. Ini acara mereka jd hak mereka ngatur. Sampe urusan baju aja gue ga boleh memilih. Lu bs aja denger cerita dr sisi mereka which is yg didenger sm temen2 kita dulu pas mereka ngumpulin anak2 di sana buat jelek2in gue. Dan gue shock berat krn none of them are true. Makanya sampai bbrp temen kaget n konfirmasi ke gue krm mereka ga percaya. Memang keluarga tukang bohong dan pencitraan itu parahnya setengah mati. They even faked their past loh. Ga ngerti apa yg dicari.

      Our bestman itu temen baik suami gue kan. Used to be a very good friend of si ex. Dia tau banget sepakterjangnya si ex. Bisa tanya dia kalo penasaran hwhahahaha...

      Delete
  14. Wah Leony, Tuhan turut bekerja mendatangkan kebaikan buat elo dan keluarga..
    Untung banget gak jadi sama yang itu..
    Kalau boleh gua tarik kesimpulan sepertinya keluarga ex elo itu merasa mereka itu "lebih" dari elo dan keluarganya jadi belom2 udah intimidasi dan ngatur2.. hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Unfortunately... segala kelebihan yg mereka tonjolkan itu sebenernya fake. Semuanya pencitraan. Aslinya ternyata acakadul. Ditengah keacakadulan mereka itu, atas nama cinta buta gue sempet ngusu ke si exl cukup nikah di gereja aja disaksikan keluarga aja loh krn gue udah fed up bener2 sama segala pengaturan mereka. Gue lupa bener2 kl gue ud nikah kan seumur hidup hidup under a crazy family and a (might be) crazy husband. Untung semua udah berlalu deh.

      Delete
  15. nah ini kan crita yg slalu gw kepoin hihihihi (berasa klo sering nanya)

    nah ortunya mirip ama calon mertua adek gw dulu (tapi batal untungnya), dominan banged orangnya. emang ya kadang kita klo lagi in love suka gabisa berpikir logis, tapi untung sebelom nikah dibukakan smuanya ya. Kalo dah nikah kan ya apa bole buat gitu -_-

    gw slalu suka quote ini:
    Sometimes God allows us to meet a few wrong people before meeting the right one, so that when we finally meet the right one, we will know how to be grateful. (kutipan diambil dr posting gw dulu soal mantan juga hahaha!)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha. Mending kalo dominan doang Teph. Mamer gue skrg juga mayan dominan, tapi gak rude. Kalau dulu tuh keliatan kayak malaikat gak taunya pas marah aslinya kayak macan ga makan seminggu. Kl udah nikah mah udah komit seumur hidup deh walau badai menghadang.

      Ini sebenernya cerita sudah sangat-sangat-sangat disensor dan dimuat sesopan mungkin hihi. Karena kalau tau aslinyaaaa... udah kayak sinetron Tersanjung kuadrat sampe season 7. Kalo soal mantan, semua mantan gue tuh baik-baik including the family. Makanya sampe sekarang juga msh pada bisa temenan baik bahkan pd dtg ke kawinan gue (ada yg si exnya dtg, ada yg ortunya dtg krn si ex di LN). Jadi gue nobatkan, kalau si mantan yang gue ceritakan di atas adalah mantan yang tererror dengan keluarga tererror juga hihihihi.

      Delete
    2. hahaha gw juga uda brusaha sopan cuman blg 'dominan', aslinya.. gw ni aja yg bukan calon mantunya juga perna kena disemprot dia tuh -_- kalo marah sama orang juga ga pake filter

      padaal gw baca blog lu rasanya uda lama sejak lu cerita operasi itu, kok kelewat ceritaan soal si eks ya. apa emg lu jarang cerita sebelomnya kli ya

      Delete
    3. Aslinya saingan sama macan lapar juga ya, Teph? Gue nulis disingkat supaya seengganya orang dapat garis besarnya. Soalnya kalau komplit yang ada nanti org bingung ada manusia macem gitu di dunia ini haha. Jadi bikin gue tambah bersyukur sih pernah mengalaminya, dan bisa berbagi (walaupun deg2an jg pas memutuskan nulis).

      Ini kisahnya terjadi sebelum gue operasi di Singapore Teph. Between 2008-2009 gitu. Gue emang ga banyak nulis soal dia juga sih di jaman dulu, sama seperti gue jarang nulis soal si mantan terakhir yang sekarang jadi suami.

      Delete
  16. ahahahha gw dulu pernah tuh sama ortu mantan gw disudutkan secara gak langsung... katanya, kalo mantan gw tetep pilih gw, dia ga akan nerima warisan sedikitpun. Alasannya? karena gw bukan dari keluarga yang berada dan style gw bukan seperti style yang diinginkan sama mamanya mantan gw. hehehe :) Dan mantan gw memilih ortunya tanpa sama sekali berniat memperjuangkan hubungan kita. Kadang2 lucu sich kalo diinget2 sampe sekarang.
    Biarlah.. yang terjadi sekarang kita masing2 udah menikah dengan pasangan masing2... gw juga ga dendam sama dia dan keluarganya. Tetep berteman baik aja sekarang. Yang lalu ya sudahlah berlalu..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo gue malah membingungkan Fun. Economically, I guess kita mirip2 malah jujur aja kelg gue mgkn lbh ada. Tp emang kalo soal gaya... yang ono selangit n mentereng pokoknya kinclong. Tp kl kinclong kan blm tentu berisi toh. Yg ada tong kosong emang nyaring bunyinya hahahaha.

      Sayangnya sama mantan gue yg itu.. krn dia terlalu coward, dia sm sekali gak ada say sorry atas perlakuan ortunya tdhp gue n ortu gue malah menghindar n mencoba menghancurkan hidup gue selama bbrp bulan ke depan setelah putus. Kalau dia gak pny salah ngapain ketakutan begitu ya. Smp skrg gue suka garuk2 pala. Untung akhirnya sadar sblm pala gue lecet hahaha.

      Delete
  17. Trus skg gmna kabar dan nasibnya si error tuh ci Le? Penasaran sama kisah akhirnya dia.. hihihii.. beneran serasa baca sinopsis sinetron..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terakhir dia udah nikah. Tp nikahnya sama org yg bener2 blank soal dia in the past hehehehe. I heard the wife is from a small city. Ya yg penting dia udah happy deh.

      Delete
  18. Bersyukur postingan ini terbit karena bisa belajar banyak dari pengalaman Ci Leony. Pernah punya mantan yang bikin keluarganya sakit hati, mana saya 'sendirian' pula (waktu itu kondisinya udah ngkost di Bali). Ga cerita sama ortu karena ga mau nambah beban/pikiran, untung pacaran cuma sebentar, 2 bulan saja. Langsung kapok buat deket sama orang yang gelagatnya mirip2, ga mau judgemental sih tapi radar kehati2an jadi tinggi.

    Waktu itu Ci Leony pacaran berapa lama sama orang ini?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eh kebalik ngomongnya -___- maksudnya 'mantan yang keluarganya bikin sakit hati.'

      Delete
    2. Wah untung banget ya baru dua bulan. Kalo dulu saya 9-10 bulanan gitu. Gak jelas malah point putusnya kapan hahahaha. Kl dua bulan sih msh early banget dan masih blm menuju persiapan kali ya. Syukur deh.

      Delete
  19. duh serem amat ya jadi lu sampe kayak diteror le...
    untunglah Tuhan sudah bukain semuanya sebelum u merit sama dia.

    gua dulu juga pernah pacaran sama orang yang ternyata kelakuan belakangnya kayak bumi dan langit sama yang gua lihat. tapi waktu itu belum sampe mau merit... cuma emang sakit hati juga ngerasa dibohongin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe bukan cuma diteror aja. Masa depan kita pun mau diobrak abrik. Tp Tuhan kan kuasanya lbh besar drpd manusia Des.

      Syukur banget Des elu blm sampe persiapan nikah. Tp mgkn gue beruntung justru ada peristiwa persiapan itu. Jd ketauan sifat orgnya di saat2 hrs make big decision.

      Delete
  20. aku malah setuju banget point nomor 4. :D bener2 cinta itu emang buta banget deh. padahal cinta itu harusnya butuh logika. dan jangan pernah selalu mikir.. orang itu bisa berubah someday. tapi yah someday ini gak tau kapan.. dan aku juga suka poin yang nomor 5. aku pernah juga berada di posisi gak enak kaya cici *walau ortunya gak kaya kasus cici*, tapi ortu dan adiknya tau.. kalo mantan aku affair.. dan cewenya dibawa kerumah.. tapi mereka sama sekali gak kasih tau aku (padahal mereka juga kenal cewe ini temen aku juga).. dan gak tegur anak mereka cuma karena "gak mau ikut campur". hehehe.. :D *curcol dikit*. hahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itulah contoh orang tua 'bijak'. Kalau anak perempuan dia digituin apa dia ngga ngamuk tuh? Banyak loh ortu yg ajaib. Pernah gue denger ada ibu2 ngomong gini. 'Anak laki2 sih mendingan ya pernah having sex jg ga ada bekasnya. Kalo cewe kan berbekas'. Pas gue denger lgsg melotot. Mendingan endasmuuuu???

      Delete
  21. suruh ke Singapur tapi ga ngongkosin ??? haha kocak bener @srimulatmodeon
    Makasih ya Le udah mau berbagi kisah elu,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaaa.. malah dimasukin list kesalahan gue gara2 ga dengerin kata2 dia. Seandainya saja dia kasih gue 50,000 SGD, pasti gue lgsg berangkat donkkk... Srimulat banget emang!!

      Delete
  22. g setuju tuh ama quote nya "nyonyakecil"... Gue gak kebayang sakit hati loe, Le...
    kalo dibohongin sama temen aja rasanya udah gimana, apalagi ini datang dari org yg (seharusnya) akan melindungi dan bersama kita seumur hidup ya....Syukur banget Tuhan ngasih petunjuk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makanya dulu gue sempet anggep dia kayak malaikat loh. Mana saat itu gue sakit kan. Gak taunya.... srigala berbulu domba. Keluarga gue sudah dirugikan moral dan material banget2. Makanya 'kebutaan' gue finally dicelikkan jg sama Tuhan. Caranya Dia nyelametin gue luar biasa.

      Delete
  23. gw termasuk passive reader dari jaman dulu le, dan dr dulu gw udh penasaran tentang cerita si mantan, krn tersirat di berbagai postingan lu kan, jadi gue kepo dong hahaha. akhirnya ada juga edisi si mantan *walaupun berharap versi lengkapnya hahaha* thanks for sharing ya^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waduhhh... yang tersirat aja deh. Soalnya kalo versi lengkapnya nanti akan hadir dlm bentuk sinetron 7 seasons hahahaha. Halah... Ya kalo lengkap = killing his character. Gue percaya pasti ada point di mana dia bertobat dan hrs kita hargai.

      Delete
  24. mmmmmmmm sepertinya daku mengalami hal yang sama hahaha :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini siapa ya? Mengalami bagian mananya nih?

      Delete
  25. Merinding baca kisah lo, Le. Si mantan sekarang udah punya pasangan? *kepogapenting

    ReplyDelete
    Replies
    1. Udah ada yg nanya jg tuh di atas. Dan udah gue jawab juga hehehe. Copas aja deh.

      Terakhir dia udah nikah. Tp nikahnya sama org yg bener2 blank soal dia in the past hehehehe. I heard the wife is from a small city. Ya yg penting dia udah happy deh.

      Delete
  26. Gak kebayang kalo Leony sampai nikah sama itu orang, bisa menderita seumur hidup. Kebangetan ya tuh orang tua si mantan, belum resmi jadi mantunya kelakuannya udah kayak raja.
    Tuhan memang memberikan yang terbaik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya mgkn memang jalannya hrs kayak gitu ya. Setelah sakit hati yg paling parah.. terus dikasih yg terbaik.

      Delete
  27. haduuuuh mba izin baca dulu iya hehehe cerita nya panjang soalnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kenapa kamu haduh haduh?? Hahahaha. Santai ajaaa...

      Delete
  28. mampir, numpang berteduh dan baca-baca ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi blog saya gak pake atep nih. Mau berteduh gimana ya? Hahahah. Met baca2.

      Delete
  29. ciciiii Le~ makasih bangte udah sharing :)
    setuju banget sama poin 1~5,, tapi aku suka banget diawalinya sama tentang menghormati ortu :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Heheheh soalnya anak kan gak keluar dari lobang batu. Tp dr orang tuanya.

      Delete
  30. Kalau boleh gua tarik kesimpulan sepertinya keluarga ex elo itu merasa mereka itu "lebih" dari elo dan keluarganya jadi belom2 udah intimidasi dan ngatur2.. hehehe

    data roaming
    game android

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aduh ada yg ngiklan lagi pake fake name pula. Sekali kali saya delete ya.

      Delete
  31. Ci Le, ak kira mantan cc ninggalin pas cc sakit.. Ternyata ceritanya lebihh kejam yah.. >,< Udah banyak sensor aja masih bikin binggung kok ad yg ortunya sampe sbgtunya .. Klo co sperti itu pernah denger, tp klo sampe ortunya ikutann >,<,
    Untung yah ci Tuhan bukain smua ttg ex dan kluarganya, sbelum nikah aja udah begitu.. apalagi pas Nikah.. Lebih baik batal nikah daripada sedih setiap hari.. Selain liat pasangan kadang mmg harus lihat ortunya jg, Klo ortunya suka ngatur" idup anaknya dan mantunya *Duh, pusing pala balbie dhe* wkwkwk

    Dan gak habis pikir kenapa dia harus bawa" imigrasi spy cici ga bolh masuk ke Negera itu?
    Trus cc msh bs balik ke negara itu gak? untuk holiday pun?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Namanya udah proses wedding preps pasti ada campur tangan ortu. Tapi kebetulan yang itu sangat berlebihan dan sangat mengintervensi. Waktu itu pasti ada rada sedih tetapi memang kl kita setia sama Tuhan dan mengampuni orang yang melakukan kejahatan sama kita, kita jauh lbh bisa cepet move on dan memulai hidup yg baru.

      Kalau soal imigrasi, dia ketakutan mgkn cici bakalan dtg nemuin mantan cici dan mengubah pikiran anaknya kali. Cici lolos dong cek kesehatannya. Bisa liburan bareng keluarga sesuai dengan waktu yg direncanakan sblmnya dan males banget kali nemuin si mantan. Mending enjoy sendiri. 2 thn sesudahnya msh bisa dateng ke wedding temen juga dan no problem at all.

      Delete
  32. mbaaak le, thanks for sharing yaaa.. been your silent reader, gemesss komen soalnya mirip2 critanya
    setuju banget sama poin 2&4. pengalaman aku banget sm ex, sukanya ngomong kasar..
    kl ak sedih/nangis dia minta maaf, tapi trus diulangin lagi, gitu ajaa terus.. awalnya percaya kalo bakalan berubah apalagi minta maapnya berasa beneran..
    beruntung Tuhan udah ngasi tau di awal mbak le...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pasangan saya sendiri sebenernya nggak kasar. Yang kasar itu orang tuanya. Tapi kalau buah biasa jatuh gak jauh dari pohonnya kan. Hehehe, komen aja santai, di sini semua org boleh komentar (asal jangan numpang jualan yg aneh2 hahaha). Memang ada bagusnya ketemu yang kayak gini dulu, biar ke depannya bisa lebih waspada :)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Yang Dalem Dalem

Motherhood Saga: Barang-Barang Esensial Mama dan Abby Bag. 1

Tutorial Sok Kreatif - Dekorasi Kelas