Make It Personal, Different, But Not Tacky ~ Another Post for Bridezilla
Selamat ya rakyat Indonesia, untuk Presiden barunya, Pak Joko Widodo dan wakil presiden barunya, Pak Jusuf Kalla. Dan di bulan penuh BER-BER-BER alias musim kawinan ini, semoga Presiden dan Wakil Presiden baru kita juga banyak diberikan BERkah oleh Tuhan, sehingga menjadi BERkat untuk bisa membawa rakyat Indonesia menjadi BERsatu, BERdaulat, adil dan makmur.
Nah, event lima tahunan sekali aja, Pak Jokowi kepingin bikin yang sangat berkesan untuk rakyatnya. Apalagi kalau para pengantin ingin nyiapin acara yang cuma sekali seumur hidup, alias kawinan, saya yakin seyakin-yakinnya, kalau semua orang kepingin acara nikahannya berkesan. Masih nyambung dengan postingan saya minggu lalu soal milih-milih vendor dan perkenalan saya dengan Bridestory, saya kepingin banget berbagi cerita soal pilihan-pilihan kecil yang saya buat saat saya menikah dulu, yang saya usahakan banget supaya memenuhi prinsip Personal, Different, and Not Tacky yang saya kemukakan di atas. Dan yang terpenting, sebenernya untuk memenuhi prinsip di atas, tidak membutuhkan biaya extra loh, melainkan melakukan pilihan yang tepat. Tapi kalau menurut para pembaca di sini, saya masih kelewat general, dan similar sama yang lain, plus tetep tacky, maafkanlaaahhhh.... (pake nada lagu Inul Daratista-Goyang Inul).
1. Cincin Pernikahan
Waktu jaman saya menikah dulu, yang lagi ngetrend adalah, cincin nikah bermerek terkenal (macam C*rtier atau B*lgari) atau cincin dengan mata berlian. Kalau duitnya extra, kata "atau" tadi ditukar dengan kata "dan" hihihi. Saya sendiri sempat mampir ke Plaza Indonesia di mana cincin bermerek tersebut di jual, tetapi pada akhirnya merasa, kok jadi mirip-mirip dengan orang lain dan terasa seperti beli merek. Padahal cincin ini kan dipakai seumur hidup. Kalau datang ke toko perhiasan, rata-rata ditawari cincin bermata. Baik yang permatanya kicik2 asal ada kilap, sampai yang permatanya besar. Kemudian saya dan suami mikir, dulu orang tua kita memakai cincin nikah itu rata-rata simpel dan mulus. Tetapi kalau kita bikin yang super polos juga nggak seru. Akhirnya kita sepakat bikin dengan bahan polos sama seperti cincin nikahan orang tua kita, tapi pakai emas putih, dengan grafir nama di luar, mirip-mirip cincinnya Lord Of The Rings, tapi tulisannya adalah nama dan tanggal pernikahan kita. Nunggunya memang lama sampai 5 bulan lebih karena digrafir bukan di Indonesia, tapi kita puas sama hasilnya, dan surprisingly, lebih murah daripada budget planning kita! IHIY!
Nah, keliatan ya tanggalnya. Gak berasa udah mau tiga tahun aja kita nikah |
2. Buku Misa
Kalau bikin buku panduan misa (untuk yang Katolik), biasanya itu bukunya disusun oleh pengantin, lalu isinya difotokopi, dan dikasih cover cantik yang dipesan di tukang undangan. Rata-rata lagu hanya diketik terkadang ada liriknya, terkadang tidak ada liriknya, dan rata-rata lagu-lagunya sering memakai lagu-lagu sekuler (alias sebenarnya lagu pop, tetapi dipakai di gereja). Jujur saya agak prihatin sih, kok bisa-bisanya di gereja entrancenya pakai lagu soundtrack Twilight. Untuk pernikahan saya waktu itu, saya benar-benar memilih lagu yang sudah disetujui oleh gereja Katolik (gabungan antara Puji Syukur dari Indonesia dan Gather Book dari Amerika) supaya kesakralan tetap terjaga. Kemudian untuk lagu yang berbahasa Inggris, saya tuliskan terjemahan dari lagu tersebut, supaya umat bisa membaca apa maksud dari lagu tersebut dan menyadari keindahan dari kata-katanya, bukan hanya sekedar indah didengar. Sebagai pencinta musik dan lirik, saya sungguh menghargai karya besar para composer, jadi tidak lupa juga saya cantumkan nama composer dan arranger-nya. Lebay ya? Biarin deh! Tapi hati puas. Daaannn seluruh lembarannya gak pakai fotokopi, melainkan dicetak off-set printing, pakai tinta warna ungu tua! Huahahahaha....
3. Mobil Pernikahan
Sudah sejak lama saya mengidamkan naik mobil pengantin warna merah. Orang tua saya pas menikah di tahun 1981 dulu memakai Mercedes Tiger warna merah cabe. Kalau orang Tionghoa bilang, warna merah itu melambangkan prosperity and happiness, dan kepinginnya, mobilnya antik, Kalau perlu di Jakarta cuma ada satu-satunya! Pertama kita dapat mobil Chevrolet Bel Air tahun 1957 convertible berwarna merah, dan hati sudah seneng banget, sampai kira-kira sebulan sebelum nikah, mendadak ownernya telepon saya, kalau mobil tersebut ditawar oleh seorang Jendral, dan dia tak kuasa menolak. Metong deh, apa kita mesti ngulang lagi car hunting dari awal? Eh dasar rejeki nggak kemana, ownernya bilang, beliau akan ganti dengan mobil kesayangannya dia, yang selama ini belum pernah disewakan ke orang lain.... dan mobilnya ternyata warnanya merah hati! We finally had the red car! Ayo, di Jakarta ada lagi nggak selain yang ini?
1940 Ford Deluxe di depan hotel pas suami mau brangkat jemput saya. Sangar gak? |
4. Souvenir
Kalau kita milih souvenir, menurut saya cuma satu kuncinya. Golden rules. Tanyakan pada dirimu sendiri, apakah kamu akan senang menerima souvenir tersebut jika kamu datang ke nikahan orang lain. Walaupun buat beberapa orang souvenir mungkin tidak terlalu penting, tetapi itu adalah salah satu hal yang akan dibawa pulang sebagai pengingat kalau kamu menghargai kedatangan tamu tersebut (selain tentunya konsumsi yang melimpah ruah, bakalan diingat terus. Kalau konsumsi kurang, apalagi diingetnya double hahahaha). Cerita soal souvenir saya, bisa dilihat di sini. Dan sampai saat ini, banyak yang udah jadiin kainnya itu baju atau rok. Plus kalau ada teman yang habis melahirkan, surprisingly pas saya nengok beberapa ada yang pakai sarungnya. Jadi berasa seneng juga!
5. Prosesi Masuk Resepsi
Kalau soal ini, saya bukan cuma mau ngomong soal gimana cara kita masuknya, tetapi juga soal pemilihan lagunya. Kalau bisa nih, saran aja, pilih lagu jangan karena lagu tersebut terdengar keren atau grand semata, atau ikut-ikutan yang lagi ngetrend saat itu, contohnya "I Finally Found Someone" (a.k.a "THIS IS IT... OHHH.." song) atau "A Thousand Years" yang udah saya denger (ibaratnya) a thousand times. Pilihlah lagu yang benar-benar berkesan untuk kita dan pasangan kita, serta kita berdua secara tulus suka dengan lagu tersebut. Untuk prosesi masuk wedding kami, kami milih lagu yang bener-bener sesuai dengan apa yang dirasain dalam masa pacaran kita, yaitu bahwa kita berdua ini memang "Accidentally in Love", alias ngga sengaja jatuh cinta. Makanya lagu Counting Crows tersebut kita pilih jadi entrance song kita, dimainkan secara live (alias gedumbrengan) oleh band, untuk mengiringi bridesmaids, groomsmen, dan pasangan pengantin tak tahu malu berjoged goyang gergaji dan goyang kayang... TARIK MANGGG!
Habis ini gayanya lebih parah.... ini baru permulaan. Bener deh, ga boong! |
Dan setelah entrance yang ajaib (dan agak tak terkendali itu), tamu-tamu malah jadi penasaran apa acara selanjutnya...
6. Nyanyi Bareng
Walaupun suara saya kayak comberan, dan suara suami suka false, tapi kami lumayan hobi menyanyi. Masih inget waktu dia pertama kali ngajak saya karaoke, dia nyanyi lagu "Can You Feel The Love Tonight"-nya Elton John, tapi hampir gak ada nada yang pas huahahaha *buka aib*. Malam itu, kami juga pingin menghibur tamu-tamu yang sudah menyempatkan diri hadir ke resepsi kami. Kedua mempelai nyanyi mah udah biasa dong ya? Tapi kalo mempelainya duet nyanyi lagu NAIF? Siapa yang nyangka di kawinan Leony, dia nyanyinya lagu Naif? Saya mah yakin penonton mikir saya bakalan nyanyi lagu Celine Dion atau Mariah Carey! *halah, kayak nyampe aja, Non* Nah lagi-lagi balik ke pemilihan lagu yang bener-bener personal dan ngena banget di kita, sehingga kita nyaman banget pas nyanyi walaupun kita bukan penyanyi professional. Siapa yang nyangka ternyata lagu Naif ini romantis banget.
Karena Kamu Cuma Satu - Naif
Kau yang paling setia, kau yang teristimewa
Kau yang aku cinta, cuma engkau saja
Dari semua pria, aku yang juara
Dari semua wanita, kau yang paling sejiwa
Denganmu semua air mata, menjadi tawa sukaria
Akankah kau selalu ada, menemani dalam suka duka
Denganmu aku bahagia, denganmu semua ceria
Janganlah kau berpaling dariku, kar'na kamu cuma satu... untukku
Kau satu-satunya, dan tak ada dua
Apalagi tiga, cuma engkau saja
Denganmu semua air mata, menjadi tawa sukaria
Akankah kau selalu ada, menemani dalam suka duka
Denganmu aku bahagia, denganmu semua ceria
Janganlah kau berpaling dariku, kar'na kamu cuma satu... untukku
Suwer deh... kamu cuma satu untukku! CIYUS! |
7. First Dance
Lemme tell you guys and girls... first dance ini bukanlah acara wajib cuma supaya keliatan keren pas di foto. Saya tuh udah sampe cape ngeliat pengantin first dance cuma biar keliatan gaya ada dancenya, karena.... anda akan keliatan kaku kayak robot! Namanya aja first dance, jadi first dance itu adalah pembuka untuk second dance, third dance, dan seterusnya sampe tepar... Jadi jangan cuma dijadiin formalitas aja. Menurut saya, jadinya kurang asik dan kurang sincere. Seringkali sehabis first dance kaku tersebut, pengantin balik ke pelaminan...and that's it. Malah masih ada acara salam-salaman dan foto-foto, and the dance itself never came back. *padahal seringkali saya gatel pengen goyang kaki karena bandnya bagus*. First dance saya saat itu, yang nyanyi adalah adik saya. Lagunya "Cinta Terakhir" dari Ari Lasso. Dari dulu adik saya semangat banget, pokoknya cici nikah, dia mo nyanyi lagu itu. Kita enjoy banget dancenya, lumayan santai, walaupun kita berdua bukan penari. Ngaco-ngaco koreo jadi ngga gitu keliatan. Setelah itu, baru dilanjutkan dengan acara seseruan yang gak ada seriusnya.
Yang ini namanya gaya sweetheart, cocok buat mesra-mesraan ngeliat bulan di langit |
8. Lempar Bunga dan Garter Belt
Satu lagi tradisi yang saya agak bingung dari orang Indonesia adalah, adanya bagi-bagi hadiah di saat kawinan. Sebenarnya, tradisi awalnya itu adalah lempar bunga. Konon yang dapat bunganya bisa enteng jodoh. Dapet bunga aja udah syukur alhamdullilah, eh ini masih ditambah hadiah lagi. Lebih ekstrim lagi, buketnya dari duit! Ckckckck... Yang lebih anehnya, lempar bunga itu mestinya khusus untuk wanita-wanita lajang loh, dan maksudnya supaya enteng jodoh! Laki-laki nggak termasuk. Tetapi di Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, semuanya rebutan bunga, sehingga rata-rata yang dapat tuh laki-laki karena loncat dari jauh, pakai gaya American Football/ Rugby, sambil nyeruduk orang demi sebuket bunga (dan tentunya sejumlah hadiah). Belum lagi, ada juga yang bagi-bagi boneka, lalu yang dapet malah dikerjain di panggung sama MC-nya. Jadi esensi dari tradisi tersebut hilang begitu saja. Di nikahan saya sendiri, saya bagi dua crowdnya. Untuk yang wanita lajang, ikutan lempar bunga, dan untuk yang laki-laki lajang ikutan lempar garter belt. This is a tradition, if we wanna do it, do it right! Jangan cuma gara-gara mau kasih hadiah/ doorprize, kita jadi seenaknya. Justru gara-gara saya ngikutin tradisi aslinya, malah jadi kelihatan beda. Bingung kan? Hahahaha...
Si Abang lagi nyari harta karun buat dilempar ke para pria lajang hwehehehehe |
9. After Party
You can have all the alcohol in the world, but making people dance and have fun in your party is another story. Jadi gini ya bapak, ibu, sodara-sodari sekalian, saya sudah beberapa kali diundang ke acara pernikahan yang ada after partynya, dan instead of dancing the night away sambil minum dan seseruan, seringkali yang ada DJ-nya mainin musik sendiri dan dicuekin, orang-orang cuma duduk-duduk aja sambil minum dan ngerokok (hoek) dan begitu bride and groomnya masuk, yang ada mereka muter-muter sambil foto-foto sama temen-temennya sambil toast-toast-an, kemudian diakhiri dengan cekok-cekokan alkohol sampe teler. Nobody actually danced! Kalau ngadain after party jangan cuma karena gengsi atau ikut-ikutan. Hawanya gak dapet! Namanya party, masak isinya cuma cekok-cekokan alkohol sih? Itu dia yang bikin saya lama-lama jadi males ikut after party, soalnya cuma beberapa kali yang bener-bener kita berasa fun, where the fun was not only from the alcohol. Waktu saya dan suami memutuskan untuk mengadakan after party (dan mendapat restu orang tua), kita memutuskan kalau kitalah yang harus menjadi motor dari after party itu sendiri. Kita harus dance, ngajak orang-orang seneng, kalau perlu waktu itu sampai nyeker karena keasyikan dance. Lightingnya mumpuni, jadi orang kebawa asik, sound system juga harus oke (plus ngga ada rokok). Ada yang got drunk? Ya ada, masak gak ada. Tetapi kita semua masih enjoy dan ngga ada tuh yang namanya cekok-cekokan minum. Dan tolak ukur dari after party yang sukses adalah....
OM SAYA SENDIRI AJA IKUT JOGED!!! |
Canda euy hihihihi... Maap ya Om :P
Nah, segitu deh kira-kira my Personal, Different, but Not Tacky parts of my wedding. Itu yang saya lagi inget sekarang ya. Intinya sih, nggak masalah ngikutin orang lain, asal jangan karena kamu mau ngikutin orang lain, ujung-ujungnya justru kamu gak jadi dirimu sendiri, dan memaksakan diri. Sebagai contoh, kamu bisa ambil inspirasi banyak sekali dari Bridestory, dan kamu bisa saja naksir vendor ini itu dan kontak langsung ke masing-masing vendor, karena Bridestory bikin nyari vendor jadi lebih mudah. Tetapi untuk menjadikannya spesial, kamu buatlah acaramu itu sesuai dengan kepribadian kamu. Remember, this is not about spending too much money, but making the right decision. Having more options to see and to inspire in Bridestory, will help you and your partner in determining which one that will fit your personality, in the end the decision is yours. Do it wisely.
Seru bener bu Le acaranya. Dulu belom kenal yang namanya bridestory ini. Jadi semuanya dikerjain sendiri. Hihihi. Btw belom pernah tahu bentuknya afterparty. Hihihi.
ReplyDeleteSama donggg... dulu saya juga belum kenal sama Bridestory. Semua siapin sendiri. Liat web tetangga yang ada malah tambah pusing. Iya nanti kali kapan2 diundang wedding yg ada after partynya Dan. Cuma kalo after partynya ga asik, mendingan pulang n bobo hihi.
Deleteseruuu... liat dong video nya pas entrance nya ny... :D
ReplyDeletemobilnya lucu banget.. keren! denger2 sekarang malah di indo banyakan pake alphard ya kalo buat mobil pengantin?
Videonya ada di DVD Man. Gue aja kayaknya cuma nonton pas baru diterima aja buat ngeliat bakalan ada revisi atau ngga hahaha.
DeleteIya di Jakarta banyakan pake alphard katanya biar lega. Tapi wedding car gue juga lega buanget dan masuknya ga usah manjat hihi.
Yap benar ko. Kalo ga alphard ya vellfire. Saya salah satunya yang menggunakan hahaha..abisnya pake sedan takut kesempitan kok dan cici. Mana bridesmaid udah abg lg, kl masih anak2 mungkin ga gitu sempit hehehe.
DeleteKalo cici mah kemarin ini mobil pengantin cuma buat pengantinnya aja. Kalo bridesmaids and groomsmen pake mobil lain ngintil di belakang kita. Kalo naik alphard pun, extra 4 orang bakalan ga nyaman.
DeleteWiiih, seru ya wedding cici...emang bener sih sebaiknya wedding itu disesuain sama keinginan kita bukannya inkut2an org ya cii..kan jadinya lbh memorable..
ReplyDeleteSesuai keinginan, tapi yang penting jangan sampai tacky dan malah diingetnya gara2 tacky hihi.
DeleteLha ini penganten nya seruu abiss..tampil beda ya le...lagunya aja meuni beda dari yang lain gitu..great wedding lahh..tamunya aja pasti berkesan dan inget terus tuhh
ReplyDeleteGue sama suami mayan suka musik Ci. Jadinya pas milih lagu juga bener2 sesuai sama yang kita demen. Kalau soal tamu inget atau ngga, moga2 inget. Yang penting kitanya juga enjoy dan pas acara ngga beban cuma gara2 pengen keren atau niru2 orang lain.
Deletele, lu udah cocok nih bisa buka usaha WO :)
ReplyDeleteLim, kalo ngeliat WO gue kerja, gue bersyukur gak jadi WO. Capenya amit2 hahaha.
Deletedari awal baca postingan tentang weddingya mba leony, ya ampun seru banget beda dengan yang lain fotonya aja aku liatin berkali2 saking takjubnya :D
ReplyDeleteWaduh, sampe liatin berkali2 nanti siwer loh hahahaha. Ya pokoknya kita sebagai pengantin juga harus menikmati acara pernikahan kita sendiri. Jangan sampai malah jadi pressure karena ga sesuai kepribadian kita.
DeleteSeruuu bangettttt pestanya ...
ReplyDeletePengantennya aja brasa seru loh haha.
DeleteIni pesta yang beda... Apalagi mobil pengantinyaaaa, epiiicccc!!!
ReplyDeleteHahahah iya. Memorable banget. Mobil pengantinnya kayak batmobile tp merah.
DeleteSetubuhhh banget ci, tetep bikin wedding sesuai keinginan dan mimpi kita tp tetep di jalur yg bener kyk sesuai budget dll, sama halnya kayak buku misa diriku juga diwanti2 milih lagunya yg sesuai dengan kaidah gereja jadi koor ma romo diskusi lagu mana yg boleh ma ndk drpd milih lagu yg bagus tp ndk cocok ma jalannya misa kan aneh yaa hehehe
ReplyDeleteIya, sebagai umat Katolik memang kita sebaiknya menghargai tradisi gereja dengan nggak asal milih lagu. Harus sakral karena kita tuh menikah di gereja, bukan di gedung.
DeleteSeru banget le.. andai waktu itu diundang dateng. hahaha.. *kenal juga kaga* wkwkwkw..
ReplyDeleteMantap banget dah. apalagi ngeliat mobilnyaa.. *ngeces* hahaha
Hahahaha... weddingnya diem2, cuma keluarga, kolega, dan temen2 aja yang hadir hehehe. Itu aja udah 1200 orang. Gak mau lbh gede dari itu. Nanti siwer kayak Raffi Ahmad salaman doang hahaha.
Deletearrrghh mana video pas jogetnya??? liaaattt donk haha :)
ReplyDeleteaduhh gw dulu ga kepikiran bikin kayak ginian..acara lancar sukses damai tentram sudah impian hehe :) yang penting semua bahagia deh.. dulu kartu undangan bikin sendiri aja dikatain sodara sendiri.. hehe :)
Hahahaha... jangan deh, sebaiknya memang ga ada video yang dipublished demi keselamatan bangsa dan negara. Kartu undangan gpp kok bikin sendiri, bagus malah kreatif, asal designnya gak tacky. Emangnya sodara kamu mau bayarin apa bikin undangan? Huahahaha....
Deletejadi ceritanya ini posting dalam rangka mau anniversary 3 tahun yah hihihihi....boleh dong dibuat pesta lagi dalam rangka 3 tahun
ReplyDeleteliat foto abang, ati2 bang jangan salah pegang harta wakakkakka, mustinya videonya juga dipamerin jadi kita2 ikut berasa auranya walaupun nggak hadir, terutama yang joged, nyanyi sama slowdance....eh yg abang korek2 juga boleh deh :D
Waduh, Fel lu mo bayarin gue bikin anniversary 3 tahun? Kalo lu bayarin, tar gue undang hahahaha *nahloh?*
DeleteMobilnya keren! Itu yang punya kolektor mobil antik ya? Pas kapan itu sepupunya Diaz married pake mobil antik juga, eh terus mogok aja itu mobil. Alhasil telat ke tempat resepsinya.
ReplyDeleteIya yg punya itu kolektor. Dia jg yg punya Hot Rod cafe di Antasari situ. Mobil gue jg sempet berulah kok. Abis suami jemput gue di rumah, pas mo balik ke hotel sempet ga bs distarter. Jadi kita naik X5nya bridesmaid gue hahahaha... ternyata kabel accu copot. Abis disambung lancar lagi dan bisa dipake terus sampe kelar.
DeleteHi Ci Leony, duluuuuu banget pas baca review nikahan cc pake mobil kuno, aku jadi pengen! *pdhl gak punya filosofi tapi pengen donag* Dannnn, jadi kenyataan hehehehe. Makasih lho inspirasinya :)
ReplyDeleteSippp... seneng bisa ngebantu orang lain walaupun cuma kasih inspirasi aja ya heheheh.
Deletedari semua printilan wedding elu, gw paling naksirrr mobilnyaa. kok bisa kinclong bling-bling gitu sihhh, looks vintage and grand!
ReplyDeletewah jd keinget masa2 dulu persiapan wedding gw hihihi
Mobilnya itu hasil restoration Tep. Udah sempet menang lomba vintage cars di Jakarta. Jadi istilahnya dari cuma kerangka yang udah jelek, terus diimpor mesin baru v8 dari US dan katanya ACnya juga diinstall belakangan. Emang hobi sih ya hahaha.
DeleteStujuu,, emang meritan harusnya sesuai sama diri kita, cmn kadang ada halangan dari pihak" yg menginterfensii.. bwahaha.. Kan banyak drama klo mw meritt :p
ReplyDeleteAfter Partyy cc seruuu tuh!, slama ini blm dapet kondangan yg ada after party, belum pernah ngerasain, tapi daku kaku juga klo mw ikutan jodett.. Hihihi... Nah, mungkin banyak yg salah kaprah juga ci sama lempar bunga/boneka..
Sesungguhnya dan kayaknya para bride ini krg tau x rules lempar bunga yg asli, ngeliat kondangan yg lainnya jd ikutan? mungkin tau supaya enteng jodoh, kenapa jd lempar boneka alesannya macem", ada yang HB nya cmn 1 dari pagi sampe malem maybe? hehe.. Trus klo yg ikutan nangkep ce doank ak br tw, thanks ci infonya.. hwhwhw, baru tau jg klo yg co lempar garter belt.. Tp bener loh, rata" yg dapet lembar bunga co, secara bar".. eike sih males klo lawannya co",, takut keserudukk... wkwkwkwk
Soal pihak2 yg intervensi, ya itu sudah biasa. Kita juga menghormati pilihan mereka. Apalagi kalau mereka2 itu adalah orang yang mensupport alias sponsorin pernikahan kita. Tetep kita hargai, tapi jangan sampai menghilangkan jati diri.
DeleteNah soal tradisi itu, sebenernya bagus kalau ngerti dikit2 or else jadinya tacky. Kayak acara bagi2 sepeda motor di kawinan anak pengusaha misalnya... emangnya door prize di mall? Hihihi. Jd kesannya maksa org stay sampe akhir cm demi motor.
Yay aku senang sekali bacanya ini! Pas lagi persiapan buat tahun depan bakalan nikah (doakan semoga lancar persiapan, hari H dan hidup pernikahannya ya haha)
ReplyDeleteSuka deh bacanya! Terima kasih udah sharing! :D
Amin. Lancar selalu ya Natalia. Baca yang post sebelumnya juga deh plus tips2 aku siapin wedding. Semoga semakin mantap.
Deletecerita pernikahan selalu menyenangkan.. aku suka banget ngelihat pernak-pernik seperti gaun dll.. terutama wajah-wajah ceria itu loh :)
ReplyDeletesemoga kelak bisa nyusul nulis cerita seperti ini hehe
salam...
Bener... yang paling penting wajah2 ceria alias semuanya happy. Sip, selama keinginannya direstui sama yang di Atas, pasti terlaksana.
DeleteHaii ci,,, salam kenal yaa.. :)
ReplyDeleteSeneng rasanya baca satu2 cerita nikahan cici.. n bisa dijadiin catetan aku ni buat nantinya klo mau persiapan nikah.. hehehe..
Sama2. Semoga kapanpun nikahnya, akan berkesan untuk pengantinnya (tentu dong ya) dan juga untuk tamunya hehe.
Deletejarang2 liat acara wedding yang pengantennya se-fun ini, biasanya pada jaim2..hihi
ReplyDeleteJaim itu kalo pas acaranya sakral. Kalau resepsi kan party time hehe. Jadi kudu meriaaahhhh.... dan ga boleh jaim! Sayanggg... kapan lagi nikah. Hahaha.
Delete