(Jangan) Menilai Buku Dari Sampulnya
Alkisah... sepulang hanimun kemarin, karena tempat hanimun kita tidak menyediakan barang-barang berkualitas untuk dibawa pulang sebagai hadiah untuk para orang tua, ketika tiba untuk transit semalam di Kuala Lumpur, saya dan suami langsung tancap gas untuk ke mall terbesar di sana yang namanya Pavilion. Saat itu, keadaan kami sudah persis kayak gembel. Rambut awut-awutan, muka kuyu, pakaian seadanya, ditambah lagi, perut keroncongan belum makan, pokoknya komplit bleh. Tapi karena waktu yang begitu tipis, dan paginya harus berangkat balik ke Jakarta, jadilah sisa beberapa jam sebelum mall tutup itu, kami sudah gak pakai mikir lagi. Dari Sheraton, naik Monorail 2 stop, jalan kaki dikit, sampailah kita di tujuan. Berhubung dua gembel ini luar biasa gembelnya, ketika masuk ke butik-butik ternama yang berjejer di sana, boro-boro ada pelayan nyamperin kami nanya butuh apa... yang ada, kami dicuekin!! Brasa banget deh. Mungkin kalaupun mereka memperhatikan kita, itu mungkin gara-gara mereka