Dasar Kampret
Pertama-tama, mau megucapkan HAPPY BIRTHDAY untuk Mama tersayang. Love you, Mom!! Kalau soal wish-wishnya, udah pasti dong anak mendoakan yang terbaik untuk ibunya.
Dari judulnya, pasti semua orang sudah pada tau, kalau kali ini saya mau misuh-misuh dikit. Kejadiannya tuh hari Sabtu 10 hari lalu. Saat itu saya ditelepon oleh Tante saya, kalau Oma saya masuk rumah sakit lantaran pinggulnya patah. Susah ya kalau sudah tua, kalau jatuh pasti hasilnya parah. Seperti Oma saya ini, gara-gara dia ke wece mau buang air kecil sekitar jam 3 pagi, eh dia sempoyongan dan jatuh. Korbannya? Tangan dan kaki patah! Ampun deh.
Namanya Oma sakit, sudah pasti langsung buru-buru berangkat. Tadinya Oma saya mau diopname di RS dengan inisial RT di bilangan Jakarta Barat sana. Rumah sakitnya memang baru dan bagus. Tapi begitu dengar Oma saya mau masuk situ, seluruh kerabat protes! Katanya rumah sakit itu kalau sudah masuk susah keluar, dan materialistis (yang ternyata kebukti benar karena minta dokumen buat keluar saja susah). Akhirnya Oma saya masuk Sumber Waras karena mau mengejar Prof. Subroto yang memang superman dalam bidang bedah tulang.
Nah, percaya atau tidak, ini adalah kali pertama saya ke Sumber Waras. Jadi benar-benar saya tidak tau lokasinya di mana. Cluenya dari mama saya cuma satu, "Lokasinya di dekat kampus Trisakti. Di belakangnya situ." Pas arah ke sana, saya naik tol, keluar Tomang Grogol, dan berjalan menyusuri S. Parman. Pas mau perempatan Citraland situ, saya lihat ada jalan untuk putar balik ke arah Trisakti. Jadi saya ambil jalur ke sana. Ternyata, kata mama saya, bukan itu jalannya, melainkan setelah lampu merah, belok kanan! Jadilah saya lurus, melewati jalur busway sampai ke perempatan yang jaraknya kira-kira 10-15 meteran dari putaran.
Dan seperti sudah diduga, si Polisi rese itu telah BERSEMBUNYI di balik halte busway, dan menghampiri mobil saya.
"Maaf pak, saya bingung, saya mau ke Sumber Waras, Oma saya sakit, dan saya gak tau jalan, jadi tadi salah belok".
"STNK!" Katanya dengan gaya belagu. Lalu saya kasih STNK.
"Pak, saya mau ke Sumber Waras, buru-buru karena Oma saya jatuh."
"SIMnya mana ?" Lagi-lagi dengan gaya belagu, dan saya kasih SIM.
Mama saya kesal lihatnya. Langsung dia kasih saya selembar uang 50-ribuan.
"Pak, nih Pak, saya mau cepat-cepat. Arah Sumber Waras ke mana ?", sambil kasih uang ke Polisi.
Mendadak situasi berubah 180 derajat. SIM dan STNK saya dibalikin, kemudian,
"Adek belok kanan saja, nanti di bawah jembatan putar balik, rumah sakitnya di sebelah kanan. Mau dikawal?"
" Nggak, Pak. Makasih." Sambil segera cabut dari lokasi.
Ya ampun cape deh... Padahal beberapa menit sebelumnya baru melihat iklan gede dengan tulisan "Hormatilah Martabat Polisi". Gimana kita mau hormat coba ? Polisinya aja tidak menghormati dirinya sendiri! Uang 50 ribuan sudah jadi santapan sehari-hari. Padahal kalau dia polisi yang benar:
1. Dia seharusnya tidak bersembunyi di balik halte dan menjebak orang -orang yang tidak jadi ambil putar balik dan terjebak masuk jalur busway.
2. Dalam situasi darurat, sudah semestinya polisi yang baik memberikan peringatan saja. Bukan sok-sok jagoan tapi UUD alias Ujung-Ujungnya Duit. Malah mestinya beliau membantu orang yang kebingungan.
Silakan deh Pak, makan uang 50 ribu saya. Tapi Pak, mestinya MALU dong ah...
Dari judulnya, pasti semua orang sudah pada tau, kalau kali ini saya mau misuh-misuh dikit. Kejadiannya tuh hari Sabtu 10 hari lalu. Saat itu saya ditelepon oleh Tante saya, kalau Oma saya masuk rumah sakit lantaran pinggulnya patah. Susah ya kalau sudah tua, kalau jatuh pasti hasilnya parah. Seperti Oma saya ini, gara-gara dia ke wece mau buang air kecil sekitar jam 3 pagi, eh dia sempoyongan dan jatuh. Korbannya? Tangan dan kaki patah! Ampun deh.
Namanya Oma sakit, sudah pasti langsung buru-buru berangkat. Tadinya Oma saya mau diopname di RS dengan inisial RT di bilangan Jakarta Barat sana. Rumah sakitnya memang baru dan bagus. Tapi begitu dengar Oma saya mau masuk situ, seluruh kerabat protes! Katanya rumah sakit itu kalau sudah masuk susah keluar, dan materialistis (yang ternyata kebukti benar karena minta dokumen buat keluar saja susah). Akhirnya Oma saya masuk Sumber Waras karena mau mengejar Prof. Subroto yang memang superman dalam bidang bedah tulang.
Nah, percaya atau tidak, ini adalah kali pertama saya ke Sumber Waras. Jadi benar-benar saya tidak tau lokasinya di mana. Cluenya dari mama saya cuma satu, "Lokasinya di dekat kampus Trisakti. Di belakangnya situ." Pas arah ke sana, saya naik tol, keluar Tomang Grogol, dan berjalan menyusuri S. Parman. Pas mau perempatan Citraland situ, saya lihat ada jalan untuk putar balik ke arah Trisakti. Jadi saya ambil jalur ke sana. Ternyata, kata mama saya, bukan itu jalannya, melainkan setelah lampu merah, belok kanan! Jadilah saya lurus, melewati jalur busway sampai ke perempatan yang jaraknya kira-kira 10-15 meteran dari putaran.
Dan seperti sudah diduga, si Polisi rese itu telah BERSEMBUNYI di balik halte busway, dan menghampiri mobil saya.
"Maaf pak, saya bingung, saya mau ke Sumber Waras, Oma saya sakit, dan saya gak tau jalan, jadi tadi salah belok".
"STNK!" Katanya dengan gaya belagu. Lalu saya kasih STNK.
"Pak, saya mau ke Sumber Waras, buru-buru karena Oma saya jatuh."
"SIMnya mana ?" Lagi-lagi dengan gaya belagu, dan saya kasih SIM.
Mama saya kesal lihatnya. Langsung dia kasih saya selembar uang 50-ribuan.
"Pak, nih Pak, saya mau cepat-cepat. Arah Sumber Waras ke mana ?", sambil kasih uang ke Polisi.
Mendadak situasi berubah 180 derajat. SIM dan STNK saya dibalikin, kemudian,
"Adek belok kanan saja, nanti di bawah jembatan putar balik, rumah sakitnya di sebelah kanan. Mau dikawal?"
" Nggak, Pak. Makasih." Sambil segera cabut dari lokasi.
Ya ampun cape deh... Padahal beberapa menit sebelumnya baru melihat iklan gede dengan tulisan "Hormatilah Martabat Polisi". Gimana kita mau hormat coba ? Polisinya aja tidak menghormati dirinya sendiri! Uang 50 ribuan sudah jadi santapan sehari-hari. Padahal kalau dia polisi yang benar:
1. Dia seharusnya tidak bersembunyi di balik halte dan menjebak orang -orang yang tidak jadi ambil putar balik dan terjebak masuk jalur busway.
2. Dalam situasi darurat, sudah semestinya polisi yang baik memberikan peringatan saja. Bukan sok-sok jagoan tapi UUD alias Ujung-Ujungnya Duit. Malah mestinya beliau membantu orang yang kebingungan.
Silakan deh Pak, makan uang 50 ribu saya. Tapi Pak, mestinya MALU dong ah...
Ternyata ga di Jakarta, ga di Surabaya sama saja ya yg namanya polisi. Dulu saya juga punya pengalaman waktu naik travel ke Surabaya. Pas baru masuk dari tol, tiba2 travel yg saya naiki disuruh minggir ama pak polisi. Kontan saja sopir travel itu marah2 karena merasa tidak melanggar. Alhasil terjadi sedikit keributan. Begini kira2 percakapannya:
ReplyDeletePolisi: Mana STNK nya?
Sopir (sambil melotot): Tidak mau! Apa salah saya?
Polisi (masih ngotot): STNK nya mana!
Sopir: Salah saya apa dulu?
(ini terjadi beberapa kali sampai akhirnya polisi itu berkata...)
Polisi: Ya sudah lah mas, 10 ribu saja deh. Buat ngopi, mas...
Sopir travel itu pun akhirnya dengan terpaksa dan ngedumel memberi polisi itu uang 10rb dan kami pun diperbolehkan melanjutkan perjalanan lagi. Ini kejadiannya sekitar 2 tahun yang lalu sih. Ngga tau juga apa sekarang di daerah itu masih seperti ini.
@Anonymous: Emang tuh, polisi cuma bikin jengkel. Maunya dihormati, tetapi kok tidak bisa menghormati dirinya sendiri. PAYAH SEKALI! Tapi gimana ya, sudah mendarah daging juga sih pattern korupsi ini. Dia kan cuma mencontoh ATASAN dan SENIOR-nya.
ReplyDeleteemang polisi gitu.. kan kata gus dur polisi yang jujur cuma 3, hoegeng (polisi beneran tapi udah pensiun), patung polisi ama polisi tidur :P
ReplyDeletebtw, gua juga blom pernah ke sumber waras..
ho oh jangan sekali masuk ke RT deh! waktu itu temen g juga bokap na masuk sana, langsung g suruh transfer aja! aje gile tuh RS makan duit banget...wakakakaka...
ReplyDeletewew... jangan pernah kasih STNK sih! toh yang salah kan orang na bukan boilnya jadi kasih SIM na donk :)
polisi ngumpet sih emang ada dimana2. gak di indo doang, di LA juga.. polisi2 emang suka ngumpet... :P
ReplyDeleteharus bersyukur ny, polisi indo masih mau dikasih 50rb. lha kalo disini bayarnya $200. nyesek!
aku cinta polisi indo!!!! :D
@Pucca: Huahhaaha... iya bener. Hoegeng kasian banget ya akhir hidupnya. Waktu itu gue nonton di Kick Andy, Metro TV, yang istrinya di masa tuanya tuh sampe mohon2 banget pengen ke Hawaii tapi visanya selalu ditolak. Untung akhirnya berhasil juga brangkat.
ReplyDelete@Pitshu: Iya bener RT makan duit gila2an. Baru abis oma gue masuk ke Sumber Waras, besoknya salah satu atasan yang duduk di sebelah gue cerita soal dia diulur2 pas operasi kecil di RT, dilama2in adminnya biar bisa di charge 1 malam lagi. Bener juga ya, gue baru kepikiran soal STNK. Mending juga dibaca tuh sama si polisi kamplet.
@Arman: Man, kalo Polisi di Amrik mah memang harus ngumpet kali, tapi kan mereka selalu punya bukti dan reason yang jelas, dan kalau dalam keadaan darurat plus history kita bagus, dia bakalan sangat reasonable. Dan yang pasti, martabat dan moralnya jauhhhhh banget sama Polisi di sini yang kerjaannya cuma ngejebak untuk dapat untung yang masuk kantong pribadi. Kalau di sana $200 juga kan masuk kas negara, dan negaranya BENER! Kalo cuma itung2an secara rugi MATERI pribadi, alasan elu emang bisa dipake. Tapi kalo negara secara keseluruhan, ya gak bisa dibiarkan juga.
wah sabar sabar hehe
ReplyDeletebtw gw perna praktek di sumber waras lho :) Prof broto mank mantap!!! he's a legend. tapi di royal taruma ada si dr henradi khumarga. he's one of indonesia's best seh :)
jangan dibandingin lah SW en RT, secara SW butut gtu hahaha
Ha..ha.. sori ketawa dulu baca komen Viol.
ReplyDeleteGimana kabar omanya? Duh kasian ya patahnya 3 tempat, mudah2an udah diatasi. RS Sumber Waras udah lamaaa banget. Kuliahnya bukan sekitar situ ya? Kalau yang kul atau kost daerah Grogol pasti ngeh deh tempatnya.
@Aris Munandar: Iya, Prof. Broto emang top ya. Tapi emang bener yang elu bilang. Sumber Waras emang horor! Adek gue pas liat langsung mikir ini hospital cocok buat shooting film suster ngesot. Hahahhaa...
ReplyDelete@Once_alifetime: Hehehe, aku dulu kuliah di US. Mana tau daerah sana huks huks. Sekeluarga gak ada yg kuliah daerah sana sih. Nasib deh....
Hi, blogwalking. Salam kenal. ^_^
ReplyDeleteYa ampun, parah ya? G belom pernah sih kena begitu. Soalnya emang ga pernah nyetir. Wakakakakka....
Btw, Oma kenapa diinepin di Sumber Waras, ya? Dokternya emang praktik di sono ya? G dulu pernah ke Sumber Waras 1 kali gara2 sakit apa ya. RS ny rada2 kotor ya. Semoga Omanya Leony cepet sembuh ya. v(^o^)v
how's your grandma? I hope she's fine now. BTW Hoegeng itu siapa sih? Ga pernah denger.
ReplyDeleteEh, cerita soal Sumbr Waras:
1) gua tau soalnya dulu rumah gua deket sana (Tomang)
2) gua pertama kali dijahit di sana (masi keciiiil banget, dan ke sana pun karena paling deket rumah).
3) ini yang malu-maluin. pas SMA bokap temen gua ada yang meninggal, dan dengan penuh kedukaan kita nyambangin ke SW. Eh malah: ngabisin sekaleng biskuit dan ngecengin anak-anak FK yang lagi residensi. Mateng gak sih, malu-maluin ya anak sekolah kita hihi. Tapi karena ulah kita, temen gua dan keluarganya terhibur, sempet haha hihi lagi.
@Fely Funakoshi: Hehehe...as I've written in the blog, Omaku jatoh di kamar mandi, pinggul dan tangannya patah, jadinya mesti dioperasi. Makanya ke Sumber Waras. RS-nya seremin dan kotor, tapi krn kita ngejar Professornya, kita tetep ke sana.
ReplyDelete@Lady in Red: Oma gue udah doing well :) Dah mulai belajar jalan dan berdiri. Waduh Rhe, gue sih cukup "Bangga" sama anak2 sekolah kita. We always can cheer people up! Always positive! *and malu2in*
yahhh udah gag tau deh mau ngomong apa,...
ReplyDeleteudah normal banget sih
*ngekek baca comment nya viol
Yoi dah, setuju dengan judul blognya !! huahua. Abis awal2nya cerita tentang Mama dan Tante, tak pikir mo ngomongin ttg mrk :p
ReplyDeleteWell, emang gitu tuh untuk membuat polisi rese jadi baik, DUIT !!! *sigh*
Salam kenal ya, btw.
Boleh gw link blognya ?
@Bebek: Iya, normal. Makanya orang-orang jadi terbiasa. Sucks!
ReplyDelete@Mr. E: Hehehe, bagus dong, jadi gue bikin suspense dulu di depannya, dan klimaks cerita di bagian belakang. Boleh, silakan di link :)
Yg namanya polisi dimana2 juga suka ada aja yg reseh ya termasuk di Amerika pula.
ReplyDelete@ Babybeluga: Seenggaknya di Amrik tuh ada reason yang jelas, dan mereka tetap teguh pada komitmennya. Nggak ada kan yang bisa disogok pake uang.
ReplyDeleteHai Leony, salam kenal...ijin ngelink juga ya...
ReplyDeleteWah, gw telat dong baca update-an blog ini. Coz baru sebulan yang lalu gw operasi di RT hahahah,makloem bukan orang Jakarta..., gw langsung tau ajah mana yang dimaksud. Hehehe...
Iya orang tua kalo jatuh mesti kenapa-napa tulangnya, hopefully oma u cepet pulih...
@ Katrin: Wah heheheh gak telat kok. Gak semua dokter di RT jelek. Kebetulan adminnya aja yang rese, dan ada bbrp dokter yang matre. Tapi ada jg kok yang cocok di RT. Sama2, salam kenal juga :). Elu sendiri sukses kan operasinya ?
ReplyDeleteUdah sukses le,operasinya. Thanks 4 asking. Sbenernya gw ini yang kelainan kali, biasanya orang kalo masuk rs kan pengen cepet pulang, berhubung gw di jkt kan numpang di cc-nya hubby,jd sungkan n berasa ga enak sendiri. Mestinya 3hr di rs udah boleh pulang, tp gw nunggu sampe beneran enak n ga sakit buat miring kanan kiri,baru pulang, nah itu ama perawatnya ditanyain tiap ari, kapan mau pulang,bu? hihihi...
ReplyDeleteEmang sih, bagian adminnya kurang fleksibel.Pas gw kluar kan gw lupa nanyain form rekomendasi dokter (buat insurance),sbenernya bukan gw yang lupa, tapi susternya lupa cek di map yang satunya.Gw udah nelpon ke nurse station, n mreka bilang OK besok pagi ambil aja di sini. Nah pas besoknya gw balik (pas hari sabtu) itu udah jam 6 sore, gw emang sengaja dtg jam segitu buat kontrol terakhir ke dokternya (skalian, coz jauh dari gading ke sono kan, masak bolak balik, cape di jalan hehee). ternyt formnya blom distempel, n udah di-keep di kantor admin (peraturannya kalo udah ga office hour katanya dokumen begitu musti ditaro di admin office),kebetulan udah tutup jam 5 sore. Pas kita ke kantor admin, ada pegawai 1 yang masih buka-buka file.Hubby udah jelasin kalo kita ini luar kota, n kita besok udah balik,jd minta tolong dibantu. Tetep keukeuh dia, akhirnya si hubby minta form nya, n pegawe itu bilang dia bisa kasih, tapi tanpa stempel. Begitu udah di tangan, si hubby naek balik ke nurse station yang tadi n minta stempel di sana. Mereka justru mau bantu tanpa nanya ini itu, ato karna ngerasa salah ya?hehehehe….
wah jadi curcol di sini...hehehee...
@ Katrin: hahahah...gpp kok curcol. Kan di blog ini kita boleh curhat apa saja heheheheh...
ReplyDeleteSeenggaknya kamu punya masalah itu jg terjadi karena office hours ya. Kalo gitu sih bisa dibilang gak banyak masalah. Kalau kmaren ini kejadiannya beda, co-workerku, pdhl udah baik, sengaja adminnya dilama-lamain, eh akhirnya di charge extra setengah hari. Dia sampai bete banget-banget, jadi buang uang bbrp ratus ribu.