Phew...
Ada suatu sindikat, saya sendiri tidak tau dari sindikat apa. Yang pasti saya mendengar berita, kalau sindikat ini menangkap orang-orang secara acak, untuk dijadikan bahan penelitian. Saya juga tidak tahu penelitian mereka tentang apa, tetapi orang-orang yang sudah tertangkap, biasanya tidak pernah kembali. Berita itu menyebar cepat di lingkungan sekitar saya. Walaupun saya belum pernah melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana prosedur penangkapan tersebut, namun saya cukup was-was juga. Bagaimana jika saya tertangkap ? Apa yang sindikat itu akan lakukan kepada saya ? Bagaimana nasib orang-orang yang saya tinggalkan?
Siang itu saya sedang duduk-duduk santai di apartemen, sambil memandangi jendela. Siang itu cerah, dan enak sekali melihat jalanan dari ketinggian. Rasanya sangat menenangkan. Mendadak saya mendengar suara gaduh yang luar biasa dari lantai di atas saya, dan saya lihat ada bayangan hitam di balik jendela. Saya langsung panik, teringat kepada peristiwa penangkapan acak yang dilakukan oleh sindikat tersebut. Saya langsung buka pintu apartemen saya, dan lari turun secepatnya melewati lewat tangga darurat. Suara gaduh itu semakin mendekat, dan mendadak dua orang berbaju hitam sudah ada di depan saya. Saya memberontak mencoba untuk kabur. Tetapi saya kalah, dan mendadak semua menjadi gelap.
Perlahan-lahan saya bangun dari tidur saya. Saya berada di dalam sebuah aula besar, tanpa jendela sama sekali, dan lampu-lampu terlihat berpendar dari sekeliling ruangan. Ada ribuan orang di situ. Saya tidak mengenal mereka sama sekali. Semuanya terlihat begitu asing. Di mana kah saya berada ? Ditengah kebingungan saya, mendadak ada suara terdengar begitu kencang. Saya melihat sumber suara itu. Rupanya, seperti ada seorang yang merupakan bagian dari sindikat tersebut, berdiri di atas podium. Podiumnya itu bergerak ke segala arah, seperti forklift dengan pengontrol arah. Orang tersebut berbicara, dia mengucapkan selamat datang kepada kami semua.
Wajah orang tersebut begitu dingin, seakan-akan kami adalah objek yang sedang dimainkan. Dan memang benar, tak berapa lama dia menyampaikan maksud keberadaan kami semua di sana. Sebenarnya, tidak terlalu jelas juga mengapa kami ada di situ. Tetapi yang pasti, kami tau bahwa kami adalah objek dari sebuah percobaan. Kami diberi waktu 1 jam untuk mengenal sebanyak-banyaknya orang yang ada di aula tersebut. Dan setelah 1 jam itu berakhir, mereka akan memilih pasangan secara acak. Kedua orang terpilih tersebut harus bisa menceritakan sedikit biografi dari orang yang merupakan pasangannya itu. Jika ada fakta yang salah terucap, maka seketika itu juga, orang yang salah sebut akan mati. Ya! Mati! Saat itu tidak ada bayangan bagaimana caranya kita bisa mati seketika.
Waktu 1 jam diberikan. Saya panik, semua orang panik, saling bertanya-tanya mengenai identitas lawan bicaranya. Ruangan begitu ribut, riuh, penuh dengan orang-orang yang hanya mempunyai satu tujuan, yaitu mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya. Kita tidak akan pernah tau apakah pasangan kita yang dipilih nanti sempat kita ambil informasinya atau tidak. Bisa saja saya berdiri di ujung sini dan pasangan saya berdiri di ujung lainnya. Bagaimana jika saya tidak pernah bertemu dan menanyakan tentang dirinya? Pikiran saya betul-betul kalut. Bahkan untuk mengingat informasi dari orang-orang yang sudah saya temuipun saya tidak mampu. Sepertinya informasi hanya lewat begitu saya, tanpa sedikitpun bisa terserap. Bagaimana ini? Apakah ini akhir dari segalanya?
Tinggal sisa beberapa menit saya sebelum waktu berakhir. Rasanya otak sudah buntu, tidak bisa berpikir lagi. Yang saya tahu, saya hanya bisa berpasrah. Saya tidak punya energy lagi untuk bertanya pada siapapun. Saya hanya merenung, apa yang telah saya perbuat sehingga saya bisa sampai di ruangan tersebut. Namun sepertinya tidak ada gunanya, tinggal bagaimana saya bisa benar-benar menyerahkan hidup saya saja. Yang saya harapkan, saya tidak dipilih cepat-cepat. Ada ribuan orang di sini, dan saya berharap saya tidak berada di giliran awal.
Satu jam pun berakhir. Ruangan mendadak menjadi senyap. Dari atas podium, anggota sindikat itu mulai memilih secara acak. Mesin podium itu bergerak-gerak mengitari ruangan, dan mulai menunjuk sepasang manusia. Dengan mata kepala sendiri saya melihat, ketika ada satu fakta yang salah disebut tentang pasangannya, orang yang salah menyebut langsung jatuh terkapar, dan tidak sadar. Tidak ada yang menembak, menikam, atau apapun. Orang tersebut langsung mati di tempat. Mendadak saya tersadar, kalau saya berada di dalam suatu penelitian, di mana chip sudah ditanamkan ke tubuh semua orang di sini, dan kemampuan untuk mengontrol kehidupan, ada di tangan sindikat mengerikan itu.
Suasana ruangan semakin tegang, hampir tidak ada suara apapun yg terdengar. Podium bergerak itu, mulai maju mendekati daerah saya. Saya mencoba bergerak perlahan, mencoba berlindung di balik kerumunan manusia, berharap kalau manusia di atas podium itu tidak melihat saya. Tetapi rupanya, saya tidak bisa mengecohnya. Dia menunjuk saya untuk maju ke depan. Kemudian dipilihnya lagi seorang lainnya di antara kerumunan tersebut untuk menjadi pasangan saya. Ketika saya melihat pasangan saya, saya sama sekali tidak mengenalnya, dan saya berpikir...inilah saatnya.... Saya mulai mengucapkan sepatah kata...dan tiba tiba...
.
.
.
.
.
.
TELOLET TELOLET TELOLET !... Bel rumah saya berbunyi... Saya tersentak bangun! Kaget luar biasa. Ya ampun... Ternyata saya cuma mimpiiiii !!!! Phewwwwww.....
Siang itu saya sedang duduk-duduk santai di apartemen, sambil memandangi jendela. Siang itu cerah, dan enak sekali melihat jalanan dari ketinggian. Rasanya sangat menenangkan. Mendadak saya mendengar suara gaduh yang luar biasa dari lantai di atas saya, dan saya lihat ada bayangan hitam di balik jendela. Saya langsung panik, teringat kepada peristiwa penangkapan acak yang dilakukan oleh sindikat tersebut. Saya langsung buka pintu apartemen saya, dan lari turun secepatnya melewati lewat tangga darurat. Suara gaduh itu semakin mendekat, dan mendadak dua orang berbaju hitam sudah ada di depan saya. Saya memberontak mencoba untuk kabur. Tetapi saya kalah, dan mendadak semua menjadi gelap.
Perlahan-lahan saya bangun dari tidur saya. Saya berada di dalam sebuah aula besar, tanpa jendela sama sekali, dan lampu-lampu terlihat berpendar dari sekeliling ruangan. Ada ribuan orang di situ. Saya tidak mengenal mereka sama sekali. Semuanya terlihat begitu asing. Di mana kah saya berada ? Ditengah kebingungan saya, mendadak ada suara terdengar begitu kencang. Saya melihat sumber suara itu. Rupanya, seperti ada seorang yang merupakan bagian dari sindikat tersebut, berdiri di atas podium. Podiumnya itu bergerak ke segala arah, seperti forklift dengan pengontrol arah. Orang tersebut berbicara, dia mengucapkan selamat datang kepada kami semua.
Wajah orang tersebut begitu dingin, seakan-akan kami adalah objek yang sedang dimainkan. Dan memang benar, tak berapa lama dia menyampaikan maksud keberadaan kami semua di sana. Sebenarnya, tidak terlalu jelas juga mengapa kami ada di situ. Tetapi yang pasti, kami tau bahwa kami adalah objek dari sebuah percobaan. Kami diberi waktu 1 jam untuk mengenal sebanyak-banyaknya orang yang ada di aula tersebut. Dan setelah 1 jam itu berakhir, mereka akan memilih pasangan secara acak. Kedua orang terpilih tersebut harus bisa menceritakan sedikit biografi dari orang yang merupakan pasangannya itu. Jika ada fakta yang salah terucap, maka seketika itu juga, orang yang salah sebut akan mati. Ya! Mati! Saat itu tidak ada bayangan bagaimana caranya kita bisa mati seketika.
Waktu 1 jam diberikan. Saya panik, semua orang panik, saling bertanya-tanya mengenai identitas lawan bicaranya. Ruangan begitu ribut, riuh, penuh dengan orang-orang yang hanya mempunyai satu tujuan, yaitu mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya. Kita tidak akan pernah tau apakah pasangan kita yang dipilih nanti sempat kita ambil informasinya atau tidak. Bisa saja saya berdiri di ujung sini dan pasangan saya berdiri di ujung lainnya. Bagaimana jika saya tidak pernah bertemu dan menanyakan tentang dirinya? Pikiran saya betul-betul kalut. Bahkan untuk mengingat informasi dari orang-orang yang sudah saya temuipun saya tidak mampu. Sepertinya informasi hanya lewat begitu saya, tanpa sedikitpun bisa terserap. Bagaimana ini? Apakah ini akhir dari segalanya?
Tinggal sisa beberapa menit saya sebelum waktu berakhir. Rasanya otak sudah buntu, tidak bisa berpikir lagi. Yang saya tahu, saya hanya bisa berpasrah. Saya tidak punya energy lagi untuk bertanya pada siapapun. Saya hanya merenung, apa yang telah saya perbuat sehingga saya bisa sampai di ruangan tersebut. Namun sepertinya tidak ada gunanya, tinggal bagaimana saya bisa benar-benar menyerahkan hidup saya saja. Yang saya harapkan, saya tidak dipilih cepat-cepat. Ada ribuan orang di sini, dan saya berharap saya tidak berada di giliran awal.
Satu jam pun berakhir. Ruangan mendadak menjadi senyap. Dari atas podium, anggota sindikat itu mulai memilih secara acak. Mesin podium itu bergerak-gerak mengitari ruangan, dan mulai menunjuk sepasang manusia. Dengan mata kepala sendiri saya melihat, ketika ada satu fakta yang salah disebut tentang pasangannya, orang yang salah menyebut langsung jatuh terkapar, dan tidak sadar. Tidak ada yang menembak, menikam, atau apapun. Orang tersebut langsung mati di tempat. Mendadak saya tersadar, kalau saya berada di dalam suatu penelitian, di mana chip sudah ditanamkan ke tubuh semua orang di sini, dan kemampuan untuk mengontrol kehidupan, ada di tangan sindikat mengerikan itu.
Suasana ruangan semakin tegang, hampir tidak ada suara apapun yg terdengar. Podium bergerak itu, mulai maju mendekati daerah saya. Saya mencoba bergerak perlahan, mencoba berlindung di balik kerumunan manusia, berharap kalau manusia di atas podium itu tidak melihat saya. Tetapi rupanya, saya tidak bisa mengecohnya. Dia menunjuk saya untuk maju ke depan. Kemudian dipilihnya lagi seorang lainnya di antara kerumunan tersebut untuk menjadi pasangan saya. Ketika saya melihat pasangan saya, saya sama sekali tidak mengenalnya, dan saya berpikir...inilah saatnya.... Saya mulai mengucapkan sepatah kata...dan tiba tiba...
.
.
.
.
.
.
TELOLET TELOLET TELOLET !... Bel rumah saya berbunyi... Saya tersentak bangun! Kaget luar biasa. Ya ampun... Ternyata saya cuma mimpiiiii !!!! Phewwwwww.....
hehe dari judulnya udah ketauan kalo mimpi nih... :P
ReplyDeleteArman >> Iya lah hehehehe... dari awal juga keliatan kalo itu mimpi. Masak gue berurusan sama sindikat gitu hahahaha.... Asli loh, akhir2 ini gue mimpinya makin aneh-aneh. Semalem gue mimpi reunian SD, tapi gue balik pake baju SD lagi hahahaha...
ReplyDeleteBujug dah bisa ingat sampe mendetail gitu mimpinya :D
ReplyDeleteEh tp memang beneran lg musim tangkap2x-an gitu?
Mercuryfalling >> Aku sendiri bingung jg sih, kok bisa ingat sampe sebegitunya. Cuma ya berhubung seru, diceritain deh. Banyak lagi loh yang lebih seru, kayak mimpi di rumah misteri gitu2 hahahah... Nah, kalo soal tangkep2an, maybe lebih musim culik2an kali...
ReplyDeletekoq klo g ga tau ini mimpi ya... huhuhu.. uda seru sendiri n ga taunya mimpi... *orang yg gampang percaya*
ReplyDeleteDecity >> Wah, kamu ngga nyangka itu mimpi ya ? Good good...heheheh. Si Arman doang tuh yang langsung ngerasa ketauan hahaha....
ReplyDeleteSyukurlah hanya mimpii :D
ReplyDelete