Saya ini nggak pinter kalau suruh bikin kisah romantis yang bikin orang yang baca jadi terharu, menitikkan air mata, kemudian bilang, "So sweeeettt...." Hihihi... jadi postingan ini nggak akan mengharu biru deh. Soooo let's start!!
Soal Tidur
Waktu pas habis nikah, yang saya paling nggak tahan dari suami itu adalah, ngoroknya! Seumur hidup, di keluarga inti saya itu gak ada orang yang ngorok. Jadi pertama bener-bener bobok bareng, kemudian denger ngorokan membahana, saya cuma bisa bengong. Awalnya saya masih suka poke poke alias colok-colok aja itu badannya suami, sampai akhirnya mulai dengan towel, dorong, tendang, dan pada akhirnya, frekuensi bangun saya kalau malam sudah dapat dilatih dengan signifikan. Alah bisa karena biasa, katanya, dan itu bener banget! Tapi sebenernya ada lagi trik yang lebih ampuh yaitu: SAYA TIDUR AJE DULUAN! Hihihi...
Soal Makan
Kalau ditanya apa makanan favorit suami, saya pasti bakalan langsung bilang: BAKMI. Alangkah tersiksanya dia pas "kepaksa" pindah sementara ke Jakarta Timur demi nemenin mama saya (ps: rumah yang kita beli akhirnya dikontrakin dulu sebelum rencana renovasi, daripada kosyong). Setiap hari keluhannya dia, "Payah, di daerah sini nggak ada tukang bakmi enak". Jadilah pas awal pernikahan, tiap kali waktu kunjungan mertua, sebelum sampe rumah mertua, kita seringkali mampir di Bakmi Alok. Namun kemudian, saya menyadari, kalau kecintaannya dia terhadap bakmi itu lama-lama udah menurun juga kok. Doyan banget masih tetap, tapi seenggaknya sudah nggak fanatik lagi hihi. Nah, kalo abis ini kita pindah lagi ke Jakarta Barat, saya cuma berharap, dia nggak keseringan makan bakmi, karena istrinya bisa ketularan gembrot (padahal sekarang juga gembrot).
Kesukaannya yang kedua adalah: AYAM! Jadi kalau ke Japanese restaurant, pesenan langganan dia itu: Chicken katsudon. Pokoknya gampang banget deh kasih suami saya makan. Asal ada ayam, slamet! Jadi, kalo udah ga ada makanan di rumah, sangat sederhana bikin dia seneng... gorengin aja CHICKEN NUGGET! hahahahaha *istri pemalas*.
Soal Penyesuaian
Katanya, tahun pertama perkawinan itu, banyak brantemnya. Soalnya, banyak penyesuaian sana sini, yang katanya kadang bikin yang wanita suka kayak PMS tiap hari setelah masa bulan madu itu berlalu. Surprisingly, itu nggak terjadi sama kita. Saya dan suami itu, jarang banget brantem, apalagi yang sampai besar. Ngambek-ngambek dikit, ditowel juga langsung beres. Tapi apakah berarti selama setahun ini bisa dikategorikan sebagai adem? Jawabannya adalah: NGGAK hahahaha. Di saat orang-orang mengkhawatirkan soal brantem dengan pasangan, yang kita hadapi malah: kesensitifan mama saya yang naiknya nggak kira-kira! Hihihihi...
Sejak papa saya nggak ada 11.5 tahun lalu, otomatis saya yang anak pertama ini jadi seperti "kepala keluarga". Dan sepertinya, mama saya ini, agak rela ngga rela menerima fakta, kalau anaknya sudah menikah. Nampaknya dia belum terlalu siap kalau saya ini sudah harus membagi cinta saya dengan orang lain yang bukan keluarga sendiri. Menurut mama saya, biar gimana suami itu "orang lain". Beneran loh, susah banget menanamkan, kalau suami saya itu adalah keluarga juga. Yah, itulah namanya seorang ibu sama anak perempuannya. Mungkin saking sayangnya, atau saking possesif-nya kah? *Semoga pas saya pindahan, saya gak dikasih tali atau ditanamin chips buat tracking deh, hahaha*
Soal Jaim
TIDAK ADA DI DALAM KAMUS KITA! Kentut ya kentut, nyuruh ya nyuruh, males ya males, rajin ya rajin. Itu dia yang kadang bikin mama saya terheran-heran, soalnya dia itu dulu udah kayak Stepford Wife hahaha. Suami pulang, ranjang udah super rapih jali gak boleh disentuh, makanan sudah tersedia dari ujung ke ujung. Apalagi tipe mama saya itu, kalau pagi papa saya bangun, itu sarapan, kopi, dan kue-kue sudah tersedia, lengkap dengan koran pagi. Wuihhhh....
Sementara anak perempuannya ini, kalo lagi capek, suami pulang ya, nggak usah harus disambut gegap gempita (pake tari pendet). Kalo istri nyuci, suami jemur, ya itu biasa banget, suami setrika baju sendiri juga gak masyalah. Ya bukan berarti dengan demikian saya jadi istri yang cuek yah. Justru kami ngerasa, this is our style. Memahami kadar lelah dan letih satu sama lain, suami mau main game, ya silakan aja. (tapi AWAS NANTI KALO GA BANTU NGURUSIN ANAK!! *diancam pake silet*) Maybe our style is different than others, but it's our way, dan yang pasti: kita bahagia, dan kita ngga nyusahin orang.
Jadi kesimpulan setahun pertama ini, apaan dong?
Seperti saya pernah mentioned sebelumnya, my first year of marriage life is like a roller coaster ride. Kadang naik, kadang turun, kadang muter, kadang spiral. Tapi yang pasti, seru dan menyenangkan, and it feels very short! (hayo, mana ada naik roller coaster sampai 1 jam? haha). Dan yang namanya naik roller coaster itu, pasti ada fear alias rasa takut walaupun sedikit. Ya, itulah yang namanya menikah. In the end, Tuhanlah yang kasih kita kekuatan untuk menjalankan hari-hari kita. Sama aja kalau naik roller coaster, pas lagi tegang, kita juga bergumam "oh my God, oh my God..." hihihi.
Yang kita rasakan juga adalah berkat yang luar biasa berlimpahnya, bukan hanya soal materi yang sampai saat ini dicukupkan, namun yang istimewa adalah soal kepercayaan yang diberikan oleh Tuhan pada kita berupa seorang anak. Jadi rasanya?
Rasanya: LENGKAP.
Eh, kok pose kita ngga mesra banget yah hahahaha... |
PS: buat yang kepingin tau kita ngapain aja untuk ngerayain anniversary: mulai Jumat, 16 November 2012, kita nginep 2 malam di Ritz Carlton (tempat kita nikah dulu), terus dinner membabi di Amigos, Bellagio. Sabtu: family lunch di Dapur Babah Elite, ngupi2 bareng di Bakoel Koffie, another dinner di Trattoria. Minggu: ditutup dengan hujan dan agak kebanjiran on the way home.