Surprise untuk Oom Tercinta
Beberapa waktu lalu, saya menulis mengenai acara arisan keluarga di rumah yang dilaksanakan akhir bulan Agustus lalu. Mungkin masih pada ingat, kalau saat itu, acara arisan juga digabung dengan acara tiup-tiup lilin plus potong kue bersama untuk merayakan ulang tahun saya ke 25. Saat itu, Oom saya nyeletuk,”Duh, kok saya nggak pernah ya dirayain ulang tahunnya.” Rupanya, ucapan dari Oom saya itu tertangkap oleh Mama. Kebetulan Oom dan Mama Ulang Tahunnya hanya berbeda 1 hari. Mama di tanggal 28 September dan Oom di tanggal 29 September.
Berhubung Mama adalah batere Energizer di keluarga, Mama langsung terpacu untuk mempersiapkan acara surprise birthday party untuk si Oom tercinta. Berhubung Oom kita ini tinggal di Purwakarta, jadi tidak mungkin kita menunggu beliau untuk hadir ke Jakarta dan kita berteriak ”Surprise!!” seperti penyambutan pesta kejutan biasanya. Jadilah semua persiapan dilakukan di Jakarta, dan kira-kira kalau di ringkas, inilah urut-urutan kita mempersiapkan acara:
1. Hal yang pertama dilakukan adalah menentukan waktu kunjungan ke Purwakarta. Karena Oom biasa praktek dari Senin sampai Sabtu, jadilah hari Minggu, 30 September 2007 kita pilih sebagai hari H, dan waktu makan siang dipilih sebagai momen yang tepat.
2. Supaya hari itu Oom tidak pergi kemana-mana, jadilah kita kongkalikong alias kerjasama dengan istrinya alias si Tante supaya menjaga keberadaan si Oom agar siap di tempat pada jam yang ditentukan, dan sama sekali tidak membocorkan mengenai acara yang kita rencanakan.
3. Menghubungi saudara-saudara yang lain, supaya mereka menyediakan waktu luang untuk bersama-sama berangkat ke Purwakarta dan kompak untuk tiba pada waktu yang bersamaan. Merupakan suatu keberuntungan juga karena ternyata semua saudara Mama menyanggupi hal ini bahkan beberapa ada yang excited sendiri karena inilah kali pertama keluarga besar kompak mengadakan kejutan.
4. Mempersiapkan makan siang untuk dibawa ke Purwakarta. Dalam hal ini, si Mama sebagai seksi konsumsi sekaligus perlengkapan dengan energynya yang memang berlebih itu sudah mempersiapkan makan siang berupa Nasi Uduk (lengkap dengan Telur Dadar dan Bawang Goreng), Ayam Goreng Kuning, Sambel Goreng Ati, Perkedel Kentang, Lumpia Vietnam, Bakmi Goreng, Kering Teri Tempe Kacang, Lalaban dan Sambal Ulek yang beliau persiapkan SENDIRIAN dibantu dikit-dikit oleh si Mbak (Mama emang hebat pisaaannnn). Sekali lagi, saya kebagian bantu bikin Es Campur yang isinya kelapa muda, blewah, dan selasih. Selain itu kita juga masih membawa buah-buahan (Semangka, Melon, Pepaya, Nenas), dan juga 6 Loyang Brownies Coklat dan Keju (Yang ini hadiah yang dikirim oleh temen baik Mama untuk ultah Mama, dikasih 10 loyang, Bo!). Belum lagi, supaya surprisenya ini menjadi sempurna, Tante saya yang di Purwakarta betul-betul tidak menyiapkan apapun termasuk perlengkapan makan. Jadilah kita dari Jakarta membawa serta gelas, piring, dan sendok garpu sekali pakai.
5. Mempersiapkan kue ulang tahun. Kalau ini tugas saya nih. Karena yang ulang tahun ada dua orang, ukuran dan bentuk kue juga harus diperhatikan. Dan terima kasih kepada Dapur Cokelat, karena dengan kreatifitas para cakemakernya, saya bisa melakukan pemesanan photo cake, dan kebetulan sekali, di rumah ada foto ulang tahun Mama ke 17 (di tahun 1973) dan kebetulan di dalam foto itu ada Mama dan Oom yang sedang potong kue sama-sama karena kebetulan perayaan ultah Mama saat itu dirayakan 1 hari setelahnya alias bertepatan dengan ultah Oom saya ke 31. Jadilah, di atas Triple Decker Cake nanti ada foto mereka berdua tercetak di atas lempengan white chocolate (yang dengan bantuan teknologi, bisa di scan, dibersihkan, dan dikirim lewat email ke Dapur Cokelat). Karena lokasi Dapur Coklat tidak ada yang dekat rumah, pengambilan kue menjadi tugas Tante yang tinggal di Kelapa Gading.
Begitu hari H tiba, kira-kira pukul 10.30 pagi, dengan mobil yang sudah penuh orang dan perlengkapan, kita semua berangkat dari Jakarta. Pukul 12.20-an, kita sudah sampai di rumah Oom, tetapi kita tidak langsung masuk, melainkan menunggu keluarga lain, supaya ”penyerangan” bisa dilakukan bersama-sama. Begitu anggota team sudah komplit, kita sama-sama menyerbu dengan teriak:”Halo-halo...Assalamualaikum... Ada pasieeennnn!!”
Tidak berapa lama kemudian, si Oom yang memang hari Minggu tidak praktek, keluar ke ruang tamu memakai kemeja dan celana pendek. Dengan wajah tersenyum dan terharu beliau langsung menyambut kita semua, yang dengan gembira menghujaninya dengan ucapan selamat dan ciuman mesra. Kemudian dia menunjuk ke istrinya yang lagi ketawa cekikikan sambil geleng-geleng kepala karena ternyata bisa-bisanya bohongin dia di hari ulang tahunnya.
Acara dilanjutkan dengan makan siang yang nyam-nyam banget, sambil ngobrol-ngobrol ngalor ngidul, mulai dari soal pekerjaan, soal cucu-cucu (alias keponakan-keponakan saya) yang mulai bisa ngoceh dan jalan. Tante saya (istri dari Oom dokter) cerita, pas tanggal 29-nya, si Oom bilang,”Duh, sepi banget ya ulang tahun kok gini-gini aja”. Lalu Tante jawab,”Tenang aja, nanti juga rame kok.” Tapi si Oom ngga nyadar kalau bakal disurprisein. Lalu tanggal 30 pagi, si Tante udah sempet kasih hint-hint, ”Mau makan enak nggak ? Nanti siang kita makan enak yah.” Tetep aja si Oom masih ngga nyadar. Makanya begitu pas kita semua udah ngumpul, si Oom mencoba menghubungkan clue-clue tersebut dan akhirnya sadar kalau hint-hintnya sebetulnya sudah ada, tetapi dia betul-betul tidak menyangka.
Pas acara potong kue, bukan hanya Oom saja yang surprise, tetapi Mama juga ikutan surprise. Maklum, photonya itu betul-betul dicetak di atas lempengan coklat dan hasilnya bagus banget (promosi gratis untuk Dapur Cokelat nih...). Oom saya sampai penasaran, lantas digesek-gesek photonya pakai jari, sambil berkomentar, ”Tuh liat, ganteng nggak gue pas masih muda?” Lilin ulang tahunnya ada 2 set, umur 65 untuk Oom dan umur 51 untuk Mama. Pas potong kue, diulangi lagi posisi seperti 34 tahun lalu, mereka potong kue bersama-sama, hanya saja kali ini, dua-duanya sudah mulai keriput dan badannya sudah tidak selangsing dulu lagi, namun rasa persaudaraan tidak pernah lekang, walaupun dibatasi oleh jarak dan waktu. (Oom, you’re still handsome, and Mom, you’re still pretty as always!)
Sekitar pukul 4 sore, kita semua siap-siap untuk pulang. Seperti biasa, semua orang mendapatkan “Jatah Preman”(istilah di kantor saya untuk makanan sisa acara). Setiap orang pasti bawa kantongan yang isinya sayur, satu loyang brownies, dan kue ulang tahun. Semua pulang dengan senyuman, dengan hati senang karena kejutan yang direncanakan berhasil dengan manis. Pukul 4.30 sore, Selamat Tinggal, Purwakarta!
Momen-momen selama kumpul kita abadikan, dengan foto, dan juga dengan video, untuk dijadikan kenangan, dan memberikan harapan, supaya seluruh anak cucu di masa yang akan datang, bisa tetap akrab seperti saat ini, AMIN!
Berhubung Mama adalah batere Energizer di keluarga, Mama langsung terpacu untuk mempersiapkan acara surprise birthday party untuk si Oom tercinta. Berhubung Oom kita ini tinggal di Purwakarta, jadi tidak mungkin kita menunggu beliau untuk hadir ke Jakarta dan kita berteriak ”Surprise!!” seperti penyambutan pesta kejutan biasanya. Jadilah semua persiapan dilakukan di Jakarta, dan kira-kira kalau di ringkas, inilah urut-urutan kita mempersiapkan acara:
1. Hal yang pertama dilakukan adalah menentukan waktu kunjungan ke Purwakarta. Karena Oom biasa praktek dari Senin sampai Sabtu, jadilah hari Minggu, 30 September 2007 kita pilih sebagai hari H, dan waktu makan siang dipilih sebagai momen yang tepat.
2. Supaya hari itu Oom tidak pergi kemana-mana, jadilah kita kongkalikong alias kerjasama dengan istrinya alias si Tante supaya menjaga keberadaan si Oom agar siap di tempat pada jam yang ditentukan, dan sama sekali tidak membocorkan mengenai acara yang kita rencanakan.
3. Menghubungi saudara-saudara yang lain, supaya mereka menyediakan waktu luang untuk bersama-sama berangkat ke Purwakarta dan kompak untuk tiba pada waktu yang bersamaan. Merupakan suatu keberuntungan juga karena ternyata semua saudara Mama menyanggupi hal ini bahkan beberapa ada yang excited sendiri karena inilah kali pertama keluarga besar kompak mengadakan kejutan.
4. Mempersiapkan makan siang untuk dibawa ke Purwakarta. Dalam hal ini, si Mama sebagai seksi konsumsi sekaligus perlengkapan dengan energynya yang memang berlebih itu sudah mempersiapkan makan siang berupa Nasi Uduk (lengkap dengan Telur Dadar dan Bawang Goreng), Ayam Goreng Kuning, Sambel Goreng Ati, Perkedel Kentang, Lumpia Vietnam, Bakmi Goreng, Kering Teri Tempe Kacang, Lalaban dan Sambal Ulek yang beliau persiapkan SENDIRIAN dibantu dikit-dikit oleh si Mbak (Mama emang hebat pisaaannnn). Sekali lagi, saya kebagian bantu bikin Es Campur yang isinya kelapa muda, blewah, dan selasih. Selain itu kita juga masih membawa buah-buahan (Semangka, Melon, Pepaya, Nenas), dan juga 6 Loyang Brownies Coklat dan Keju (Yang ini hadiah yang dikirim oleh temen baik Mama untuk ultah Mama, dikasih 10 loyang, Bo!). Belum lagi, supaya surprisenya ini menjadi sempurna, Tante saya yang di Purwakarta betul-betul tidak menyiapkan apapun termasuk perlengkapan makan. Jadilah kita dari Jakarta membawa serta gelas, piring, dan sendok garpu sekali pakai.
5. Mempersiapkan kue ulang tahun. Kalau ini tugas saya nih. Karena yang ulang tahun ada dua orang, ukuran dan bentuk kue juga harus diperhatikan. Dan terima kasih kepada Dapur Cokelat, karena dengan kreatifitas para cakemakernya, saya bisa melakukan pemesanan photo cake, dan kebetulan sekali, di rumah ada foto ulang tahun Mama ke 17 (di tahun 1973) dan kebetulan di dalam foto itu ada Mama dan Oom yang sedang potong kue sama-sama karena kebetulan perayaan ultah Mama saat itu dirayakan 1 hari setelahnya alias bertepatan dengan ultah Oom saya ke 31. Jadilah, di atas Triple Decker Cake nanti ada foto mereka berdua tercetak di atas lempengan white chocolate (yang dengan bantuan teknologi, bisa di scan, dibersihkan, dan dikirim lewat email ke Dapur Cokelat). Karena lokasi Dapur Coklat tidak ada yang dekat rumah, pengambilan kue menjadi tugas Tante yang tinggal di Kelapa Gading.
Begitu hari H tiba, kira-kira pukul 10.30 pagi, dengan mobil yang sudah penuh orang dan perlengkapan, kita semua berangkat dari Jakarta. Pukul 12.20-an, kita sudah sampai di rumah Oom, tetapi kita tidak langsung masuk, melainkan menunggu keluarga lain, supaya ”penyerangan” bisa dilakukan bersama-sama. Begitu anggota team sudah komplit, kita sama-sama menyerbu dengan teriak:”Halo-halo...Assalamualaikum... Ada pasieeennnn!!”
Tidak berapa lama kemudian, si Oom yang memang hari Minggu tidak praktek, keluar ke ruang tamu memakai kemeja dan celana pendek. Dengan wajah tersenyum dan terharu beliau langsung menyambut kita semua, yang dengan gembira menghujaninya dengan ucapan selamat dan ciuman mesra. Kemudian dia menunjuk ke istrinya yang lagi ketawa cekikikan sambil geleng-geleng kepala karena ternyata bisa-bisanya bohongin dia di hari ulang tahunnya.
Acara dilanjutkan dengan makan siang yang nyam-nyam banget, sambil ngobrol-ngobrol ngalor ngidul, mulai dari soal pekerjaan, soal cucu-cucu (alias keponakan-keponakan saya) yang mulai bisa ngoceh dan jalan. Tante saya (istri dari Oom dokter) cerita, pas tanggal 29-nya, si Oom bilang,”Duh, sepi banget ya ulang tahun kok gini-gini aja”. Lalu Tante jawab,”Tenang aja, nanti juga rame kok.” Tapi si Oom ngga nyadar kalau bakal disurprisein. Lalu tanggal 30 pagi, si Tante udah sempet kasih hint-hint, ”Mau makan enak nggak ? Nanti siang kita makan enak yah.” Tetep aja si Oom masih ngga nyadar. Makanya begitu pas kita semua udah ngumpul, si Oom mencoba menghubungkan clue-clue tersebut dan akhirnya sadar kalau hint-hintnya sebetulnya sudah ada, tetapi dia betul-betul tidak menyangka.
Pas acara potong kue, bukan hanya Oom saja yang surprise, tetapi Mama juga ikutan surprise. Maklum, photonya itu betul-betul dicetak di atas lempengan coklat dan hasilnya bagus banget (promosi gratis untuk Dapur Cokelat nih...). Oom saya sampai penasaran, lantas digesek-gesek photonya pakai jari, sambil berkomentar, ”Tuh liat, ganteng nggak gue pas masih muda?” Lilin ulang tahunnya ada 2 set, umur 65 untuk Oom dan umur 51 untuk Mama. Pas potong kue, diulangi lagi posisi seperti 34 tahun lalu, mereka potong kue bersama-sama, hanya saja kali ini, dua-duanya sudah mulai keriput dan badannya sudah tidak selangsing dulu lagi, namun rasa persaudaraan tidak pernah lekang, walaupun dibatasi oleh jarak dan waktu. (Oom, you’re still handsome, and Mom, you’re still pretty as always!)
Sekitar pukul 4 sore, kita semua siap-siap untuk pulang. Seperti biasa, semua orang mendapatkan “Jatah Preman”(istilah di kantor saya untuk makanan sisa acara). Setiap orang pasti bawa kantongan yang isinya sayur, satu loyang brownies, dan kue ulang tahun. Semua pulang dengan senyuman, dengan hati senang karena kejutan yang direncanakan berhasil dengan manis. Pukul 4.30 sore, Selamat Tinggal, Purwakarta!
Momen-momen selama kumpul kita abadikan, dengan foto, dan juga dengan video, untuk dijadikan kenangan, dan memberikan harapan, supaya seluruh anak cucu di masa yang akan datang, bisa tetap akrab seperti saat ini, AMIN!
waaaaaaa gua jadi ikut terharu. seneng banget ya oom dokter dapet surprise party.
ReplyDeleteseru banget pastinya.. mulai dari persiapan sampe acaranya ya ny!!! hebat dehh bisa kompak semua gituuuuu... :)