Tukang Nyatut
Pernah denger kata nyatut kan ? Nyatut itu bahasa resminya MENCATUT, yang kalau saya lihat definisinya adalah sebagai berikut:
men·ca·tut v 1 mencabut dng catut; 2 memperdagangkan (sesuatu) dng cara yg tidak sewajarnya dan mengambil untung sebanyak-banyaknya (spt memperdagangkan karcis bioskop dng harga lebih dp harga resmi); 3 mencari keuntungan dng jalan tidak sah (msl dng cara menipu atau mengakali): ia hendak ~ saya tetapi gagal; 4 menyalahgunakan (kekuasaan, nama orang, jabatan, dsb) untuk mencari untung: banyak orang yg ~ nama pejabat untuk kepentingan pribadi;
Nah, pagi tadi, mama saya baru saya mengalami pencatutan... dan ini terjadi sudah lebih dari sekali, oleh orang yang SAMA!! Tentu saja bukan definisi yang nomor 1, bukan definisi yang nomor 2, tapi gabungan antara definisi nomor 3 dan nomor 4.
Begini ceritanya.
Mama saya itu punya hobi memasak, dan masakannya dia itu memang terkenal enak, mulai dari kue-kue dan sayur matang. Makanya kalau ada pertemuan lingkungan di rumah, pasti ramai, karena makanannya pasti terjamin. Karena banyak yang suka dengan masakannya, orang-orang banyak yang mengusulkan kalau mama sebaiknya coba jualan, supaya bisa dinikmati lebih banyak orang.
Nah, karena mama saya memang bukan pedagang, dan dia jualan itu karena iseng-iseng saja, jadilah sekitar 3 tahun lalu, dia coba-coba menitipkan es buatannya ke temannya, sebut saja si A yang memang pedagang kue dan sayur di pasar. Si A ini mengambil margin dari harga yang mama saya kasih ke dia. Berhubung es buatan mama itu laku, jadilah si A ini lumayan banyak mendapat untung dari penjualan.
Sampai suatu hari, mama saya memutuskan untuk stop mensupply es-nya ke A, karena kita sibuk finishing renovasi rumah kemudian pindahan. Kemudian si A ini mulai meminta mama saya untuk supply lagi, tetapi mama saya tidak mau supply karena memang sedang sibuk sekali. Beberapa minggu kemudian, mama saya shock, ternyata si A ini meniru es buatan mama saya, dan menjualnya, mengatasnamakan nama mama saya! Itupun kita ketahui karena kita mendapatkan informasi dari teman mama yang membeli es dari si A, tetapi katanya rasanya berbeda. Betul saja, pas ditemui oleh mama saya, si A itu akhirnya minta maaf, dan janji tidak akan melakukannya lagi. Namanya teman, ya dimaafkan oleh mama saya.
Beberapa bulan lalu, karena permintaan teman-teman, mama saya kembali menerima pesanan. Kali ini dia terima pesanan kue-kue dan sayur. Lumayan katanya untuk mengisi waktu. Karena sudah punya pengalaman buruk dengan si A, mama saya tidak mau lagi supply masakan kepada si A, melainkan dia supply ke si B. Si B ini memang terkenal baik, dan tidak suka mengambil untung besar. Bahkan saat orang pesan langsung ke mama, mama tetap meminta orang mengambilnya melalui si B, karena si B ini memang orang yang baik dan jujur. Jadi anggaplah si B ini jadi agen tunggalnya si mama, dan kebetulan masakan mama memang selalu dikerubutin orang dan rata-rata habis setiap hari.
Sampai pagi ini, mama saya menerima SMS dari temannya, yang mau memesan bakso goreng. Mama bingung, perasaan selama ini dia tidak pernah mensupply bakso goreng. Lalu mama bertanya, "Bakso gorengnya yang mana ya ? Perasaan saya nggak supply bakso goreng." Temannya itu jawab, "Itu loh, yang kemarin kamu jual lewat si A. Kata si A itu masakan kamu." Mama saya shock! Pertama, dia tidak pernah supply makanan ke si A, dan kedua, kok si A tega banget memakai nama mama saya cuma supaya dagangannya laku! Dan yang lebih parah lagi, si A ini dulu sudah minta maaf berjanji tidak akan melakukan pencatutan nama, dan sudah dimaafkan. Bahkan mama tetap berteman baik dengan si A.
Kali ini mama saya sudah tidak mau lagi menegur si A. Mama minta tolong temannya yang tadi memesan bakso goreng itu, untuk menegur A langsung karena mencemarkan nama baik mama saya. Rupanya selama ini, makanan yang bukan buatan mama saya, yang kualitasnya tidak baik sering dijual si A dengan memakai nama mama supaya laku. Itulah manusia, memang tidak bisa ditebak. Dan yang pasti, orang yang sifatnya jelek, minta maaf itu rupanya cuma di mulut bukan di hati.
Susah memang mengharapkan orang yang sifatnya jelek untuk berubah, dan saya menyadari, kegilaan akan uang memang membuat orang melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya. Temanpun dikorbankan. Nggak heran kalau di Indonesia banyak korupsi.
men·ca·tut v 1 mencabut dng catut; 2 memperdagangkan (sesuatu) dng cara yg tidak sewajarnya dan mengambil untung sebanyak-banyaknya (spt memperdagangkan karcis bioskop dng harga lebih dp harga resmi); 3 mencari keuntungan dng jalan tidak sah (msl dng cara menipu atau mengakali): ia hendak ~ saya tetapi gagal; 4 menyalahgunakan (kekuasaan, nama orang, jabatan, dsb) untuk mencari untung: banyak orang yg ~ nama pejabat untuk kepentingan pribadi;
Nah, pagi tadi, mama saya baru saya mengalami pencatutan... dan ini terjadi sudah lebih dari sekali, oleh orang yang SAMA!! Tentu saja bukan definisi yang nomor 1, bukan definisi yang nomor 2, tapi gabungan antara definisi nomor 3 dan nomor 4.
Begini ceritanya.
Mama saya itu punya hobi memasak, dan masakannya dia itu memang terkenal enak, mulai dari kue-kue dan sayur matang. Makanya kalau ada pertemuan lingkungan di rumah, pasti ramai, karena makanannya pasti terjamin. Karena banyak yang suka dengan masakannya, orang-orang banyak yang mengusulkan kalau mama sebaiknya coba jualan, supaya bisa dinikmati lebih banyak orang.
Nah, karena mama saya memang bukan pedagang, dan dia jualan itu karena iseng-iseng saja, jadilah sekitar 3 tahun lalu, dia coba-coba menitipkan es buatannya ke temannya, sebut saja si A yang memang pedagang kue dan sayur di pasar. Si A ini mengambil margin dari harga yang mama saya kasih ke dia. Berhubung es buatan mama itu laku, jadilah si A ini lumayan banyak mendapat untung dari penjualan.
Sampai suatu hari, mama saya memutuskan untuk stop mensupply es-nya ke A, karena kita sibuk finishing renovasi rumah kemudian pindahan. Kemudian si A ini mulai meminta mama saya untuk supply lagi, tetapi mama saya tidak mau supply karena memang sedang sibuk sekali. Beberapa minggu kemudian, mama saya shock, ternyata si A ini meniru es buatan mama saya, dan menjualnya, mengatasnamakan nama mama saya! Itupun kita ketahui karena kita mendapatkan informasi dari teman mama yang membeli es dari si A, tetapi katanya rasanya berbeda. Betul saja, pas ditemui oleh mama saya, si A itu akhirnya minta maaf, dan janji tidak akan melakukannya lagi. Namanya teman, ya dimaafkan oleh mama saya.
Beberapa bulan lalu, karena permintaan teman-teman, mama saya kembali menerima pesanan. Kali ini dia terima pesanan kue-kue dan sayur. Lumayan katanya untuk mengisi waktu. Karena sudah punya pengalaman buruk dengan si A, mama saya tidak mau lagi supply masakan kepada si A, melainkan dia supply ke si B. Si B ini memang terkenal baik, dan tidak suka mengambil untung besar. Bahkan saat orang pesan langsung ke mama, mama tetap meminta orang mengambilnya melalui si B, karena si B ini memang orang yang baik dan jujur. Jadi anggaplah si B ini jadi agen tunggalnya si mama, dan kebetulan masakan mama memang selalu dikerubutin orang dan rata-rata habis setiap hari.
Sampai pagi ini, mama saya menerima SMS dari temannya, yang mau memesan bakso goreng. Mama bingung, perasaan selama ini dia tidak pernah mensupply bakso goreng. Lalu mama bertanya, "Bakso gorengnya yang mana ya ? Perasaan saya nggak supply bakso goreng." Temannya itu jawab, "Itu loh, yang kemarin kamu jual lewat si A. Kata si A itu masakan kamu." Mama saya shock! Pertama, dia tidak pernah supply makanan ke si A, dan kedua, kok si A tega banget memakai nama mama saya cuma supaya dagangannya laku! Dan yang lebih parah lagi, si A ini dulu sudah minta maaf berjanji tidak akan melakukan pencatutan nama, dan sudah dimaafkan. Bahkan mama tetap berteman baik dengan si A.
Kali ini mama saya sudah tidak mau lagi menegur si A. Mama minta tolong temannya yang tadi memesan bakso goreng itu, untuk menegur A langsung karena mencemarkan nama baik mama saya. Rupanya selama ini, makanan yang bukan buatan mama saya, yang kualitasnya tidak baik sering dijual si A dengan memakai nama mama supaya laku. Itulah manusia, memang tidak bisa ditebak. Dan yang pasti, orang yang sifatnya jelek, minta maaf itu rupanya cuma di mulut bukan di hati.
Susah memang mengharapkan orang yang sifatnya jelek untuk berubah, dan saya menyadari, kegilaan akan uang memang membuat orang melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya. Temanpun dikorbankan. Nggak heran kalau di Indonesia banyak korupsi.
uang emang bisa merubah segalanya yah :)
ReplyDelete@Pitshu: Yoi... sampe lupa sama temen sendiri. Heran deh!
ReplyDeleteHa? Jadi si A ini sebenernya punya toko kue sendiri kan? Trus dia memperdagangkan makanan dengan merk dagang "Mamanya Leony" yang tidak di-authorized oleh Mamanya Leony, begitu? Tapi dia juga punya produk sendiri?
ReplyDelete@Erique Fat Owl: Si A ini jual kue2 juga. Ada yang produk dia, dan ada juga produk orang lain. Yes, bener yang elu bilang, dia jual produk bikinan dia sendiri, tapi dia bilang ke orang2, kalau itu bikinan nyokap gue, supaya orang beli. Soalnya nama nyokap gue itu bikin orang jadi beli barangnya, krn selama ini emang terkenal enak. BETEIN!
ReplyDeleteyah kok gitu sih dia, gak pede amat ama basonya sehingga pake2 nama nyokap lu le..
ReplyDeleteatau gini aja lu pake merk aja masukin di plastik masakan, jadi kalo gak ada merk itu kan brarti bukan bikinan nyokap lu.
@Pucca: Nah, nyokap lagi kepikiran buat bikin sticker label gitu. Mau bikin di percetakan katanya.
ReplyDeleteSebel ya, untungnya pas ada yang mau pesen langsung kalau nggak mungkin lama juga kalian gak tahu.
ReplyDelete@Once_alifetime: Iya, ini yang mau pesen ini temen baeknya nyokap, jadi dia pas dikasih tau itu bikinan nyokap, langsung telepon nyokap. Ya mungkin udah jalannya tuh.
ReplyDeleteuhh kesel banget ya Le, masalahnya ntar kalo ada yg sakit krn barang si A ntar dikirain krn bikinan nyokap lu lagi. ugh ugh ugh ikutan kesel. untung si A ga jualan di Kopro, kalo iya uda gw judesin. hahaha
ReplyDelete@Yulia: Mau gue kasih tau di mana lokasi si A ? Tar gue kirim elu buat "membantai" dia hahahaha... Eh jangan deh, dosa ntar gue.
ReplyDeleteheh.. nyebelin banget ya si A itu!!!
ReplyDelete@Arman: Tapi banyak kan orang kayak si A itu di dunia? Kudu sabarrr....
ReplyDeletelife's tough yah..
ReplyDeletehaish.. betapa menyebalkan hal2 kaya gitu..
@Mr. E: Yes, really tough. Coba bayangin kalau yang digituin adalah orang yang benar-benar 100% cari uang dari jualan, sedih banget pasti. Nyokap gue yang cuma iseng2 aja kesel loh.
ReplyDeleteLe,gw yakin si A bakal dapet balesan. Bukan nyumpahin lho,tp apa yg kita tabur itu kita tuai... Tapi baca postingan ini,jd pengen pesen makanan di mama u, le...hehehee...
ReplyDelete@Katrin: hahaha, mau pesen? Kalo rumahlu deket boleh deh, pesanan diterima dengan senang hati. Soal si A, banyak orang yang bilang dia tuh benernya udah dapet balasan. Tapi kayaknya dia nggak sadar.
ReplyDeletewah wah... kacau itu si A, udah miskin harta, miskin jiwa juga... gak berkah banget dah hidup-nya... ckckckckck...
ReplyDeletebtw, masakan mama-nya kayaknya enak banget...
*ups, sampe lupa salam blogger nya ^,^
sayangnya makanan gag bisa di kasih merek ya Le...
ReplyDeletehehehe
@Ryan Isra:ya didoakan aja deh supaya si A itu sadar. Masakan nyokap emang enak :) Salam blogger juga deh!
ReplyDelete@Satelite: nah itu dia, nyokap mikir mau kasih sticker aja. Biar gak dicatut produknya.
Hallo Leony, salam kenal....
ReplyDeleteemang mesti di kasi merek "aseli buatan nyonya... bukan si A" tapi asal jangan kecium tukang pajek, yg biasanya galak tp begitu dicium duit senyum lebar.
@Anonymous: Typical orang pajak banget ya? Baru aja tadi orang kantor ada yang cerita. Gara2 sebuah toko kue rumahan masuk di TV buat acara kuliner, langsung dihajar sama tukang pajak. Kasian banget. Btw, salam kenal juga. Kok ga ada nama dan linknya yah ?
ReplyDeleteHi Leony, namaku sani, gak ngerti kok yg muncul anonymous, apa namaku ngak keren yah? hehehe blum punya blog lagi belajar ngetik & cuman seneng baca....ngak fair yah?
ReplyDelete@Sani: ohhh hehehe...kamu lupa ubah kali. Gpp kok blogwalking aja. Kali2 bisa inspired kamu untuk make your own blog :)
ReplyDeleteIgh Ny, tega nian si A yah. Demi uang, segala cara dihalalkan. Mudah2an si A sadar sama tindakannya dan ga ngulangin lagi yah. Mama lu pasti kesel banget digituin, dah bangun reputasi bagus eh malah dihancurin dari belakang.
ReplyDelete@Daadaachan: Iya, untung nyokap orangnya sabar loh, mungkin karena dia emang kuat imannya. Kalau manusia laen sih udah bener2 bete banget deh...
ReplyDeleteCerita ini kayaknya mencerminkan miniatur indonesia kita. Korup dari dalem jiwa, astaga. Segala hal dibikin palsunya. Tapi aku suka cara Leony nulis. Salam kenal! :)
ReplyDeleteWah sembarangan pakai2 nama ya, hy spy dagangannya laku. Tp kalau sampai makanan tsb gga enak atau ada masalah, mamamu yg bakalan kena getahnya. Kenapa mamahmu gga lgs gertak aja si A?
ReplyDeletewah parah bener si A itu, udah bilang gak akan diulangin taunya diulangin lg. jadi pengen cobain makanan mamanya loe jg le hehehhe.
ReplyDelete@Lembahmata: Salam kenal juga. Yes, sangat Indonesia sekali. Dulu aja mobil Timor yang jelas-jelas Kia buatan Korea, dibilang asli buatan Indonesia huahahaha...
ReplyDelete@Babybeluga: Benernya ada keinginan gertak, tapi buat apa lah cari ribut. Lama-lama orang pada tau kok yang nggak bener siapa.
@Mamadesi: Itulah manusia, mulut sama hati sih beda. Boleh boleh... tapi elu kudu dateng ke rumah gue dulu :P
Apapun dilakukan agar mendapatkan keuntungan..hehe
ReplyDeleteSalam kenal
Hi Leony..
ReplyDeleteSalam kenel yah! nemu blog mu dr Pucca viol ^^
Dimana ada sumber $$, disitu ada sumber pikiran jahat yah?
@Kamal Hayat: Salam kenal juga.... Ya namanya juga manusia heheheh
ReplyDelete@Pinkbuble: Bukan uangnya yang jadi sumber pikiran jahat, tapi memang rasa tidak puas/ serakah sih kalau menurut saya.
Leony, aku link blog mu yaaaa :)
ReplyDeleteHhhhhhmmmmm....... Jd kepingin nyoba nih masakannya.... xixixixixi...............
ReplyDelete@Wie_Wie: Silakan silakannnn... *gimana caranya yah ?? hehehe*
ReplyDeleteLe..produk nyatutnya awet kaya rindu
ReplyDelete@letta, kesini lett..:b
ReplyDeleteSudah lah jangan banyak bertengkar, cape lah awak ni terusik macem tu,
ReplyDeleteTelat Kabar dari Filipin, sudah merasuk bambunkuning, nyatut laaa.
Mba pizza sudah matang, saya nyatut ya ke rumah mba
ReplyDeleteLe, gua gak bisa tidur
ReplyDeleteAaaa Nyatut pak Tile !
ReplyDelete2020 masih urusin Nyatut le.
ReplyDelete