Nggak Berperasaan
Maaf kalau misalnya dengan tulisan ini ada yang menganggap saya rasis. Saya hanya mau cerita pengalaman saya kemarin yang betul betul membuat hati saya miris dan dongkol.
Kemarin pagi, karena saya tidak bertugas di client, saya memilih untuk naik bus kota. Pas saya masuk, semua kursi yang bagian depan alias untuk orang tua dan orang cacat sudah diduduki oleh anak anak muda kulit hitam yang bergaya hip hop. Di kota saya ini, populasi orang berkulit hitam memang banyak sekali, dan mereka itu gayanya minta ampun. Pakai bling2 banyak banget, lalu pasti di telinganya ada headphone untuk walkman atau ipod. Yang cewek2, pasti lengkap dengan cellphonenya dan berbicara dengan keras. Saat itu bus betul betul penuh, jadi saya hanya berdiri saja sambil pegangan tiang.
Di stop-an selanjutnya, masuklah seorang nenek nenek tua renta. Tubuhnya bungkuk, berjalan saja susah. Dia membawa dua kantong belanjaan. Tak ada satupun dari anak anak itu yang memberikan kursinya kepada si nenek. Si nenek sampai badannya oleng oleng sambil berpegangan tiang. Anak-anak muda yang berbadan sehat itu, berlagak nggak melihat, malah membuang muka mereka. Sampai akhirnya, si nenek itu ngomong dengan salah satu dari mereka, seorang anak muda laki laki, umurnya mungkin sekitar 17 tahun. Si nenek memohon supaya dia bisa duduk di kursi itu. Si anak lelaki itu langsung melengoskan wajahnya dan berlagak tidak mendengar. Padahal di atas kepalanya ada tulisan besar besar "Adalah hukum federal bahwa kursi di bagian depan ini dikosongkan untuk orang tua dan orang cacat".
Saat itu saya sedihnya bukan main. Saya rasanya kepingin sekali marah. Tapi kalau saya menegur mereka, saya pasti bakalan dikeroyok karena jumlah mereka jauh lebih banyak, dan badan mereka besar2. Akhirnya ada satu orang yang duduk di kursi belakang yang akan turun. Begitu kursinya kosong, langsung saya pegangi kursinya, dan saya panggil si nenek tadi untuk duduk di kursi itu. Pelan pelan dia jalan ke belakang sambil saya pegangi. Begitu duduk, dia berucap terima kasih tak henti henti. Rasanya air mata ini sudah mau turun. Betapa kejamnya anak anak muda tersebut.
Yang saya heran adalah, kelompok orang hitam di sini betul betul parah sekali. Setiap hari ada saja peristiwa penembakan. Beberapa bulan lalu, terjadi penembakan di dalam bus yang menyebabkan tiga orang meninggal di daerah orang hitam. Waktu itu seorang bayi meninggal terkena peluru nyasar yang ditembakkan oleh anak remaja. Sebulan yang lalu, seorang petugas delivery sandwich ditembak mati oleh sang pembeli yang kebetulan orang hitam, hanya karena si pembeli itu tak punya uang untuk bayar sandwichnya.
Kacaunya, setiap kali mereka protes kepada negara, katanya mereka miskin karena pemerintah tidak adil, tidak memberikan pendidikan yang cukup dan lain lainnya. Padahal kalau saya lihat, merekanya sendiri juga tidak mau berusaha untuk jadi lebih baik. Masih muda2 sudah pada hamil di luar nikah dan punya anak. Anak anaknya tidak diurus sampai jadi berandalan dan maling. Siapa yang bisa disalahkan ya ? Komunitasnya yang menelantarkan mereka ? Ataukah mereka memang yang memisahkan diri ?
Kemarin pagi, karena saya tidak bertugas di client, saya memilih untuk naik bus kota. Pas saya masuk, semua kursi yang bagian depan alias untuk orang tua dan orang cacat sudah diduduki oleh anak anak muda kulit hitam yang bergaya hip hop. Di kota saya ini, populasi orang berkulit hitam memang banyak sekali, dan mereka itu gayanya minta ampun. Pakai bling2 banyak banget, lalu pasti di telinganya ada headphone untuk walkman atau ipod. Yang cewek2, pasti lengkap dengan cellphonenya dan berbicara dengan keras. Saat itu bus betul betul penuh, jadi saya hanya berdiri saja sambil pegangan tiang.
Di stop-an selanjutnya, masuklah seorang nenek nenek tua renta. Tubuhnya bungkuk, berjalan saja susah. Dia membawa dua kantong belanjaan. Tak ada satupun dari anak anak itu yang memberikan kursinya kepada si nenek. Si nenek sampai badannya oleng oleng sambil berpegangan tiang. Anak-anak muda yang berbadan sehat itu, berlagak nggak melihat, malah membuang muka mereka. Sampai akhirnya, si nenek itu ngomong dengan salah satu dari mereka, seorang anak muda laki laki, umurnya mungkin sekitar 17 tahun. Si nenek memohon supaya dia bisa duduk di kursi itu. Si anak lelaki itu langsung melengoskan wajahnya dan berlagak tidak mendengar. Padahal di atas kepalanya ada tulisan besar besar "Adalah hukum federal bahwa kursi di bagian depan ini dikosongkan untuk orang tua dan orang cacat".
Saat itu saya sedihnya bukan main. Saya rasanya kepingin sekali marah. Tapi kalau saya menegur mereka, saya pasti bakalan dikeroyok karena jumlah mereka jauh lebih banyak, dan badan mereka besar2. Akhirnya ada satu orang yang duduk di kursi belakang yang akan turun. Begitu kursinya kosong, langsung saya pegangi kursinya, dan saya panggil si nenek tadi untuk duduk di kursi itu. Pelan pelan dia jalan ke belakang sambil saya pegangi. Begitu duduk, dia berucap terima kasih tak henti henti. Rasanya air mata ini sudah mau turun. Betapa kejamnya anak anak muda tersebut.
Yang saya heran adalah, kelompok orang hitam di sini betul betul parah sekali. Setiap hari ada saja peristiwa penembakan. Beberapa bulan lalu, terjadi penembakan di dalam bus yang menyebabkan tiga orang meninggal di daerah orang hitam. Waktu itu seorang bayi meninggal terkena peluru nyasar yang ditembakkan oleh anak remaja. Sebulan yang lalu, seorang petugas delivery sandwich ditembak mati oleh sang pembeli yang kebetulan orang hitam, hanya karena si pembeli itu tak punya uang untuk bayar sandwichnya.
Kacaunya, setiap kali mereka protes kepada negara, katanya mereka miskin karena pemerintah tidak adil, tidak memberikan pendidikan yang cukup dan lain lainnya. Padahal kalau saya lihat, merekanya sendiri juga tidak mau berusaha untuk jadi lebih baik. Masih muda2 sudah pada hamil di luar nikah dan punya anak. Anak anaknya tidak diurus sampai jadi berandalan dan maling. Siapa yang bisa disalahkan ya ? Komunitasnya yang menelantarkan mereka ? Ataukah mereka memang yang memisahkan diri ?
ya ampun, kacau banget ya. Yah kalo ada opini yang negative tentang mereka ya no wonder lah bu.. orang merekanya sendiri yang bikin ulah hingga banyak orang mencap mereka seperti itu. They show no respect banget yah sama nenek2 itu. Kasian. untung kamu bisa bantu bu..
ReplyDeleteselama ini yg selalu disalahkan orang kulit putih. diskriminasilah..padahal semua juga tau reputasinya para niger itu oooppss
ReplyDeletericky bilang aku rasis terhadap black. soale gf dia black. aku bilang aja racist is my middle name
ihhhh, emang ngga berperasaan. ngga ada perikemanusiaan banget. dibanding nenek2 itu, mereka sih bisa berdiri berjam2. udah jelas2 tertulis dibus itu, supaya mendahulukan orang cacat dan nenek2. bener kata diyan, wajar sih kalo opini orang negative, mereka yang cari masalah duluan sih ... huh.
ReplyDeleteWe're only 1 hour drive away and look how different things are. For your information, your city Non, is rated as one of the most segregated cities across the nation. In my town (and your town, just a few years ago), malah orang item yang bakal dikeroyok (coz they're quite a minority). I guess this also depends on the size of the city and the education level african americans have.
ReplyDeleteAnyways that goes back to the dark ages of American history and slavery; they were treat as non-humane, Non (jadi inget Soc 134). There are pretty many reasons why they are what they are now (bukan artinya gw memihak mereka), but just don't stereotype. There are outstanding african americans out there. Coz we're minorities too, and we know (by experience) that the majority also have all the power to act just the way they want.