Wisata Kuliner Jadi-jadian
Nggak salah kalau berat badan saya sekembali dari liburan bukannya turun, malah naik dengan sukses. Weekend ini lumayan menjadi puncak kegilaan makan yang tak terkendali. Dimulai dari hari Sabtu pagi, kebetulan mama menerima pesanan Makaroni Panggang, dan bahan-bahannya ada lebih sedikit, sehingga dibuatlah loyang extra untuk dimakan sendiri. Dan pagi itu, saya jadi pemanasan dengan makan Makaroni Panggang. Lalu daya kreatifitas saya lagi agak naik kemarin itu, sehingga dengan kerajinan yang tidak jelas, mencoba membuat kue bolu kukus loyangan. Sebetulnya pingin sekali membuat dengan rasa vanilla dan coklat, tetapi rupanya saya tidak dapat menemukan bubuk Cocoa Van Houten yang biasa saya pakai, sehingga dengan segala kekreatifan yang tidak jelas, akhirnya saya memakai serbuk kopi sebagai pengganti rasa coklatnya. Ternyata, project coba-coba yang baru kali pertama ini saya lakukan berhasil juga untuk bikin Bolu Kukus loyangan motif loreng – loreng kayak Trio Macan hihihi….. Jadilah, ronde kedua diisi dengan makan potongan besar bolu kukus bikinan sendiri. Eh iya, pagi-pagi pas habis bangun tidur dan sikat gigi, sebelum Makaroni Panggang selesai dibuat, saya sudah nyomot dua Kue Sus (satu coklat dan satu vanilla), hasil jatah pertemuan lingkungan malam sebelumnya. Ya, itu baru pagi harinya saja !
Siang-siang, tiba-tiba terbersit keinginan untuk potong rambut. Rencananya, habis ke salon, mau langsung ke Gereja St. Theresia untuk Misa dalam bahasa Inggris (udah kangen banget). Apadaya, pas nyampe salon, gara-gara belum bikin appointment, penuhlah jadual dari stylist saya karena hari Sabtu kemarin itu rupanya banyak banget orang yang nikahan sehingga (katanya sih) dari jam 2 pagi dia sudah di booking full sampai pukul 5 sore. Hiks... jadilah hari itu batal dan berencana balik lagi hari Minggu aja. Karena sudah keburu tanggung (udah keluar dari rumah gitu loh), teteplah dibulatkan niat dan tekad untuk ke Gereja. Tapi masih ada waktu 1 jam, ngapain dulu dong? Berhubung Gereja St. Theresia berseberangan dengan Kafe Pisa, mampirlah saya di kafe Pisa dan mesen 2 scoop gelato (raspberry, dan black forest...nyam-nyam). Sambil nunggu di situ, maem eskrim, dan baca-baca majalah, wuih, udah ngga kerasa kayak lagi di Jakarta. Mana langitnya mendung-mendung.... romantis banget (seandainya sama pacar). Setelah Misa, ternyata perut si Mama udah berkeroncongan ria (padahal baru jam 5.30 sore), jadilah lanjut ke Food Lovernya Grand Indonesia, dan si Mama pesen Mie Tarik Tomyam. Saya jadi kebagian juga tuh, icip-icip dengan mangkok kecil, dari mangkok gedenya dia. Muter-muter di Grand Indonesia, bingung mau ngapain karena emang ngga ada apa-apa, akhirnya lanjutlah kita ke ronde kedua.
Sampailah kita di Senayan City. Beberapa waktu lalu, saya dan teman-teman sempat ngumpul di Pure Foodism tengah malam, hanya untuk menikmati cocktailnya. Kali ini saya kembali lagi ke situ, untuk menikmati makanannya karena waktu itu sempet terngiler-ngiler juga untuk coba, tapi karena waktu itu sudah selesai dinner, diurungkanlah niatan itu. Di situ, Mama nggak ikutan makan full karena tadi udah makan satu mangkok besar Mie Tarik, tetapi kita share-share juga pesanan saya. Saya pesan Beer Battered Seafood sebagai appetizer alias ikan, udang, dan cumi yang digoreng tepung tetapi menggunakan bir sebagai bahan cairnya (bukan air). Rasanya nyam-nyam banget, membangkitkan lagi memori lama waktu makan fish and chips di bar-bar di Milwaukee. Maincoursenya saya pesan Lasagna, wuih uenak, ricotta cheesenya berasa banget dan tebel, belum lagi saosnya tidak terlalu berlebihan. Tetapi mama saya yang memang nggak suka keju, dia bilang sih itu makanan bikin dia puyeng habis icip-icip satu sendok aja. Sebagai penutupnya, saya pesan Foodism Cake, yang kecilnya seiprit, tapi rasanya enak ! Bentuknya tuh kayak chocolate mousse biasa, tetapi dalamnya ada kacang dan blueberry. Rasanya ringan dan tidak terlalu manis. Kalau di total, kuantitasnya itu hanya 3 sendok kali ya saking kecilnya, cukup untuk membersihkan mulut dari rasa gorengan dan lemak di dua makanan pertama. Setelah selesai makan, shopping-shopping dulu di Debenhams, abis gitu, tuker voucher Breadtalk dengan 2 piece Chocolate Lava-nya (Kalau pake HSBC, tiap belanja 250,000 di Senci, bisa dituker voucher Breadtalk 12,000, sayangnya ngga berlaku kelipatan, pedahal kan kalau nggak bisa dapet lebih banyak..huh...)
Hari Sabtu usai, hari minggu tiba. Pagi-pagi, acara dibuka dengan pergi ke salon...heheheh...akhirnya ada kesempatan juga untuk potong rambut. Kali ini stylistnya lagi nggak ada antrian, dan saya udah telepon dulu dong! (Belajar dari kesalahan hari sebelumnya). Pas balik ke rumah, ternyata ada tamu yang datang bawain mangga harum manis dan dermayu (udah kebayang tuh, makan mangga seger-seger yang gede-gede). Siangnya, karena penasaran dengan review-review yang OK dari Q Smokehouse Factory, kita bertiga, saya, mama, dan adik, langsung menuju ke Panglima Polim dengan modal ngelihat peta Jakarta di computer (maklum, buta deh sama daerah Selatan). Eh syukurlah, langsung sampai dengan selamat di restaurantnya. Tadinya kita mau pesen 2 BBQ Ribs Jumbo, 1 Beef Brisket, 1 Asian Salad, dan 1 Q- Fries. Tetapi ternyata Ribsnya tinggal sisa 1 porsi aja, (kalau mau nunggu, kudu nunggu sampai malam, karena kudu di smoke 12 jam) jadinya dituker deh dengan 1 Reuben Sandwich (lagi-lagi membangkitkan memory Wisconsin dengan hidangan German). Ternyata, apa yang dibilang di review-review itu bener banget ! Uenak pol ! Ribsnya gede-gede, dagingnya juicy banget, rasanya ngga kepingin share 1 porsi untuk bertiga, tapi apadaya tinggal sisa 1. Udah gitu, menurut saya sih, harganya terjangkau banget, hanya 49,000++ untuk 1 porsinya. Beef Brisketnya pas dimasaknya, jadi ngga kering, Reuben Sandwich-nya juga enak, tapi sayang rotinya bukan pakai rye bread, jadi authenticitynya kurang (alias lebih disesuaikan dengan lidah Indonesia). Untuk minuman, kita bertiga, pesenannya lain-lain semua, tetapi semuanya strawberry based. Saya pesen Strawberry Juice, Mama saya Strawberry Squash, dan adik saya Strawberry Smoothies. Semuanya juga enak dan fresh!
Pulang dari makan siang, saya dan mama ketiduran dengan sukses. Malemnya, wisata kuliner ronde selanjutnya dilakukan. Malam-malam sekitar jam 8, kita baru berangkat dari rumah menuju ke (lagi-lagi) Senayan City. Malam itu kita mau nyobain It’s A Cafe gara-gara pas Sabtu kemarin kita ngelihat makanannya lumayan terjangkau dan kayaknya enak. Pas nyampe sana, langsung pesen Calamari Fritti (Cumi goreng tepung dengan tartar and ginger dipping sauce) untuk appetizer, Fettucini Carbonara (Pasta dengan saus blue cheese and beef bacon) buat saya, Snapper Steak (Kakap dengan ginger sauce dan fries) buat mama, dan Black Pepper Rice (Nasi dengan Sapi Lada Hitam) buat adik saya. Rasa makanannya boleh juga, walaupun bisa dibilang porsinya agak kecil terutama untuk Black Pepper Ricenya. Makanya, setelah selesai makan dari situ, kita langsung geser ke kiri beberapa meter, dan masuk ke Zhuma hihihi (perut kok kayak ngga ada batesnya). Di Zhuma, rencananya sih cuma kepingin icip-icip dikit untuk mengisi kehampaan yang masih tersisa di perut. Tetapi endupnya kita pesen 3 sushi roll untuk berdua (mama udah nyerah ngga ikutan makan). California Roll, Spider Roll, dan Spicy Salmon Roll keluar ke atas meja, dan ternyata, rollnya gede-gede juga! Walaupun begitu, tetep aja abis juga!
Pagi ini, bangun tidur, penimbangan berat badan menghasilkan pembelalakan mata yang sangat besaaaarrr.... Ya sudahlah.... Mumpung masih muda, marilah kita nikmati hiduppppp.... *padahal cuma nyari-nyari alasan aja, biar nggak stresss...*
Siang-siang, tiba-tiba terbersit keinginan untuk potong rambut. Rencananya, habis ke salon, mau langsung ke Gereja St. Theresia untuk Misa dalam bahasa Inggris (udah kangen banget). Apadaya, pas nyampe salon, gara-gara belum bikin appointment, penuhlah jadual dari stylist saya karena hari Sabtu kemarin itu rupanya banyak banget orang yang nikahan sehingga (katanya sih) dari jam 2 pagi dia sudah di booking full sampai pukul 5 sore. Hiks... jadilah hari itu batal dan berencana balik lagi hari Minggu aja. Karena sudah keburu tanggung (udah keluar dari rumah gitu loh), teteplah dibulatkan niat dan tekad untuk ke Gereja. Tapi masih ada waktu 1 jam, ngapain dulu dong? Berhubung Gereja St. Theresia berseberangan dengan Kafe Pisa, mampirlah saya di kafe Pisa dan mesen 2 scoop gelato (raspberry, dan black forest...nyam-nyam). Sambil nunggu di situ, maem eskrim, dan baca-baca majalah, wuih, udah ngga kerasa kayak lagi di Jakarta. Mana langitnya mendung-mendung.... romantis banget (seandainya sama pacar). Setelah Misa, ternyata perut si Mama udah berkeroncongan ria (padahal baru jam 5.30 sore), jadilah lanjut ke Food Lovernya Grand Indonesia, dan si Mama pesen Mie Tarik Tomyam. Saya jadi kebagian juga tuh, icip-icip dengan mangkok kecil, dari mangkok gedenya dia. Muter-muter di Grand Indonesia, bingung mau ngapain karena emang ngga ada apa-apa, akhirnya lanjutlah kita ke ronde kedua.
Sampailah kita di Senayan City. Beberapa waktu lalu, saya dan teman-teman sempat ngumpul di Pure Foodism tengah malam, hanya untuk menikmati cocktailnya. Kali ini saya kembali lagi ke situ, untuk menikmati makanannya karena waktu itu sempet terngiler-ngiler juga untuk coba, tapi karena waktu itu sudah selesai dinner, diurungkanlah niatan itu. Di situ, Mama nggak ikutan makan full karena tadi udah makan satu mangkok besar Mie Tarik, tetapi kita share-share juga pesanan saya. Saya pesan Beer Battered Seafood sebagai appetizer alias ikan, udang, dan cumi yang digoreng tepung tetapi menggunakan bir sebagai bahan cairnya (bukan air). Rasanya nyam-nyam banget, membangkitkan lagi memori lama waktu makan fish and chips di bar-bar di Milwaukee. Maincoursenya saya pesan Lasagna, wuih uenak, ricotta cheesenya berasa banget dan tebel, belum lagi saosnya tidak terlalu berlebihan. Tetapi mama saya yang memang nggak suka keju, dia bilang sih itu makanan bikin dia puyeng habis icip-icip satu sendok aja. Sebagai penutupnya, saya pesan Foodism Cake, yang kecilnya seiprit, tapi rasanya enak ! Bentuknya tuh kayak chocolate mousse biasa, tetapi dalamnya ada kacang dan blueberry. Rasanya ringan dan tidak terlalu manis. Kalau di total, kuantitasnya itu hanya 3 sendok kali ya saking kecilnya, cukup untuk membersihkan mulut dari rasa gorengan dan lemak di dua makanan pertama. Setelah selesai makan, shopping-shopping dulu di Debenhams, abis gitu, tuker voucher Breadtalk dengan 2 piece Chocolate Lava-nya (Kalau pake HSBC, tiap belanja 250,000 di Senci, bisa dituker voucher Breadtalk 12,000, sayangnya ngga berlaku kelipatan, pedahal kan kalau nggak bisa dapet lebih banyak..huh...)
Hari Sabtu usai, hari minggu tiba. Pagi-pagi, acara dibuka dengan pergi ke salon...heheheh...akhirnya ada kesempatan juga untuk potong rambut. Kali ini stylistnya lagi nggak ada antrian, dan saya udah telepon dulu dong! (Belajar dari kesalahan hari sebelumnya). Pas balik ke rumah, ternyata ada tamu yang datang bawain mangga harum manis dan dermayu (udah kebayang tuh, makan mangga seger-seger yang gede-gede). Siangnya, karena penasaran dengan review-review yang OK dari Q Smokehouse Factory, kita bertiga, saya, mama, dan adik, langsung menuju ke Panglima Polim dengan modal ngelihat peta Jakarta di computer (maklum, buta deh sama daerah Selatan). Eh syukurlah, langsung sampai dengan selamat di restaurantnya. Tadinya kita mau pesen 2 BBQ Ribs Jumbo, 1 Beef Brisket, 1 Asian Salad, dan 1 Q- Fries. Tetapi ternyata Ribsnya tinggal sisa 1 porsi aja, (kalau mau nunggu, kudu nunggu sampai malam, karena kudu di smoke 12 jam) jadinya dituker deh dengan 1 Reuben Sandwich (lagi-lagi membangkitkan memory Wisconsin dengan hidangan German). Ternyata, apa yang dibilang di review-review itu bener banget ! Uenak pol ! Ribsnya gede-gede, dagingnya juicy banget, rasanya ngga kepingin share 1 porsi untuk bertiga, tapi apadaya tinggal sisa 1. Udah gitu, menurut saya sih, harganya terjangkau banget, hanya 49,000++ untuk 1 porsinya. Beef Brisketnya pas dimasaknya, jadi ngga kering, Reuben Sandwich-nya juga enak, tapi sayang rotinya bukan pakai rye bread, jadi authenticitynya kurang (alias lebih disesuaikan dengan lidah Indonesia). Untuk minuman, kita bertiga, pesenannya lain-lain semua, tetapi semuanya strawberry based. Saya pesen Strawberry Juice, Mama saya Strawberry Squash, dan adik saya Strawberry Smoothies. Semuanya juga enak dan fresh!
Pulang dari makan siang, saya dan mama ketiduran dengan sukses. Malemnya, wisata kuliner ronde selanjutnya dilakukan. Malam-malam sekitar jam 8, kita baru berangkat dari rumah menuju ke (lagi-lagi) Senayan City. Malam itu kita mau nyobain It’s A Cafe gara-gara pas Sabtu kemarin kita ngelihat makanannya lumayan terjangkau dan kayaknya enak. Pas nyampe sana, langsung pesen Calamari Fritti (Cumi goreng tepung dengan tartar and ginger dipping sauce) untuk appetizer, Fettucini Carbonara (Pasta dengan saus blue cheese and beef bacon) buat saya, Snapper Steak (Kakap dengan ginger sauce dan fries) buat mama, dan Black Pepper Rice (Nasi dengan Sapi Lada Hitam) buat adik saya. Rasa makanannya boleh juga, walaupun bisa dibilang porsinya agak kecil terutama untuk Black Pepper Ricenya. Makanya, setelah selesai makan dari situ, kita langsung geser ke kiri beberapa meter, dan masuk ke Zhuma hihihi (perut kok kayak ngga ada batesnya). Di Zhuma, rencananya sih cuma kepingin icip-icip dikit untuk mengisi kehampaan yang masih tersisa di perut. Tetapi endupnya kita pesen 3 sushi roll untuk berdua (mama udah nyerah ngga ikutan makan). California Roll, Spider Roll, dan Spicy Salmon Roll keluar ke atas meja, dan ternyata, rollnya gede-gede juga! Walaupun begitu, tetep aja abis juga!
Pagi ini, bangun tidur, penimbangan berat badan menghasilkan pembelalakan mata yang sangat besaaaarrr.... Ya sudahlah.... Mumpung masih muda, marilah kita nikmati hiduppppp.... *padahal cuma nyari-nyari alasan aja, biar nggak stresss...*
wah iya ny... gua yang weekend kemaren aja udah kekenyangan pol aja gak sebanyak lu makannya rasanya... hahahaha
ReplyDeletehidup makan enak!!
berapa, jeng berapa beratnya ? hwhehehhe....
ReplyDeleteduh aku juga naek neh.
suasana di sekitar cafe pisa memang romantis ya,apalagi pas mendung2x halaaahh
wah asiknya wisata kuliner...hehehe...jd pengen nyobain yg di panglima polim niy..nyam2..
ReplyDelete