Posts

Showing posts from September, 2009

Kalau Tuhan Menghendaki

Kalau Tuhan menghendaki, orang yang sakit dalam kondisi terparah, bisa sembuh, bangkit, dan berjalan kembali. Kalau Tuhan menghendaki, orang yang sehat wal afiat, terlihat bugar, bisa dipanggil ke hadirat-Nya secara mendadak. Kalau Tuhan menghendaki, langit yang cerah mendadak bisa berubah menjadi kelabu disertai dengan hujan badai menderu. Kalau Tuhan menghendaki, segala niat yang tidak baik, walaupun dilakukan dengan berbagai cara, tak akan mampu menggagalkan kehendak-Nya. Kalau Tuhan menghendaki, meski kita harus menunggu sampai di detik terakhir, sampai jantung rasanya mau copot, Tuhan pasti tetap akan memberinya. Rencana manusia bukanlah rencana Tuhan. Tetapi kita harus percaya, walaupun rencana Tuhan pada awalnya itu terasa menyakitkan, terasa melelahkan, pada akhirnya hasilnya pasti indah. Walaupun rencana manusia itu terlihat baik, segalanya terlihat indah, tetap yang jauh lebih baik dan lebih indah rencana Tuhan. Jadi, disaat kita merasa terpuruk, yakinlah, kalau itu hanyalah

Gara-gara Bulan Puasa

Apa yang berbeda selama bulan puasa untuk saya yang memang tidak puasa ? Tentulah.... TRAFFICNYA ! Ampuuuuunnnnn..... *angkat2 tangan sambil angkat bendera putih....* Sejak sehabis operasi akhir Januari lalu, saya meminta ijin kepada atasan saya dan kepada HRD, untuk pulang ke rumah pukul 4 sore setiap harinya. Di hari-hari non-bulan puasa, it works very well. Saya jadi tidak terlalu lelah, bisa beristirahat lebih awal di rumah, dan enaknya itu, saya jadi tidak kena sakit panas. Soalnya, sejak operasi itu, saya jadi agak sensitif, kalau capek pasti suhu badan agak naik. Nah, jadi pulang pukul 4 itu sangat membantu sekali buat saya. Tetapi, di bulan puasa itu, ceritanya berbeda total. Di awal-awal puasa, saya coba pulang pukul 4, mau keluar dari gedung kantor aja, NGANTRI! Ngantrinya gak tanggung-tanggung, bisa sampai 30 menit cuma untuk keluar dari gedung kantor. Dan akhirnya, pas tiba di jalan Gatot Subroto yang notabene kena 3-in-1 itu, waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Dag dig

Sore Tadi Pukul 3

Mendadak, salah satu staff payroll keluar dari ruangannya dengan wajah pucat. Kemudian kita semua mulai berpandangan satu sama lain. "Le, gempa ya ?" "Iya nih...kok goyang-goyang ?" Semua orang tiba-tiba mulai merasakan guncangan hebat! Dan saat kami pikir guncangan akan segera berhenti, ternyata masih tetap berlangsung. Sebagian orang berpikir, bagaimana cara yang tepat untuk menyelamatkan diri dari gempa. Saat itu saya tetap tenang. Saya ingat, kalau bisa justru jangan panik dan berlari-larian. Posisi saya ada di lantai 19, di salah satu gedung perkantoran terbaik di Jakarta. Tangga daruratpun semakin penuh. Dari tangga itu, ratusan bahkan ribuan orang turun di gedung berlantai 40. Seandainya saat itu saya ikut turun, sepertinya hanya akan membuat saya menjadi tambah panik dan sesak. Ketika orang mulai berlarian, gempa semakin terasa. Saya hanya bisa duduk, berdoa, dan berusaha tidak panik. Saat itu mendadak salah seorang General Manager berlari dari arah kamar ke