Alat Tipu-Tipu

Belum lama ini, ada berita yang menurut saya sangat menggelitik, yaitu cerita seorang laki-laki bernama Mark Anthony Perez yang bunuh diri lompat dari lantai 4 sebuah mall, gara-gara shock berat melihat wajah asli wanita idaman yang selama ini dia temui di Facebook dan Twitter, ternyata berbeda total dari aslinya. Padahal mereka udah LDR-an selama 4 bulan loh. Kalau ngga percaya, bisa dibaca di sini. Sedih ya? Ternyata si cewek ini, populer sekali di kalangan social media, karena foto-fotonya menarik, cantik banget, dan katanya sampai bisa dapet begitu banyak 'likes' setiap kali dia posting foto. Gimana sih Mark nggak kepincut ya? Karena penasaran, saya jadi googling lagi, sebenarnya bagaimana sih bentuk ceweknya saat di socmed dan bentuk aslinya yang sampai bikin si Mark bunuh diri. Ternyata....


-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
UPDATE! Dec 14, 2014 (yang tulisannya Italics ya)

Saya nyasar ke tiga situs berita (tiga loh, bukan satu) yang apparently salah pasang foto girlfriendnya si Mark. Saya pajang lah fotonya di blog saya ini. Saya sama sekali nggak kenal siapa orang tersebut, terus mendadak saya di bash rame2 sama fansnya orang tersebut. Ternyata dia adalah seorang top blogger Singapore. Silakan ngintip di bawah deh di bagian komen kalau penasaran. Katanya sih si blogger itu terkenal orangnya (in this case saya gak tau terkenalnya itu "famous" or "notorious", tapi saya sih gak kenal). Maklum saya mah kagak gaul euy!! Instagram aja kagak punya! Yang jelas, saya tidak pernah mempunyai intensi buruk sama sekali terhadap si blogger Singapore dimaksud.

Mengetahui kalau ternyata fotonya itu foto orang lain, saya buat tambahan note di bawah (sekarang sudah saya hapus karena irrelevant with this update), yang menjelaskan kalau saya dapat info dari beberapa komentator (dua komentar pertama), kalau ternyata itu foto si blogger Singapore yang hobinya memang editing dan sudah melakukan operasi plastik berkali-kali. Wah, saya bersyukur banget ada yang kasih info. Saya sendiri tulis kalau saya mengakui GAGAL mendapatkan foto asli pacar si Mark, dan saya tambahkan, kalau gitu anggap saja mungkin kira-kira contohnya seperti foto di atas. Setelah itu saya tidur karena sudah lewat tengah malam, dan saya santai saja menikmati hari Sabtu saya. Tapi ya ampunnnn... komen-komen dari fansnya setelah itu, maaf-maaf, kok jadi agak mengerikan ya, dan mereka semua pakai anonymous. Bahkan ada yang ngaku terpaksa pakai anonymous.

Contoh yang saya ambil sedikit dari bashingnya (buat yang nggak mau scroll ke bawah), adalah bilang kalau postingan saya kayak tabloid, murahan, nyinyir, cuma buat nunjukkin kalau saya pake foto asli, bikin orang lain berasa hina, nggak punya etiket, keluar kata2 busuk. Dan yang lucunya, orang yang bashing tersebut ternyata ngikutin blog saya dari dulu, bahkan ada yang mengakui kenal sama pribadi saya, tapi kalau dia mengenal saya dan care, mestinya kan bisa japri toh instead of bashing in public. (lagi2 ini menurut saya...)

Gara-gara kejadian itu, saya jadi penasaran, sebenarnya siapa sih si blogger Singapore yang terkenal itu. Saya sampai cari beberapa article dari news publishers in Singapore, dan saya jadi tau lah kira-kira orang tersebut reputasinya seperti apa dan fansnya seperti apa (some of the articles even said that some people "blindly" adore her). Kemudian hari ini juga, saya mendapatkan pesan pribadi dari seorang blogger yang rupanya sudah cukup lama mengikuti kisah si blogger Singapore tersebut. Saya merasa orang ini yang benar-benar care karena dia japri saya. Intinya dia bilang, kalau si blogger Singapore ini, kalau sampai ada orang yang sedikit saja menyinggung dia, dia bisa habis-habisan serang orang tersebut bahkan sampai detail. Later I found out kalau dia juga terkenal suka bikin feud dengan orang lain, kemudian kalau bashing bisa sampai keluar kata-kata yang tidak senonoh in public.  Surprisingly, there are LOTS of news about her bagaimana dia dan fansnya bisa menyerang sampai ke ranah pribadi (including family members) jika dia merasa tersinggung (intentionally or unintentionally). Wow... ternyata sampai sebegitunya ya. Now.. I kinda see the thin line in how that Blogger and her fanatic fans treat others, and I do understand. Dear Her fans out there, this is NOT my opinion, I read everything from the news source terpercaya (such as news.yahoo.com)

Putting that in mind, I decided to remove the picture even though it's still out there in the web. Mungkin para fansnya bisa bantu untuk sekalian bash saja site ini, ini, dan ini, daripada ngamuk sama saya yang waktu awal menempatkan foto itu sama sekali tidak punya niat apapun terhadap tokoh kesayangan kalian tersebut, dan unfortunately saya mendapatkan informasi yang salah. Last but not least, I put my safety and my family's safety above everything. CASE CLOSED! Di bawah ini lanjutan isi blog yang sama persis dengan yang saya tulis sebelumnya. 
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dari artikel tadi, ternyata cewek ini selalu pakai software macam Camera 360 dan Retrica, supaya bisa "menipu" orang lain. Dan sebenernya, kalau menurut saya sih, ini cewek berarti udah bener-bener kadung cinta sama si Mark ya, sampai akhirnya dia nekad menemui si Mark secara langsung, berarti dia sudah siap dengan segala konsekuensinya yang mana, ternyata berakhir dengan super tragis.

Saya yakin seyakin-yakinnya, kisah sejenis si Mark ini bukan kali pertama terjadi. Saya juga yakin, begitu banyak laki-laki (bahkan wanita) yang tertipu dengan penampakan manipulasi foto supaya jadi lebih cantik, seksi, bahkan lebih tinggi. Begitu ketemu orang aslinya yang ternyata bentuknya jauh banget dari foto, pilihannya either bener-bener ditemuin cuma buat sekedar basa basi daripada terasa tidak gentleman tapi kemudian tidak kontak-kontakan lagi, atau malah ada yang udah liat dari jauh, langsung kabur. Ya syukur-syukur ada yang tetep nyambung, tapi kok rasanya rada sulit deh, Kakak! Biar gimana orang kan kalo ketemuan di socmed apalagi cowo-cowo, pasti nomer satu liat bentuk fisiknya dulu (hayo cowo jangan bohong, gak mungkin cuma liat hatinya... wong hatinya gak keliatan). 

Adik saya aja sampe hafal cewek-cewek yang kalau di socmed pakai efek Camera 360, dan biasanya dia langsung rada turun interest, karena menurut dia cewek yang kebanyakan ngedit foto pasti aslinya gak cakep (nih adik saya kok brasa ganteng banget sih?). Makanya kalau saya mau kenalin cewe ke dia, dia ngintip dulu, fotonya pake editan atau ngga. Saya sendiri, nggak pernah pakai software editan foto, kecuali cuma untuk cropping atau resize. Tapi alasan saya ngga pakai software editan sih, bukan karena saya kelewat percaya diri loh, tapi karena saya males berat pake gitu-gituan. Jadi jangan harap nemu Camera 360 atau software sejenis di HP saya. Ya walaupun memang patut diakui kalau saya memang sudah cantik alami dari sononya sehingga gak perlu diedit hihihi.... ( dan sebentar lagi yang baca beneran muntah). 

Kenapa saya nulis soal Camera 360 ini? Soalnya akhir-akhir ini, saya tuh menemukan fenomena yang menurut saya rada ajaib. Saya kan mikirnya software macam ini tuh lebih ke arah anak-anak muda yang masih nyari jodoh ya, biar keliatan cantik, lalu bisa lah mendapatkan perhatian lebih di socmed supaya dapet likes ratusan bahkan ribuan, ya syukur-syukur kalau habis gitu kopi darat dan beneran ketemu jodoh. Eh tapi kok yang akhir-akhir ini saya liat getol pakai Camera 360 tuh malah ibu-ibu yang udah nikah, udah punya anak, dan yang lebih mutakhir lagi, anak-anaknya aja yang masih bayi fotonya diedit pakai Camera 360, supaya kulitnya lebih glowing-glowing gimana gitu. Padahal kulit anak itu kan alami ya dari Tuhan yang Maha Esa, yang belum tersentuh produk-produk kosmetik. Kalau kulitnya hitam pun, mereka kan hitamnya bersih, dan tetep aja lucu. 

Kalau emak-emak yang mukanya rada keriput dan berjerawat atau ada flek hitam, mungkin masih ada alasan untuk edit-edit dikit. Tapi jangan sampai berlebihan dan bikin kita jadi orang lain. Buat apa juga sih? Memangnya kalau kita cantik di socmed, dapet 'likes' puluhan, ratusan, atau ribuan karena foto "palsu" kita, fungsinya tuh apa? Apakah kita jadi ngetop? Apakah kita jadi lebih percaya diri? Yang ada justru menurut saya (menurut saya loh ya, jangan dikemplang) malah menutupi kepercayaan diri kita. Artinya kita seperti agak tidak menerima, kalau kita tuh ada sedikit keriput dan jerawat, atau tidak puas karena kulit kita nggak seputih di iklan-iklan kecantikan. Ataukah mungkin karena chance kita untuk ketemu orang di luar socmed itu lebih sedikit, jadi nggak apa-apa lah ya narsis berat di socmed, supaya orang melihat kita tetep cantik, muda, langsing dan bisa berbangga hati walaupun cuma di batas dunia maya. Atau kemungkinan lain adalah, karena sesungguhnya kita malas merawat diri, tapi pingin keliatan sepertinya kita itu kinclong selalu. Nah yang kayak model begini, pas beneran mau ketemu orang di luar socmed, akhirnya bisa kocar kacir panik (dan pakai make up dempulan 2 senti). 

Lumayan lah ye jadi rada Korea-Koreaan walaupun aslinya mah dari Kampung Klingkit (foto dari sini)

Fenomena yang lebih parah lagi jaman sekarang adalah, adanya geng emak-emak yang semuanya narsis berat, kemudian kalau fotonya gak diedit pakai Camera 360 terasa belum sah buat dimasukin ke socmed. Itupun kamera orang ditarik-tarik dulu, diliat, dianya jelek apa cakep, kalau dianya jelek, delete! Hadehhh... Suka nemu yang model begini? Yakin deh, pasti pernah kan? Gak usah nunggu jadi ibu-ibu sih buat nemu orang yang kayak gini, di satu geng gede, pasti nemu. Dan kalau nemu yang model begini, saya suka ngomong dalam hati, "Emangnya kalau lengannya keliatan gedean dikit, seluruh dunia akan memandang hina gitu?"

Postingan yang sungguh kurang penting ini, sebenarnya bisa disimpulkan sama kartun si Mice di bawah ini. 

Ujung-ujungnya, kita cuma nipu diri sendiri kan? (gambar dari sini)

Buat yang pada pakai Camera 360, semoga nggak kesindir ya sama tulisan saya ini, dan tolong saya jangan dirajam virtual hihihihi. Hanya sekedar berbagi opini. Tapi ya berhubung saya gak pernah pakai Camera 360, jadi ada asiknya juga loh! Kalau mau ketemu orang ya gak usah mikir orang bakalan nggak ngenalin kita, karena bentukan kita ya sama persis sama yang orang lihat di socmed. Bahkan ada bonusnya, yaitu bisa jadi nambah pede, kalau ternyata orang yang selama ini di socmed keliatan mulus, taunya sama buteknya sama kita. Ihiy!