Kehilangan
Hari ini teman baik saya di kota ini kehilangan ayahnya tercinta. Peristiwanya mirip sekali dengan saat saya ditinggalkan oleh papa hampir 5.5 tahun yang lalu. Ayahnya terkena stroke mendadak, dan setengah jam kemudian meninggalkan dunia ini untuk selamanya.
Walaupun saya pernah merasakan hal yang sama, saya tetap merasa miris dan sedih. Apalagi teman saya ini sudah membayangkan kalau menikah nanti ingin diwalikan oleh ayahnya.
Saya bangun jam 3.30 pagi oleh dering telepon dan mendengar isak tangisnya. Saya tak bisa melakukan apa apa, hanya bisa berdoa dan membantu dia untuk mencari tiket darurat untuk dia, kakak, dan adiknya. Puji Tuhan, setelah berjuang selama 9 jam dengan berbagai penolakan dari beberapa travel agents, tiga tiket pulang akhirnya ditangan.
Hari ini, saya menjumpai teman saya yang rapuh, berusaha untuk terus tegar dan tidak menangis. Tapi saya tak tau apa yang akan terjadi saat dia bertemu dengan jenasah ayahnya Kamis sore nanti.
Kita tidak akan pernah tau, kapan Tuhan akan mengambil jiwa dari raga kita. Harta jadi tak berarti, popularitas menjadi barang semu.
Agak ironis kalau saya berkata mungkin ini adalah jalan yang terbaik. Tuhan tidak membuat dia menderita berkepanjangan, dan langsung menjemput dia dan merangkulnya dengan cinta.
Selamat jalan, Pak ! Saya tau, istri, anak-anak, keluarga, dan teman2 Bapak begitu mencintai bapak, dan tak akan putus mendoakan Bapak.
Walaupun saya pernah merasakan hal yang sama, saya tetap merasa miris dan sedih. Apalagi teman saya ini sudah membayangkan kalau menikah nanti ingin diwalikan oleh ayahnya.
Saya bangun jam 3.30 pagi oleh dering telepon dan mendengar isak tangisnya. Saya tak bisa melakukan apa apa, hanya bisa berdoa dan membantu dia untuk mencari tiket darurat untuk dia, kakak, dan adiknya. Puji Tuhan, setelah berjuang selama 9 jam dengan berbagai penolakan dari beberapa travel agents, tiga tiket pulang akhirnya ditangan.
Hari ini, saya menjumpai teman saya yang rapuh, berusaha untuk terus tegar dan tidak menangis. Tapi saya tak tau apa yang akan terjadi saat dia bertemu dengan jenasah ayahnya Kamis sore nanti.
Kita tidak akan pernah tau, kapan Tuhan akan mengambil jiwa dari raga kita. Harta jadi tak berarti, popularitas menjadi barang semu.
Agak ironis kalau saya berkata mungkin ini adalah jalan yang terbaik. Tuhan tidak membuat dia menderita berkepanjangan, dan langsung menjemput dia dan merangkulnya dengan cinta.
Selamat jalan, Pak ! Saya tau, istri, anak-anak, keluarga, dan teman2 Bapak begitu mencintai bapak, dan tak akan putus mendoakan Bapak.
ikut berduka cita buat temenmu, Ni...moga tabah yach.
ReplyDeleteTurut berduka cita buat teman dikau, semoga diberikan kekuatan serta penghiburan untuk melalui semuanya ini :)
ReplyDeleteturut berduka cita ya, say....bokapku juga karena stroke. cuma, gak keburu kalo nunguin aku datang.
ReplyDeletemendadak banget ya
turut berduka cita atas meninggalnya papa temen kamu. Semoga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. aku jadi inget papa deh. Papa tuh udah overweight, darah tinggi, kolestrolnya tinggi banget.. kayanya harus baca2 tentang stroke dan pencegahan serta first aid-nya nih...
ReplyDeleteIt strikes me right in the spot. Believe it or not, I'm so very sad for your friend... Condolences for your friend, Non...
ReplyDelete