Bites of Perth Part 3
Hari ke-6, Sabtu, 4 Oktober, 2008
Karena semalamnya kita pulang ke rumah sudah subuh dan setelah pulang masih ngobrol-ngobrol sampai agak pagi, hari itu saya dan teman-teman bangunnya siaaaannnggg banget. Eh pas siang bangun itu, ternyata roomate kita R sudah menyiapkan bakmi ayam pangsit bikinannya loh, jadi deh kita makan di rumah for the first time kali ini. Thank you, R! Kemudian, saya, E, R, dan T (T ini pacarnya R yang kebetulan lagi datang dari Melbourne) berangkat ke Swan Valley.
Swan Valley ini adalah kota kecil sekitar 40 menit-an dari Perth City. Sampai di sana, tujuan pertama kita adalah ke pabrik coklat Margaret River. Bentuknya seperti rumah besar, atau mungkin bisa dibilang seperti barn/lumbung. Begitu sampai di sana, terdapat antrian panjang, yang ternyata adalah antrian untuk mengambil coklat gratisan. Ada kepingan milk, white, dan dark chocolate. Saya mengambil secukupnya, kemudian memulai melihat-lihat apa yang bisa dibeli sebagai oleh-oleh (walaupun harus agak tahu diri sedikit karena koper saya sudah overweight duluan sebelum perjalanan di mulai hehe). Kemudian ada penglihatan menarik, setelah saya memperhatikan lagi, ternyata, orang-orang (ada orang Indonesia, Korea, Hong Kong) banyak yang menilep coklat samplenya, yaitu dengan cara meraup sebanyak-banyaknya, dan dimasukkan di dalam tissue... (dalam hati... dasar orang Asia !). Rugi bandar deh tuh pabrik coklatnya. Oh iya, setelah saya membayar belanjaan saya, ternyata di cafenya, R & T telah menunggu dengan hidangan Chocolate Fondue for Two (yang banyaknya bisa buat ber-4). The milk chocolate was super good !! Especially with the strawberries...Yummy !
Fondue for Two yang cukup buat sekeluarga
Setelah kenyang gara-gara kebanyakan coklat, kami melanjutkan perjalanan sedikit menuju Lancaster Winery. Begitu saya tiba, saya bingung, mana winerynya nih ? Ternyata beda dengan di Napa Valley, California yang mempunyai winery-winery besar lengkap dengan tempat tasting yang fancy, di Lancaster tempat tastingnya itu cuma seperti shed yang sangat kecil. Saya sempat membeli dua botol dessert wine (yang botolnya ternyata kecil sekali, hanya 350 ml saja) seharga $28 per botol. Considerably expensive karena kecilnya botol dan ini bukan reserved wine dari tahun tertentu. Ditambah lagi, saya membeli langsung dari sumbernya. Biasanya kalau sudah masuk restaurant, harganya bisa melonjak tiga sampai empat kali lipat. Tetapi karena memang rasanya itu menyegarkan dan benar-benar manis, saya pikir tidak ada salahnya dibawa sebagai buah tangan.
Perjalanan dilanjutkan menuju daerah East Perth. Tidak ada object wisata khusus di situ, hanya saja R merekomendasikan tempat tersebut untuk foto-foto karena daerahnya lumayan bagus. Terutama sih, karena banyak perumahan-perumahan yang asri dan apartemen idaman (katanya R loh heheheh...).
Wonderful shot of R&T hehe.... Aren't They Cute ?
Sore itu, kami kembali ke apartment dan berjalan kaki ke Gereja St. Joachim untuk misa. Maklum, daripada gagal bangun pagi besok, kami memilih untuk ke gereja Sabtu sore (dasar malas hehehehe). Setelah dari gereja, pulang lagi sebentar untuk merapihkan diri, kemudian lanjut untuk makan malam bersama teman-teman yang lain di The Bridge. The Bridge ini bisa dikategorikan lumayan fine dalam hal pelayanan dan dekorasinya. Tetapi, terus terang, saya tidak tertipu oleh penampilan makanannya, karena rasa makanannya sangat biasa, terlalu biasa, bahkan cenderung tidak enak. Steak yang saya pesan terlalu kecil, dimasak dengan ketepatan kematangan yang kurang, dan side dish untuk hampir semua makanan adalah sama yaitu mashed potato dengan bokchoy rebus. Saya mengerti memang mungkin pihak restaurant ingin memadukan unsur makanan Barat dengan makanan Asia, tetapi...sorry, for me, it didn't work! Untung saya saat itu we're having good companies... so, makanan yang kurang enak, bisa dimaafkan.
Fillet Steak yang rasanya blah......
Malam itu saya di drop di Hilton Parmelia di downtown Perth City. Ya, saya sengaja menyisihkan satu malam untuk menikmati suasana kota Perth yang ternyata... very boring haha... Untungnya saya menginap hanya satu malam saja. Tadinya saya hampir menginap dua malam, tapi teman saya sudah memberikan warning, kalau bahkan satu malam saja sudah terlalu lama hehehehe.... Dan benar, malam itu tiba, check in, dan gak lama.... pulas, karena benar-benar di downtownnya tidak ada keriangan apapun yang bisa dinikmati. Tapi at least, malam itu saya bisa menikmati ruangan hotel yang sangat nyaman, dengan ranjang ukuran king size dan bantal oversize yang banyak. Selamat malam, Perth!
ok gua mengaku sebagai orang indonesia (dengan bangga). gua masih inget pas masih kerja di kpmg. trus lagi main ke singapur bareng temen2 satu team abis ngaudit di batam. eh pas di depan isetan lagi ada pembagian sample biskuit2 ama coklat2 gitu deh. trus ikutan ngantri dong. dan kita ngantrinya gak cuma sekali! huahahaha. biar dapet banyak... buat oleh2 anak kantor. huahaha
ReplyDeletejadi teringat sephora di paris. itu sampe perfume dijejerin dg gratis, semua merk. banyak yg datang buat nyemprot doank, trus pergi hihihi
ReplyDeletemahal juga yak winenya. botolnya kecil kayake
pengen ke Perth!!!!!!!
ReplyDeletebikin ngiri aja lo neng, kayaknya seru juga ya, pikiran gw slama ini Perth itu kotanya sepi bangetttt, ternyata oke juga...
uda di ajakin siy ama bini biar dia mau reunian ama anak2 Edith Cowan Uni, tapi ya itu dia..cuti nda punya :(
dasar org asia! hehe.. pdhl yg bisa jalan2 sampe ke sana kan yg punya duit jajan lebih tuh ;) tetep aja kalo liat ada yg gratis langsung maruk, hehehe..
ReplyDelete