Semua orang pasti pernah mengalami yang namanya gatel-gatel tak tertahankan, yang bisa bikin kelojotan, gak bisa konsentrasi dan pada akhirnya, hanya bisa berpasrah diri, karena terkadang tidak diketahui penyebabnya. Kali ini, saya ceritakan beberapa kisah gatal-gatal yang lumayan seru.
1. Ini terjadi saat usia saya sekitar tujuh tahun... kelas 2 SD gitu hehhe (pas lagi imut2nya gak kayak sekarang). Oom saya yang kolektor whisky, memang seringkali menggunakan saya sebagai kelinci percobaan. Biasanya sih, saya baik-baik saja tuh minum whisky dicampur Coke atau Sprite. (Hehe, hebat ya... anak kecil minum whisky...). Kali ini ada menu baru, katanya whiskynya sih sudah berusia puluhan tahun, dan dibawain sama temannya dari Inggris. Jadi seperti biasa, dimulailah acara minum whisky gembira... campur sana sini...tiba2.. Dhoeng... badan saya biduran.. , bentol gede-gede dan seperti ngeblock... jadilah si oom dan tante panik, telepon mama saya di rumah suruh jemput anaknya... Dan pas sampe rumah, ternyata obatnya adalah dimandikan alias di washlap dengan arak tape yang direbus...doh ! Jadi deh, di atas ranjang, malem-malem, anget gitu... Sejak saat itu, no more whiskey.
2. Saat itu, seingat saya, saya kelas 4 SD, yah kira-kira umur 9 tahun lah. Suatu hari, di kedua belah paha saya, muncul gatal-gatal yang tak terkira, ditambah lagi bintik-bintik bentolan yang gatal luar biasa. Munculnya itu bukan di satu sisi, tapi di dua-duanya, dan pas duduk, guatalnya tambah kerasa. Mungkin karena kalau duduk kan ada tekanan ya. Ampun deh... sampai gak bisa konsentrasi belajar di sekolah. Akhirnya, terpaksa bawa bantal hias yang di sofa2 itu, dipakai buat tatakan duduk di kursi sekolah yang terbuat dari kayu. Diledekin terus sama temen-temen karena setiap hari bawa bantal...huks (anak kecil dari jaman dulu aja udah seneng tertawa di atas penderitaan orang lain...dasar !) Dan setelah diteliti, kayaknya saya kegigit tungau-tungau nakal yang ada di jok mobil jemputan. Mobilnya sih udah tua banget deh, dan joknya itu..juoroookkkk...
3. Kali ini saat saya berusia 10 tahun. Pas ultah mama, habis potong2 kue di rumah, kita sepakat makan di restaurant Yakiniku/ Shabu-shabu yang ngetop saat itu berinisial H. Pas makan sih kita melihat, restonya gak terlalu ramai. Tapi kita masih tetap semangat, maklumlah, all you can eat hehehe... gak boleh rugi dong. Pas malam-malam sampai di rumah... muncullah blok blokan yang lokasinya itu di telapak tangan, dan di telapak kaki. Yang di telapak kaki itu, udah uncontrollable gatelnya. Amit2. Pertamanya sih blok-blokan aja...tapi besoknya, tiba2 mulai muncul air di dalam bentol2 bloknya itu. Menggelikan...jadi bentuknya seperti kantung2 berisi air dan gatalnya gak kira2. Akhirnya sembuhnya pakai obat alergi minum. Duh, kita jadi berkesimpulan, kalau di restaurant itu, dagingnya sudah tidak segar lagi, karena saya memang tidak pernah terkena gatal-gatal karena alergi.
4. Gatal-gatal selanjutnya, terjadi di masa kerja di Amerika. Doh... bukannya Amerika itu mestinya bersih ya ? Gara-gara ikut-ikutan kompak dengan teman-teman untuk menginap di hotel murah pada saat kunjungan ke Indiana untuk pertandingan sepakbola, badan saja jadi korban. Emang sih untuk ukuran di Amerika, dealnya bagus banget. Cuma 45 USD/ malam. Pas bangun pagi-pagi, seluruh badan saya bentol, dan yang terparah, di wajahpun bengkak2 dan hancur lebur penuh dengan titik2 bentolan. Mau cari klinik, ternyata hari Sabtu itu banyakan klinik tutup. Akhirnya ketemu juga klinik kecil yang buka hari itu. Ternyata kesimpulan dokternya lucu banget, "Leony, you're alergic to cheap detergent". Yeah! Jadi ceritanya, si hotel itu pakai detergent murah untuk mencuci perlengkapan hotelnya. Makanya, sejak saat itu, kalau mau nginap di chain hotel itu, mikir dulu sejuta kali. Dan syukurnya, sampai saya balik lagi ke Indonesia belum pernah lagi nginep di hotel itu. Hati-hati, ada harga ada rupa !! (berlaku untuk segala hal).
5. Yang ini kejadian lumayan parah, sampai menyebabkan saya harus off dari kantor. Lagi-lagi gara-gara nemenin anak-anak cowok untuk main bola di dekat danau di Milwaukee, paha saya digigit serangga. Dan bukan main serangga yang satu ini hebatnya. Dari satu titik gigitannya, bengkaknya seperti 1/2 buah apel ! Sehingga saat saya memakai celana panjang, kelihatan sekali benjolannya. Akhirnya berobat lagi ke klinik, dan seperti kebiasaan di sana, kalau masuk klinik kan harus buka baju total sampai dokternya tiba. Jadi dokter itu gak tau kalau saya sebenarnya mengambil off setengah hari dari kantor. Pas setelah saya berpakaian kembali dan memakai suit lengkap, dia kaget, dan bilang,"Sorry, you're so young, I thought you're still in highschool or university." Hihi...mayan, abis periksa bengkak, dipuji puji hihihi...senang...(eh nggak ding, soalnya bengkaknya parah...). Yang ini dikasih obatnya obat minum. Berangsur-angsur, sembuh deh !
6. Nah, kejadian yang terakhir ini, baru terjadi beberapa hari yang lalu. Jadi ceritanya, karena rumah saya yang lama sedang direnovasi total, saya pindah ke rumah pinjaman milik oom saya, yang kondisinya lumayan mengenaskan (cenderung parah), tetapi lokasinya dekat dengan rumah lama. Pas beberapa hari pertama di rumah itu, setiap malam saya perang melawan nyamuk. Karena saya tidak tahan bau obat pembasmi serangga (bahkan yang electric sekalipun), saya melawan nyamuk dengan memakai balsem cap Macan (Tiger Balm). Dari mulai digunakan untuk mengobati bentol-bentol, sampai akhirnya saya pakai untuk membaluri seluruh tubuh hahahah (abisnya hebat banget nyamuknya, bisa nembus).
Tapi akhir2nya, saya curiga, kenapa ya, kok dada saya bisa ada bentol, lalu di paha bagian dalam ada empat bentol, di dekat ketiak juga penuh bentol, dan di pinggul juga ada bentol besar-besar. Bukankah nyamuk sangat sulit untuk mencapai daerah tersebut ? Selidik punya selidik, ternyata eh ternyata, gatal-gatal saya disebabkan oleh RAYAP !!! yak! Ternyata jendela di dekat ranjang saya itu, kayunya digerogoti rayap, dan rayapnya juga numpang bobo di ranjang saya.... OH NO ! Dan syukurlah, sekarang rayap2 tersebut sudah dibasmi, kusen kayu sudah disemen, dan marilah kita berdoa semoga rayapnya tidak kembali lagi....
*duh, sambil nulis point nomer 6 tadi, saya masih merinding....*